Sukses

Kisah Pendiri Napster Sean Parker, Berawal dari Peretas hingga Jadi Miliarder

Lahir di Herndon, Virginia, perjalanan pendiri Napster Sean Parker dimulai dengan peretasan. Berikut kisahnya.

Liputan6.com, Jakarta - Sean Parker, salah satu pendiri Napster dan presiden pertama Facebook (sekarang disebut Meta Platforms) kini telah mencapai kekayaan bersih sebesar USD 3 miliar atau sekitar Rp 47,54 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.848).

Kekayaan Sean Parker itu berdasarkan data Forbes. Sebagai seorang peretas di masa remaja hingga kini berhasil menjadi pengusaha dan miliarder, karier Sean Parker telah mencakup usaha teknologi revolusioner, filantropi, dan sumbangan politik.

"Tantangan terbesar Anda sebagai seorang pengusaha bukanlah menyembunyikan ide Anda dari orang lain atau merahasiakan ide Anda. Sebenarnya, meyakinkan orang lain bahwa Anda tidak gila dan Anda bisa melakukannya.” Sebuah kutipan yang menggambarkan pola pikir kewirausahaannya. Dilansir dari Benzinga pada Rabu (18/11/2024).

Dari Peretas hingga Napster

Lahir di Herndon, Virginia, perjalanan Parker dimulai dengan peretasan.Ketika berusia remaja dia telah berhasil membobol sistem universitas dan perusahaan Fortune 500, meskipun hal ini membawanya pada pengabdian masyarakat setelah penyelidikan FBI.

Pada usia 19 tahun, dia mendirikan Napster bersama Shawn Fanning pada 1999, Napster merupakan sebuah platform berbagi berkas yang merevolusi konsumsi musik. Meskipun akhirnya ditutup setelah gugatan hukum, Napster mengukuhkan reputasi Parker sebagai inovator teknologi.

Facebook dan Selanjutnya

Pada 2004, Parker bergabung dengan Facebook sebagai presiden pertamanya pada usia 24 tahun. Dia memegang peranan penting dalam mengamankan investasi awal dan membentuk arah platform tersebut. Kepemilikan awal Parker sebesar 4% di Facebook meroket nilainya setelah perusahaan melakukan IPO pada 2012, yang memperkuat posisi keuangannya.

Meskipun mengundurkan diri pada 2005 setelah penangkapan yang kontroversial, pengaruh Parker di Facebook tetap ada. Selain Facebook, Investasi Parker juga berperan penting dalam mempertahankan kekayaan. Pada 2010, dia menginvestasikan USD 15 juta dalam 5% saham di Spotify Inc. dan menjabat di dewan direksi hingga 2017.

Pada Juni 2024, dia memilih bergabung dengan Stability AI yaitu sebuah perusahaan AI generatif, sebagai ketua dewan eksekutif, yang menandakan keyakinannya yang berkelanjutan pada teknologi transformatif.

 

 

2 dari 5 halaman

Filantropi dan Dampak Politik

Sekarang Parker menyalurkan kekayaannya ke dalam filantropi dan politik. Pada 2015, dia meluncurkan Parker Foundation dengan USD 600 juta untuk mendukung ilmu hayati, kesehatan global, dan keterlibatan masyarakat.

Inisiatif penting termasuk Parker Institute for Cancer Immunotherapy dan pendanaan untuk penelitian alergi di Stanford. Secara politik, Parker telah menyumbangkan jutaan dolar kepada kandidat lintas partai dan memainkan peran penting dalam ketentuan Opportunity Zones dari Undang-Undang Pekerjaan 2017 untuk meningkatkan investasi di komunitas AS yang kurang mampu.

Gaya Hidup Mewah

Parker dikenal karena gaya hidupnya yang mewah, termasuk kepemilikan properti senilai lebih dari USD 100 juta, dan pernikahannya yang bertema Tolkien pada 2013, telah menghabiskan biaya sebesar USD 4,5 juta. Meskipun dia dikritik atas dampak ekologisnya, tetapi acara tersebut menggarisbawahi kegemarannya akan kemewahan.

Hollywood juga mengabadikan pengaruh Parker dalam film "The Social Network," dalam film ini sosok parker diperankan oleh Justin Timberlake meskipun Parker menolak karakter tersebut karena dianggap sebuah fiksi berlebihan.

 

 

3 dari 5 halaman

Miliarder Todd Graves: Saya Harus Korbankan Banyak Hal untuk Sukses

Sebelumnya, miliarder sekaligus CEO dan pendiri restoran ayam Raising Cane's Chicken Fingers, Todd Graves baru-baru ini berbagi kisahnya tentang bagaimana dia menyeimbangkan jam kerja yang panjang dengan mengasuh anak-anak.

