Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) merivisi proyeksi penurunan suku bunga yang akan dilakukan oleh Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (the Fed). Fed mengindikasikan proses penurunan Fed Fund Rate akan lebih terbatas dibandingkan dengan yang sebelumnya diperkirakan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, mengatakan pihaknya terus memantau kondisi ekonomi global dan domestik dalam mengambil kebijakan moneternya. Sebelumnya, BI memperkirakan Fed akan melanjutkan penurunan suku bunga (Fed Fund Rate) secara agresif. Namun, melihat kondisi saat ini, BI menilai penurunan suku bunga Fed diperkirakan akan terbatas.
Baca Juga
Berdasarkan evaluasi terkini, Fed diperkirakan masih akan menurunkan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin pada Desember 2024. Hal ini menunjukkan meskipun ada penurunan lebih lanjut, laju penurunan tidak akan seagresif yang sebelumnya diperkirakan oleh banyak analis pasar, termasuk Bank Indonesia.
Advertisement
"Proses penurunan Fed Fund Rate akan lebih terbatas," ujar Perry dalam Pengumuman Hasil RDG November 2024, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Di sisi lain, proyeksi untuk tahun depan menunjukkan penurunan yang lebih moderat. Sebelumnya Bank Indonesia pun memproyeksikan Fed Fund Rate akan melakukan penurunan suku bunga lebih masif lagi pada tahun 2025, yakni sebanyak 4 kali hingga 75-100 basis poin.
Namun, setelah mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi terkini, proyeksi terbaru mengarah pada penurunan yang lebih terbatas, yaitu hanya 50 basis poin dua kali pada tahun depan.
"Terbatasnya berapa? perkiraan kami terkini kemungkinan Fed Fund Rate masih akan turun 25 basis poin pada Desember 2024, tapi untuk tahun depan yang kami perkirakan semula turun 75-100 basis poin, perkiraan kami hanya 50 basis poin dua kali saja di tahun depan," jelasnya.
Perry menilai, melalui perubahan ini, Fed tampaknya lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan penurunan suku bunga, mengingat dinamika ekonomi global yang semakin kompleks.
BI Tahan Suku Bunga 6% di November 2024
Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) 6,00%, suku bunga Deposit Facility 5,25%, dan suku bunga Lending Facility 6,75% pada November 2024.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 November memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6 persen, Deposit Facility tetap 5,25%, dan suku bunga Lending Facility tetap 6,75%," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG Oktober 2024, di Gedung BI, Jakarta, Rabu (20/11 /2024).
Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaran 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025 serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Perry menegaskan, fokus kebijakan moneter dalam jangka pendek ini diarahkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak meningkatnya ketidakpasian pasar keuangan global dan perkembangan politik di Amerika Serikat.
"Ke depan Bank Indonesia terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan dengan tetap memperhatikan prospek inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Advertisement
Kebijakan Makro
Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran juga terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Dengan demikian, kebijakan sistem pembayaran diarahkan juga untuk turut mendorong pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan baik besar maupun ritel maupun UMKM, memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.