Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell mengungkapkan bahwa Fed tak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuan. Kinerja ekonomi AS yang kuat memungkinkan para pembuat kebijakan untuk mengambil waktu dalam memutuskan seberapa jauh dan seberapa cepat menurunkan suku bunga.
"Perekonomian tidak mengirimkan sinyal apa pun bahwa kita perlu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga," kata Powell dalam pidatonya kepada para pemimpin bisnis di Dallas, dikutip dari CNBC International, Jumat (15/11/2024).
Baca Juga
"Kekuatan yang kita lihat saat ini dalam perekonomian memberi kita kemampuan untuk mendekati keputusan kita dengan hati-hati,” ungkapnya.
Advertisement
Pemimpin bank sentral AS itu menyebut pertumbuhan domestik sejauh ini yang terbaik dari semua ekonomi utama di dunia.
Secara khusus, ia mengatakan pasar tenaga kerja AS bertahan dengan baik meskipun pertumbuhan pekerjaan yang mengecewakan pada bulan Oktober yang sebagian besar ia kaitkan dengan kerusakan akibat badai dan pemogokan buruh.
Namun, data inflasi AS pekan ini menunjukkan sedikit peningkatan pada harga konsumen dan produsen, dengan suku bunga 12 bulan semakin menjauh dari mandat The Fed.
Tetapi kedua indeks tersebut mengindikasikan inflasi sejajar dengan ukuran The Fed sebesar 2,3% pada bulan Oktober, atau 2,8% tidak termasuk makanan dan energi.
"Inflasi berjalan jauh lebih dekat ke target jangka panjang kami sebesar 2 persen, tetapi belum mencapainya. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut," jelas Powell.
Menavigasi Risiko
Pernyataan Powell muncul sepekan setelah Komite Pasar Terbuka Federal menurunkan suku bunga pinjaman acuan bank sentral AD sebesar seperempat poin persentase, mendorongnya turun ke kisaran antara 4,5% dan 4,75%.
“Kami yakin bahwa dengan kalibrasi ulang yang tepat atas sikap kebijakan kami, kekuatan dalam ekonomi dan pasar tenaga kerja dapat dipertahankan, dengan inflasi bergerak turun secara berkelanjutan hingga 2 persen,” katanya.
“Kami mengubah kebijakan dari waktu ke waktu ke pengaturan yang lebih netral. Namun, jalan untuk mencapainya belum ditetapkan sebelumnya,” imbuhnya.
Selain itu, Powell menambahkan bahwa kalkulasi untuk mengubah ke tingkat netral akan sulit.
“Kami sedang menavigasi antara … risiko bahwa kami bergerak terlalu cepat dan risiko bahwa kami bergerak terlalu lambat. Kami ingin berada di tengah dan melakukannya dengan tepat sehingga kami memberikan dukungan bagi pasar tenaga kerja tetapi juga membantu memungkinkan inflasi turun,” bebernya.
“Jadi, bergerak sedikit lebih lambat, jika data memungkinkan kami bergerak sedikit lebih lambat, itu tampaknya merupakan hal yang cerdas untuk dilakukan,” tambah Powell.
Advertisement