Liputan6.com, Jakarta Tahun 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia melaporkan bahwa Provinsi Jawa Timur menyumbang 25,30% terhadap perekonomian Pulau Jawa, menempatkannya di posisi kedua setelah Jakarta. Ini membuktikan betapa pentingnya peran Jawa Timur dalam perekonomian nasional.
Di balik angka tersebut, banyak pengusaha lokal yang turut berkontribusi, salah satunya adalah Hijmuku, produsen helm anak asal Surabaya yang didirikan oleh Riadlul Muminin atau yang akrab disapa Ryan.
Baca Juga
Dalam momen Hari Anak Sedunia yang telah berlangsung pada 20 November lalu, Lazada Indonesia membagikan kisah inspiratif dari seorang pengusaha asal Surabaya ini.
Advertisement
Ryan tidak hanya berhasil membangun bisnis yang berkembang pesat, tapi juga memberdayakan desanya di Surabaya. Yang lebih penting lagi, melalui Hijmuku, Ryan berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perlindungan anak saat berkendara dan menyadarkan kita semua akan tanggung jawab besar menjaga keselamatan generasi mendatang.
Lindungi Anak Lewat Hijmuku
Dulu, Ryan adalah seorang teknisi smartphone yang lebih sering berkutat dengan layar dan chip-chip kecil. Namun, sejak kecil, ia selalu memiliki ketertarikan mendalam pada dunia otomotif.
Tertarik dengan roda dua, ia pun mulai mengarahkan perhatiannya ke dunia helm, khususnya helm untuk anak-anak. Semua berawal pada tahun 2016, ketika Ryan sering melihat pemandangan yang cukup mengkhawatirkan di desanya: anak-anak kecil yang dibonceng orang tua mereka dengan sepeda motor, namun tanpa mengenakan helm.
Sebagai penggemar motor, Ryan sangat paham betul betapa besar risikonya jika terjadi kecelakaan. Melihat anak-anak yang tak terlindungi itu, hatinya terasa miris, dan dari situlah niat untuk menciptakan sesuatu yang bisa melindungi generasi muda itu muncul, lahirlah Hijmuku, usaha helm yang ia bangun dengan sepenuh hati.
Apa yang dirasakan Ryan selaras dengan laporan World Health Organization (WHO). Di mana kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian bagi anak-anak dan remaja berusia 5 hingga 19 tahun.
Selain itu, data yang dipaparkan oleh dr. Hari Wahyu Nugroho, SpA(K), MKes. dari Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga tak kalah memprihatinkan. Ia menyebut bahwa hampir di seluruh provinsi di Indonesia, jumlah kecelakaan yang melibatkan anak-anak dan remaja terus meningkat dalam rentang waktu 2018 hingga 2022.
Advertisement
Turut Berkontribusi
Melihat fenomena yang terjadi, Ryan tergerak untuk turut berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran akan keselamatan anak-anak dan mencegah risiko yang dapat terjadi di jalan. Setelah melalui riset kecil-kecilan mengenai kebutuhan helm anak dan membuat desain yang sesuai, Ryan akhirnya bisa memproduksi helm anak yang tidak hanya nyaman, namun juga sesuai dengan standar keamanan.
Ya, membangun bisnis tentu tidak mudah. Ditemani motor legendarisnya, Ryan terus bergerak maju.
“Memang, kala itu masih sangat sulit mendapatkan helm yang bisa melindungi anak kecil saat berkendara motor dan akhirnya, saya terdorong untuk membangun usaha ini,” ujar Ryan.
“Namun, sebagai pemula dalam dunia bisnis, saya dihadapkan dengan berbagai tantangan, tapi, sebagai anak muda, harus sat set menghadapi apapun rintangan di depan mata, alon-alon, sing penting kelakon (pelan-pelan, tapi pasti),” jelasnya.
Perlahan tapi pasti, bisnis helm anak Ryan terus berkembang lebih besar. Ia dengan tekun memasarkan produknya dan mencari peluang untuk melebarkan sayap bisnisnya.
Keseriusan membangun bisnis dijalani melalui upaya memperluas pasar dengan bergabung di Lazada juga di tahun 2019, menyadari bahwa potensi pasar di platform digital pun saat itu mulai berkembang.
Gabung dengan Lazada
Bergabung di Lazada membuka kesempatan lebih luas bagi Ryan untuk mempelajari dan menggunakan berbagai fitur di Lazada, mulai dari fitur kampanye dan promosi seperti Flash Sale, yang ternyata berhasil membuka pasar baru bagi Hijmuku, hingga Lazada University yang membantu Ryan dan tim untuk terus mempelajari cara mengoptimalkan performa toko.
