Liputan6.com, Jakarta PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills (Pindo Deli) Karawang, unit usaha APP Group, meresmikan pengoperasian instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 3,7 MWp. Inisiatif ini merupakan langkah konkret Pindo Deli untuk mendukung pengurangan emisi karbon, meningkatkan efisiensi energi, dan mewujudkan industri yang lebih hijau.
Inisiatif ini merupakan implementasi nyata dari program Environmental, Social, and Governance (ESG), dan sejalan dengan Sustainability Roadmap Vision (SRV) 2030 APP Group, yang berfokus pada pengurangan jejak karbon, penggunaan energi terbarukan, dan penerapan praktik bisnis berkelanjutan sesuai dengan visi pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2050.
Baca Juga
Sistem PLTS di PT Pindo Deli Karawang diproyeksikan mampu menghasilkan energi bersih secara mandiri hingga 5,33 juta kWh per tahun, yang setara dengan pengurangan emisi karbon sekitar 4.146 ton CO2 atau kontribusi lingkungan setara dengan penanaman hampir 68.840 pohon setiap tahunnya.
Advertisement
“Transisi ke energi surya menjadi salah satu inisiatif Pindo Deli dalam mengadopsi Program Manufaktur Bersih (Clean Manufacturing Program) di seluruh lini produksi baik kertas, tisu, maupun produk kemasan. Pengoperasian PLTS ini mencerminkan komitmen kami untuk menerapkan energi terbarukan dan mendukung target dekarbonisasi nasional. Inisiatif ini menjadi salah satu langkah kami dalam menciptakan operasional yang lebih ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan industri secara keseluruhan,” ujar Presiden Direktur PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills Hendri Gunawan dalam keterangan tertulis, Jumat (22/11/2024).
Potensi Energi Terbarukan
Kolaborasi dengan SUN Energy memungkinkan optimalisasi potensi energi terbarukan di PT Pindo Deli Karawang. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon sekaligus mendorong transformasi industri yang lebih ramah lingkungan.
“Kami mengapresiasi PT Pindo Deli Karawang yang telah mengambil langkah nyata dalam menciptakan bisnis yang berkelanjutan. Melalui instalasi PLTS yang diperkirakan mampu mengurangi emisi karbon setiap tahunnya, kami berharap dapat mewujudkan visi perusahaan dengan mengurangi emisi karbon, sekaligus mendukung proses industri yang lebih ramah lingkungan. Kami berharap kolaborasi ini dapat diteruskan seiring dengan perkembangan bisnis Pindo Deli,” ungkap Chief of Sales SUN Energy, Oky Gunawan.
Pengurangan Gas Rumah Kaca
Perwakilan Pemerintah Kabupaten Karawang, Agus Mustakim memberikan apresiasi kepada PT Pindo Deli Karawang atas langkah nyata ini.
"Melalui instalasi PLTS, PT Pindo Deli Karawang turut serta membantu pengurangan gas rumah kaca, yang juga menjadi prioritas pemerintah dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Kami harapkan langkah ini dapat diikuti oleh industri lain, khususnya industri besar yang ada di Karawang,”
Melalui kolaborasi ini, PT Pindo Deli Karawang bersama SUN Energy memperkuat komitmennya dalam penerapan praktik bisnis berkelanjutan. Diharapkan langkah ini dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan, menginspirasi pelaku industri lainnya, dan mendukung upaya global untuk mencapai masa depan yang lebih hijau.
Advertisement
Indonesia Punya Pengembang PLTS Terbesar, Total Kapasitas Listrik 175 MWp
Sebelumnya, SUN Energy, mengawali kuartal IV 2024 ini dengan menggenapi total instalasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah mencapai 175 MWp melalui instalasi 19.7 MWp di industri semen, wilayah Tarjun, Kalimantan Selatan. Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi SUN Energy sebagai pemimpin pasar di sektor energi surya, terutama di sektor industri.
