Liputan6.com, Jakarta Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengusulkan skema penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di tahun 2025 dibagi dua, yakni mendorong inklusivitas dan graduasi pelaku UMKM. Ia menyebut, skema berbeda penting untuk dijalankan mengingat adanya perbedaan kualifikasi penerima kredit bersubsidi dari pemerintah.
“KUR harus mulai berbeda skemanya dan menurut saya ada dua skema, yakni dalam rangka inklusi dan dalam rangka menyiapkan graduasi atau pregraduasi,” ujarnya.
Baca Juga
Berkat Pendampingan BRI, UMKM Wingko Babat Lamongan Sukses Puluhan Tahun sebagai Usaha Turun-temurun
Keberlanjutan Usaha hingga 3 Dekade berkat Pembinaan BRI, Begini Kisah Sukses UMKM Wingko Babat Lamongan
BRI Buka Layanan Terbatas Selama Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Cek Detail Lengkapnya!
Supari membeberkan, plafon KUR Mikro yang saat ini dipatok maksimal Rp100 juta kerap tak terserap habis oleh debitur. Ia menyebut, mayoritas peminjam KUR Mikro menarik pinjaman di kisaran Rp30 juta hingga Rp40 juta.
Advertisement
“Kalau dalam kerangka inklusi, agar yang mengakses semakin banyak, plafonnya sampai Rp50 juta saja, selebihnya seperti apa? Kita siapkan KUR untuk pre-graduasi,” bebernya.
Supari juga mengungkapkan, kriteria pelaku UMKM yang masuk dalam fase pre-graduasi dapat dilihat melalui kelancaran kredit. Menurutnya, jika pelaku UMKM menarik pinjaman bisa mengakses hingga Rp70 juta dan berlangsung hingga 4 siklus pinjaman, pelaku usaha itu dipandang layak untuk naik kelas.
“Kalau KUR plafon di bawah Rp50 juta itu bisa mengakses sampai dengan Rp70 juta dan stay selama 3-4 siklus, dia sudah siap ke kredit komersial,” ungkapnya.
Skema Pembiayaan KUR untuk MBG
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan mengatakan bahwa pemerintah tengah menyiapkan skema pembiayaan KUR untuk mendukung beberapa program prioritas yang diusung Presiden Prabowo Subianto.
"Dalam beberapa rapat dan sidang kabinet, pemerintah telah menyetujui akan memanfaatkan KUR untuk mengakomodasi berbagai program prioritas, seperti ketahanan pangan, Makan Bergizi Gratis, hingga sektor perumahan," katanya.
“Sehingga, harapannya program KUR juga dapat membantu program prioritas tersebut,” imbuh Ferry.
Ia pun memaparkan, dalam program ketahanan pangan, secara historis sekitar 30% dari KUR yang sudah tersalurkan dimanfaatkan untuk sektor pertanian.
"Kemudian untuk produksi dan infrastruktur pangan, KUR bisa digunakan untuk fitur-fitur reguler yang ada di KUR Mikro maupun KUR Kecil," papar Ferry.
"Untuk program Makan Bergizi Gratis, KUR Mikro dan KUR Kecil dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan pelaku usaha di sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman (katering)," jelasnya.
Ferry pun menyebut, KUR juga dapat memberikan dukungan kepada petani, peternak, dan nelayan sebagai kontributor utama bahan baku makanan dalam program Makan Bergizi Gratis.
(*)
Advertisement