Fitur Cash-on-Delivery (COD) juga dianggap sangat membantu Hijmuku mengingat target pasar di antaranya adalah ibu-ibu yang sebagian belum memiliki rekening sendiri.
Upaya Ryan berhasil dan omzet Hijmuku terus melejit, dan kini Ryan pun sudah memiliki brand helm sendiri, Joykidz, yang diperkenalkannya di tahun 2022 lalu. Bisnis berkembang, tantangan baru pun datang. Hasil produksi Hijmuku mulai tidak bisa mengimbangi permintaan pelanggan.
Ryan dengan prinsip hidupnya “nek nduwi rejeki yo dibagi-bagi (kalau ada rejeki, ya dibagi-bagi)” terdorong untuk membagikan berkah usahanya yang kini terus tumbuh di platform Lazada kepada masyarakat sekitar.
Advertisement
Berdayakan Masyarakat Desa
Ryan memutuskan untuk melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar rumah produksinya di salah satu desa di Surabaya membantu produksi helm di Hijmuku.
“The real power of emak-emak, bisa membantu produksi helm Hijmuku dengan efisien. Jadinya saya tidak lagi kesusahan memenuhi pesanan,” ujar Ryan.
Saat ini, ada lebih dari 200 keluarga yang tergabung menjadi mitra yang membantu produksi helm Joykidz untuk toko Hijmuku dengan kapasitas produksi yang mencapai 4.000 helm setiap harinya.
“Bagi saya, berbisnis memang tidak selalu soal memperkaya diri sendiri, namun juga bagaimana kita bisa menyediakan produk yang memang berguna dan bisa sekaligus memberdayakan komunitas masyarakat di sekitar kita,” ungkap Ryan.
Kini, Ryan dibantu oleh lebih dari 250 karyawan dan mitra yang secara rutin juga ia terus berdayakan demi bisa tumbuh bersama. Berbagai pelatihan dengan variasi topik terus dilakukan Hijmuku, mulai dari manajemen waktu, efisiensi produksi, hingga dasar-dasar pemasaran digital.
Perkembangan ini juga berarti perluasan kesadaran mengenai pentingnya melindungi kepala anak dengan helm saat berkendara. Berawal dari desa di Surabaya, lalu ke seluruh Indonesia.
“Berkat tangan kreatif warga pula, saya bisa terus berinovasi, menghadirkan helm unik yang pasti aman dan tetap nyaman untuk seluruh keluarga,” ucap Ryan.
“Mimpi saya adalah membawa brand Joykidz untuk meng-helm-kan anak-anak, tidak hanya di Indonesia, namun juga di Asia Tenggara,” imbuhnya.
Fokus Lazada Berdayakan Pengusaha Lokal
Sejak awal hadir di Indonesia pada 2012 lalu, Lazada memang berfokus memberdayakan para pengusaha lokal, seperti Ryan dengan Hijmuku-nya.
Chief Business Officer Lazada Indonesia, Stefan Winata mengatakan bahwa kisah sukses penjual lokal di Indonesia menjadi inspirasi untuk terus menguatkan komitmen pihaknya mendorong pemberdayaan bisnis lokal di Indonesia, khususnya pengusaha seperti Ryan yang memiliki semangat pemberdayaan komunitas seperti di Lazada.
"Selain itu, dalam Hari Anak Sedunia ini, kami juga ingin menyuarakan kesadaran pentingnya melindungi anak saat berkendara, seperti yang Hijmuku lakukan melalui produknya," katanya.
"Kami akan terus mengembangkan berbagai program, fitur, dan inisiatif yang didukung teknologi canggih di Lazada yang diharapkan bisa memudahkan pebisnis lokal untuk membuka pasar baru dan mendorong penjualan," jelas Stefan.
Kerja keras dan kerja cerdas Ryan bersama Hijmuku kini tidak hanya membantu perekonomian banyak warga di desa binaan Hijmuku, namun juga telah melindungi anak Indonesia. Ke depannya, Lazada akan terus mendukung para pengusaha lokal Indonesia, termasuk dengan menjalankan strategi hiperlokal, dengan Surabaya sebagai kota pertama implementasi hiperlokal di Lazada.
Ingin sukses seperti Ryan dan toko Hijmuku-nya? Kunjungi Seller Center Lazada untuk bergabung menjadi penjual dan Naik KeLaz bersama Lazada.
Advertisement