Sukses

IATPI Mulai Proyek Rintisan Cetak Profesi Pengelola Sampah di 2025

Ikatan Ahli Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) bersama Systemiq Lestari Indonesia, melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU)

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Ahli Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) bersama Systemiq Lestari Indonesia, melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) untuk melakukan kolaborasi dalam pengembangan profesi pengelolaan sampah, Senin (25/11/2024).

Ketua Umum IATPI Endra S Atmawidjaja mengatakan, kerjasama ini sejalan dengan upaya membangun jejaring baru di bidang-bidang global, seperti green economy, circular economy, dan climate change.

"Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat upaya menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Indonesia," ujar Endra.

Tak Hanya Teknologi

Menurut dia, pengelolaan sampah tidak hanya soal teknologi, tetapi juga kelembagaan, pembiayaan, sumber daya manusia dan kepemimpinan (leadership).

"Kolaborasi ini diharapkan memberikan kontribusi nyata bagi pemerintah daerah yang tengah berjuang mengatasi isu pengelolaan sampah di daerah," kata Endra.

Nota Kesepahaman ini akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama (PKS) yang memuat ruang lingkup, pembagian peran dan skema pendanaan dengan melibatkan pihak-pihak lain yang berkepentingan, terutama lembaga-lembaga donor.

Kedua pihak sepakat untuk segera menyusun rencana aksi dan memulai kegiatan ini pada awal 2025, setelah perangkat dan sumber dayanya siap.

 

2 dari 2 halaman

Cetak Tenaga Ahli

Selain pelatihan untuk mencetak tenaga ahli di bidang persampahan, direncanakan juga proyek rintisan di 2-3 kota melalui pendekatan pengelolaan sampah terintegrasi.

Pelaksanaan proyek diantaranya akan mengacu pada hasil evaluasi dan pembelajaran dari kegiatan yang tengah dilaksanakan oleh Systemiq di Banyuwangi, dan beberapa lokasi lainnya.

"Dengan kolaborasi ini, IATPI dan Systemiq berharap dapat mempercepat terwujudnya sistem pengelolaan sampah yang efisien, inovatif, dan berkelanjutan di Indonesia. Sekaligus memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang nyata," tutur Endra.