Todd Graves yang mengelola 800 restoran, mengakui bahwa untuk membangun bisnis sukses maka dia harus berkorban banyak dalam kehidupan pribadi.

dikutip dari ndtv.com, Jumat (15/11/2024), di awal karier, dia sering bekerja 12 hingga 16 jam setiap hari, bahkan setelah menjadi miliarder. Lantaran waktu kerjanya yang begitu panjang, kadang-kadang istrinya harus membawa anak-anak mereka ke kantor agar Todd Graves bisa bertemu dan menghabiskan waktu bersama mereka.

"Saya tidak dapat memberi tahu Anda berapa banyak hari saya bekerja, 15 jam hingga 16 jam tanpa henti. Saya harus kehilangan banyak hal," kata Graves.

Seiring berjalannya waktu, Graves dapat mengatur jadwal kerjanya agar tetap bisa meluangkan waktu untuk keluarga dan teman-temannya. Misalnya, saat liburan, dia bangun pukul 4.30 pagi untuk bekerja dan bergabung dengan keluarganya pada pukul 11.00 pagi, sehingga dia bisa menghabiskan sisa hari bersama mereka.

 

4 dari 5 halaman

Memulai Bisnis

"Saya sesibuk siapa pun yang saya kenal, saya bepergian sebanyak siapa pun yang saya kenal, tetapi saya dapat mengatur jadwal saya agar saya dapat melakukan sebagian besar hal yang perlu saya lakukan bersama anak-anak, keluarga, atau teman-teman penting," ungkap Graves.

Dia juga berbagi nasihat bagi mereka yang ingin membangun bisnis sukses. Menurut Graves, memulai bisnis membutuhkan komitmen tinggi dan perlu "melipatgandakannya hingga tak terbatas" agar bisa berhasil.

Graves menceritakan bahwa pada 1996, dia bekerja sembilan puluh jam seminggu di kilang minyak di California dan memancing ikan salmon di Alaska untuk mendapatkan modal memulai jaringan restoran ayam goreng di Baton Rouge, Louisiana.

Kini, Raising Cane memiliki lebih dari 800 gerai di AS dan Timur Tengah dan diperkirakan akan meraih penjualan hampir USD 5 miliar pada akhir tahun ini.

 

5 dari 5 halaman

Jatuh Bangun Miliader Todd Graves Bangun Bisnis Ayam Goreng, Kini Omzet Capai Rp 78 Triliun

Sebelumnya, Todd Graves, pendiri dan CEO Raising Cane's Chicken Fingers, tahu bahwa membangun bisnis memerlukan dedikasi luar biasa. 

Raising Cane's Chicken Fingers adalah jaringan fast food asal Amerika Serikat (AS) yang mengkhususkan diri pada chicken finger. Nama perusahaan diambil dari nama anjing Graves, seekor Labrador kuning.

"Anda harus benar-benar menggandakan usaha tanpa batas," kata Graves dikutip dari CNBC pada Jumat (8/11/2024).

 Sebagai bukti, dia pernah bekerja 90 jam seminggu di kilang minyak di California dan memancing ikan salmon di Alaska demi mendapatkan modal untuk membuka restoran ayam goreng di Baton Rouge, Louisiana, pada 1996. 

Saat ini, Raising Cane telah memiliki lebih dari 800 outlet di seluruh dunia dan diperkirakan akan mencapai penjualan hampir USD 5 miliar atau kurang lebih Rp 78,79 triliun (estimasi kurs rupiah Rp 15.758 per USD) pada tahun ini.

Graves tidak bisa menghitung berapa banyak hari kerja 15 atau 16 jam yang dia lalui secara berturut-turut.

"Saya harus mengorbankan banyak hal." Ujar Graves.

Dia juga sering kali bekerja sampai larut malam, hingga istrinya membawa kedua anak mereka ke kantor untuk makan malam bersama dan bermain sebentar, sebelum dia kembali bekerja.

Kini, setelah perusahaannya telah mencapai nilai miliaran dolar, sebagian besar dari kekayaan bersihnya yang mencapai USD 9,5 miliar berasal dari kepemilikannya sebesar 90% di Raising Cane's. 

Selain itu, kini Graves dapat mengatur jadwal kerjanya agar punya waktu untuk keluarga dan teman. Misalnya, saat liburan, dia terkadang bangun pukul 4:30 pagi untuk bekerja, supaya bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya mulai pukul 11 siang hingga sisa hari itu.

 

Video Terkini