Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan memastikan stok beras cukup untuk Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Harga bahan pokok pun disebut masih dalam kondisi stabil.
Hal ini diungkap Zulkifli Hasan saat meninjau Pasar Natar, Lampung Selatan. Menurutnya, cadangan beras yang dikuasai pemerintah cukup menghadapi hari besar nasional.
Baca Juga
"Aman (stok beras untuk Nataru)," kata Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (16/11/2024).
Advertisement
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan stok beras cukup. Untuk itu dia meminta masyarakat untuk tidak khawatir terkait stok pangan menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Stok beras nggak usah khawatir ada 2 juta jadi aman stok Natal dan Tahun Baru. Pakan makan cukup," tutur Zulkifli Hasan.
Pada saat yang sama, dia memastikan saat ini harga-harga kebutuhan bahan pokok masih cenderung stabil.
"Sementara harga masih stabil," tutup Zulkifli Hasan.
Pangkas Aturan Pupuk Subsidi
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengungkap pemangkasan alur regulasi bagi pupuk subsidi. Mulai tahun depan, para petani tak perlu lagi menunggu surat keputusan kepala daerah.
Harapannya, Peraturan Presiden (Perpres) soal pupuk subsidi bisa rampung dalam waktu dekat. Dengan begitu, aturan baru yang mempermudah petani bisa berlaku mulai 2025.
“Kita pangkas semua. Mudah-mudahan nanti Januari Perpres-nya keluar. Maka pupuk nanti tidak perlu proses lagi, petani ngajukan dulu, persetujuan Camat, persetujuan Bupati, persetujuan Gubernur, persetujuan Menteri Perdagangan, persetujuan Menteri Pertanian, persetujuan Menteri Keuangan, rumit,” ujar Zulkifli dalam keterangannya, Sabtu (16/11/2024).
Advertisement
Distribusi Langsung ke Petani
Dia menyebut Perpres tersebut nantinya akan mengatur distribusi pupuk dari produsen langsung ke gabungan kelompok petani (Gapoktan). Adapun kuota pupuknya diatur oleh Kementerian Pertanian.
“(Regulasi) pupuk kita pangkas. SK Kementan berapa yang diperlukan, langsung (dari) Pupuk Indonesia, langsung gapoktan, insyaallah,” tegas Zulhas.
Oleh karena itu, kata Zulkifli, jika ada ada keterlambatan distribusi pupuk ke petani, penelusurannya tak perlu berbelit. Hanya ada dua aspek yang terlibat, yakni produsen dan Gapoktan.
“Kalau ada yang salah, Gapoktan yang tanggung jawab ke petani. Kalau Gapoktan yang salah, tanggung jawab kepada manajer area. Kalau manajer yang salah baru Pupuk (Indonesia) yang tanggung jawab. Jadi sederhana, kita sederhanakan,” ujar Zulhas.