Sukses

Investasi Rp 1,5 Triliun Ditolak, Pemerintah Minta Apple Bangun Pabrik di RI

Menperin menilai angka investasi USD 100 juta atau sekitar Rp 1,58 triliun tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan investasi Apple di negara lain

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai proposal investasi senilai USD 100 juta yang diajukan Apple masih belum adil bagi Indonesia. Ia mendorong produsen iPhone 16 tersebut untuk meningkatkan nilai investasinya, termasuk membangun pabrik di Indonesia.

Menurut Agus, angka USD 100 juta atau sekitar Rp 1,58 triliun tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan investasi Apple di negara lain, maupun dibandingkan investasi produsen perangkat teknologi lainnya di Indonesia. Ia menilai pembangunan pabrik akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi Indonesia.

Fokus pada Pembangunan Pabrik

"Yang akan kita utamakan dalam negosiasi nanti adalah skema pertama, yaitu Apple melakukan investasi untuk membangun pabrik," ujar Agus di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (25/11/2024).

Saat ini, Apple menggunakan skema investasi inovasi yang dapat dikonversi ke nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tertentu, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 29 Tahun 2017. Skema ini mewajibkan Apple menyetorkan proposal investasi setiap tiga tahun.

Pada periode 2020–2023, Apple masih memiliki sisa kewajiban investasi sebesar USD 10 juta yang belum terpenuhi. Sementara itu, proposal investasi untuk periode 2024–2026 belum diterima pemerintah dan akan menjadi bagian dari negosiasi berikutnya.

Agus menegaskan bahwa pembangunan pabrik di Indonesia akan mempermudah proses investasi ke depan, termasuk menghindari negosiasi berulang setiap tiga tahun.

"Dengan membangun pabrik, Apple tidak perlu menyusun proposal investasi berkala. Ini akan lebih efisien bagi mereka," jelasnya.

 

2 dari 2 halaman

Tawarkan Insentif Pajak

Agus juga membuka peluang pemberian insentif pajak apabila Apple bersedia membangun pabrik di Indonesia. "Kami siap memberikan insentif, tentu dengan mempertimbangkan nilai investasi yang diajukan," kata Agus.

Empat Aspek BerkeadilanDalam rapat pimpinan, Agus menyebut bahwa proposal investasi Apple dinilai belum memenuhi empat aspek berkeadilan:

  • Perbandingan investasi Apple di negara lain.
  • Perbandingan dengan investasi produsen perangkat teknologi lain di Indonesia.
  • Penciptaan nilai tambah dan kontribusi terhadap penerimaan negara.
  • Penciptaan lapangan kerja di Indonesia.

"Berdasarkan hasil asesmen teknokratis, kami memutuskan nilai kewajaran investasi Apple harus ditingkatkan agar memenuhi keempat aspek tersebut," pungkasnya.

Dengan pendekatan yang lebih berkeadilan, Indonesia berharap Apple dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih signifikan bagi Tanah Air.