Liputan6.com, Jakarta - Investasi perusahaan-perusahaan swasta Amerika Serikat (AS) telah menghasilkan dampak ekonomi senilai USD 130 miliar atau setara Rp 2 kuadriliun, selama tahun 2014 dan 2023.
Dampak ini berasal dari investasi langsung perusahaan AS dengan total USD 67 miliar atau Rp 1 kuadriliun. Hal itu diungkapkan dalam laporan yang diterbitkan hari ini oleh Kamar Dagang Amerika di Indonesia (AmCham Indonesia), bermitra dengan EY Indonesia.
Baca Juga
Laporan berjudul "Investasi AS: Mitra Inovasi bagi Indonesia" itu disusun dengan pendanaan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), dilaksanakan oleh PT Ernst & Young Indonesia serta telah dilakukan peer review oleh Sampoerna University.
Advertisement
Temuan ini diluncurkan pada momentum pertemuan tingkat tinggi Investasi AS-Indonesia, yang mempertemukan para menteri Indonesia dan pemimpin bisnis dari AS untuk membahas bidang-bidang penting termasuk pengembangan energi terbarukan, transformasi digital, dan sektor kesehatan saat Indonesia melakukan transisi sejalan dengan prioritas baru Presiden Prabowo Subianto yaitu digitalisasi dan ketahanan energi.
"Pertemuan ini dan peluncuran 'Laporan Investasi AS-Indonesia 2024,' menyoroti peran signifikan investasi Amerika dalam perekonomian Indonesia," kata Duta Besar AS, Kamala Shirin Lakhdhir dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Rabu (27/11/2024).
"Laporan ini menunjukkan dampak positif terhadap ekonomi sebesar 130 miliar dolar yang berasal dari investasi AS dan menekankan hubungan kuat antara investasi berkualitas tinggi dari sektor swasta AS dengan pertumbuhan berkelanjutan ekonomi Indonesia," lanjutnya.
Investasi AS Jadi Pendorong Transformasi Ekonomi
Selain itu, laporan tersebut juga menekankan bahwa investasi AS telah menjadi pendorong utama bagi transformasi ekonomi Indonesia, dengan dampak yang meluas jauh di luar investasi keuangan langsung melalui alih teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan inovasi.
Riset juga mencakup investasi minyak dan gas serta investasi lainnya di hulu, aktivitas merger dan akuisisi, serta perluasan kehadiran AS dalam layanan dan teknologi digital, serta farmasi.
Adapun beberapa tantangan dan peluang utama yang dipaparkan dalam laporan tersebut, mencakup perluasan kerja sama saat Indonesia berupaya mencapai tujuannya untuk menjadi kekuatan ekonomi global terdepan pada tahun 2045, termasuk kebutuhan untuk mengatasi ketidakpastian peraturan, mempercepat inovasi digital, dan mengembangkan sumber daya manusia melalui reformasi pendidikan. Laporan ini juga menekankan potensi signifikan sejalan dengan transisi energi terbarukan di Indonesia.
Advertisement
Perdagangan Sektor Pertanian RI-AS Sentuh USD 7 Miliar
Dubes Kamala juga mengungkapkan, perdagangan antara AS dan Indonesia telah mencapai puncak yang baru, dengan perdagangan dua arah di sektor pertanian mencapai USD 7 miliar.
“Kami sedang menjajaki cara untuk lebih memperluas perdagangan, termasuk melalui pertemuan Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) pada 2025,” ungkapnya.
“Dengan mengadakan konsultasi perdagangan bilateral secara rutin, kami dapat menyediakan lingkungan yang lebih dapat diprediksi dan mendukung bagi bisnis Amerika dan Indonesia untuk berkembang dan berinovasi. Amerika Serikat juga mendukung bergabungnya Indonesia ke OECD — sebuah upaya yang akan memperbaiki lingkungan regulasi Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan perdagangan dan investasi,” bebernya.