Sebagai bagian dari inovasinya, SUN Energy menghadirkan solusi energi surya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi teknis para pelanggan industri dan komersial. Pertumbuhan perusahaan tahun ini juga didorong oleh diversifikasi layanan bisnis, termasuk manajemen air, serta ekspansi proyek PLTS di kawasan Asia Pasifik.
SUN Energy berhasil mengembangkan proyek-proyek di Australia Barat, Thailand, dan Vietnam, dengan total kapasitas 173 MWp, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menangani proyek energi surya berskala global.
“Pencapaian kapasitas 175 MWp PLTS di Indonesia menegaskan posisi SUN Energy sebagai pengembang dari Indonesia yang terbesar berskala global. Berbeda dengan perusahaan pengembang energi surya lainnya, SUN Energy mengedepankan keahlian tim yang tercermin melalui luasnya jumlah portofolio serta inovasi produk. Dengan pengalaman mengoperasikan PLTS di 35 sektor industri, kami mampu memberikan solusi spesifik yang tepat bagi setiap jenis industri,” ungkap Chief Of Sales SUN Energy Oky Gunawan dikutip Senin (14/10/2024).
Untuk mendukung pengembangan layanan energi terbarukan, SUN Energy saat ini juga mengembangkan proyek PLTS dengan Energy Storage System (ESS) berkapasitas 1 MW di industri kontraktor pertambangan yang akan menjadi proyek ESS skala industri pertama di Indonesia.
Secara keseluruhan, total proyek yang telah diselesaikan mencapai 175 MWp, ditambah dengan pipeline proyek sebesar 80 MWp yang ditargetkan rampung pada Q1 2025 mendatang. SUN Energy optimistis pencapaian ini akan semakin memperkuat posisi perusahaan sebagai pengembang proyek energi surya terbesar yang menghadirkan solusi energi surya yang berkelanjutan bagi industri.
Tiap Rumah Bisa Punya PLTS Atap, Bisnis PLN Terganggu?
PT PLN (Persero) mengungkapkan ada tantangan serius dengan munculnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap, yang memungkinkan rumah tangga memproduksi listriknya sendiri.
Fenomena ini memungkinkan pelanggan PLN menjadi kompetitor apabila harga panel surya dan baterai semakin murah.
"Sekarang tiba-tiba datang orang bisa produksi listrik di rumah sendiri jadi kompetitor. Kalau solar panel dan baterai turun lagi, itu bisa bisa harga produksi di rumah bisa lebih rendah dari PLN," ungkap Komisaris PLN Mohamad Ikhsan, dalam kegiatan diskusi di Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Maka dari itu, Ikhsan menyebut, PLN perlu menyusun beberapa langkah strategis. Hal ini mulai dari regulasi, dekarbonisasi dan digitalisasi.
"Ada respons yang sudah dilakukan oleh PLN, ada regulasi, dekarbonisasi, dan digitalisasi," ungkap dia.
"Kita harus take opportunity, we have to be, kalau sebelum bertindak kita harus mikir, kalau gak mikir bisa jeblos. Risk management," lanjut dia.
Ikhsan lebih lanjut mengatakan, aspek penting yang perlu diperhatikan adalah dari sisi legal. "Risiko akan berkurang kalau legal bagus, kalau gak bagus, gak akan bisa. Jadi kita perlu inovasi itu butuh kombinasi kreativitas dan disiplin," tuturnya.
Ia melanjutkan, disiplin akan terbantu jika negara memiliki kerangka regulasi yang terbaik.
"Kalau kerangka gak bagus, maka risiko mitigasi akan mahal dan sulit, optimisasi banyak cost stream. Dengan legal yang baik maka akan memudahkan (penanganan) risiko," jelas dia.
"Jadi taking opportunities, kemudian manage risk dengan baik yang dibantu kerangka legal yang solid dan pasti akan memudahkan kita menuju transisi energi ke depan," tambahnya.
Advertisement