Sukses

USD Bantai Rupiah Hari Ini, Tengok Ramalan untuk Jumat 15 November 2024

USD menguat setelah data inflasi AS yang kuat memicu ketidakpastian atas pemotongan suku bunga Federal Reserve, sementara investor menunggu lebih banyak langkah stimulus di Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Kamis, 14 November 2024. Pelemahan rupiah ini setelah rilis data inflasi AS yang kuat sehingga memicu ketidakpastian penurunan suku bunga Bank Sentral AS. 

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 78 poin terhadap Dolar Amerika Serikat (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 110 poin di level Rp 15.862 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.784.

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.850 - Rp 15.950,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Kamis (14/11/2024).

USD menguat setelah data inflasi AS yang kuat memicu ketidakpastian atas pemotongan suku bunga Federal Reserve, sementara investor menunggu lebih banyak langkah stimulus di Tiongkok.

Namun, data inflasi terbaru AS sesuai dengan ekspektasi untuk Oktober 2024, tetapi masih menunjukkan inflasi tetap kuat.

“Sementara pembacaan tersebut masih memacu taruhan pada pemotongan suku bunga Desember oleh Federal Reserve, prospek suku bunga jangka panjang menjadi lebih tidak pasti, terutama dalam menghadapi kebijakan yang berpotensi inflasi di bawah Trump,” papar Ibrahim.

Saat ini, pasar tengah menanti pidato Ketua Fed Jerome Powell untuk isyarat lebih lanjut terkait kebijakan moneter.

Sebelumnya, The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Bank Sentral AS itu menegaskan kembali pendekatannya yang didorong data untuk pelonggaran di masa mendatang.

 

2 dari 2 halaman

Kebijakan Fiskal Beijing

Ibrahim melihat, pasar lokal menanggung beberapa kerugian setelah putaran terakhir langkah-langkah fiskal Beijing sebagian besar mengecewakan, dengan investor menunggu langkah-langkah yang lebih terarah yang ditujukan untuk mendukung belanja swasta dan pasar properti.

“Bank Rakyat Tiongkok diperkirakan akan memutuskan suku bunga acuan pinjamannya minggu depan, meskipun analis tidak yakin atas pemotongan lebih lanjut, setelah PBOC memangkas suku bunga lebih dari yang diharapkan pada bulan Oktober,” bebernya.

Ia melanjutkan, Beijing diperkirakan akan menguraikan lebih banyak langkah stimulus selama dua pertemuan politik utama pada bulan Desember.