Sukses

Indikator Kinerja Utama OJK Kuartal III 2024 Sentuh 90,69%

OJK menyatakan, besarnya capaian IKU pada setiap triwulan ditentukan oleh jenis target IKU yang terdiri dari, pertama, IKU dengan target konstan yaitu, IKU dengan target capaian sebesar 100 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara menyampaikan, nilai Indikator Kinerja Utama (IKU) OJK pada triwulan III-2024 dibandingkan dengan target akhir tahun 2024 adalah 90,69 persen.

"Sementara itu apabila dibandingkan dengan target triwulan III-2024 capaian IKU OJK adalah sebesar 97,7 persen," kata Mirza dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (18/11/2024).

Mirza menuturkan, besarnya capaian Indikator Kinerja Utamapada setiap triwulan ditentukan oleh jenis target IKU yang terdiri dari, pertama, IKU dengan target konstan yaitu,  IKU dengan target capaian sebesar 100 persen sesuai target yang dihitung pada setiap triwulan.

"Sebagai contoh IKU triwulan I terkait dengan tingkat kesehatan industri jasa keuangan, salah satu subindikatornya adalah menjaga jumlah bank umum dengan tingkat permodalan di atas ketentuan, dengan target setiap triwulan sebesar 100 persen," ujarnya.

Adapun tujuannya, mendorong OJK melakukan pengawasan yang efektif, sehingga bank umum dapat mempertahankan tingkat permodalan yang optimal dan sesuai ketentuan pada setiap triwulan.

Kedua, IKU dengan taget bertahap (trajectory) yaitu, IKU ini memiliki target capaian sesuai dengan trajectory yang dihitung hingga akhir tahun. Sebagai contoh IKU 3.1 terkait dengan penyelesaian penyusunan ketentuan atau kebijakan prioritas OJK, serta riset yang mendukung ketentuan dan pengembangan IJK.

"IKU ini mengukur progress penyusunan pengaturan, sehingga setiap triwulan memiliki target yang berbeda, dan semakin meningkat," pungkasnya.

2 dari 4 halaman

Bos OJK: Kinerja Industri Jasa Keuangan Kuartal III-2024 Kondusif, Ini Buktinya

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar melaporkan, kinerja industri jasa keuangan pada kuartal III-2024 menunjukkan tren positif. Berbagai indikator mencerminkan kondisi yang kondusif di sektor ini.

Sepanjang tahun hingga akhir September 2024, penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp159,51 triliun. Di sisi lain, sektor perbankan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10,85 persen dengan total penyaluran mencapai Rp7.579 triliun.

"Sejalan dengan pertumbuhan kredit, penghimpunan dana pihak ketiga juga meningkat sebesar 7,04 persen menjadi Rp8.721 triliun," ujar Pimpinan OJK Mahendra dalam Rapat Kerja dengan DPR RI, Senin (18/11/2024).

Kinerja Sektor Non-Bank

Di sektor asuransi, penjaminan, dan dana pensiun (PPDP), kinerja menunjukkan peningkatan yang signifikan:

Premi asuransi komersial tumbuh 5,77 persen menjadi Rp245,42 triliun.

Dana pensiun mencatat kenaikan aset sebesar 10,1 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp1.500,06 triliun.

Perusahaan pembiayaan mencatat pertumbuhan piutang sebesar 9,39 persen yoy pada September 2024, dengan total mencapai Rp501,78 triliun.

Risiko dan Profil Keuangan Terjaga

Rasio risiko perusahaan pembiayaan tetap terkendali dengan Non-Performing Financing (NPF) gross di level 2,62 persen dan NPF net sebesar 0,81 persen. Gearing ratio turun menjadi 2,33 kali, menunjukkan efisiensi dan stabilitas yang lebih baik.

 

3 dari 4 halaman

Perkembangan Fintech dan Inovasi Keuangan

Pada sektor fintech peer-to-peer (P2P) lending, pembiayaan yang belum terbayar (outstanding) tumbuh 33,73 persen yoy hingga September 2024, mencapai Rp74,48 triliun. Risiko kredit macet (TWP90) tetap stabil di level 2,38 persen.

Sementara itu, inovasi teknologi di sektor keuangan terus berkembang. Hingga Oktober 2024, terdapat enam penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) yang terdaftar di OJK. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya bergerak di bidang credit scoring dan empat lainnya merupakan agregator.

"Enam penyelenggara ITSK ini telah bekerja sama dengan 217 mitra lembaga jasa keuangan untuk mendukung efisiensi dan inklusi keuangan," jelas Mahendra.

4 dari 4 halaman

OJK Gencar Edukasi Investasi mulai 2025, Ini Programnya

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan pihaknya akan memberi edukasi tentang investasi ke masyarakat pada 2025.

Pemberian edukasi itu akan dilakukan melalui skema Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan).

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, lembaga tersebut akan memberi materi pengajaran yang berbeda-beda tergantung di setiap daerah.

“Sektor perbankan dan sebagainya sudah. Program tahun depan fokus kepada investasi," kata Friderica, saat ditemui media di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (12/11/2024).

Peran OJK

Friderica, yang akrab disapa Kiki, mengatakan bahwa OJK tidak akan memaksakan pengajaran tentang investasi besar.

Maka dari itu, program edukasi itu akan dimulai dengan hal-hal yang relevan dengan masyarakat di masing-masing daerah.

"Enggak bisa di semua daerah kita ajarkan tentang investasi, tentang saham, misalnya. Kan kita bisa ajarkan, kalaupun mereka tertarik di pasar modal, bisa masuk reksadana dulu, saham, ataupun investasi emas," jelas dia.

Adapun wilayah yang menjadi bagian program Gencarkan tahun 2025 mendatang, yaitu Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Dengan menggandeng pelaku sektor jasa keuangan, gerakan sejauh ini mengelola 8.000 program dan sudah menjangkau 32 juta masyarakat Indonesia.