Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait usul pengadaan kereta ekspres di jalur KRL Commuter Line Jabodetabek. Khususnya untuk pengguna yang tiap hari harus pulang-pergi jarak jauh dari rumahnya ke Jakarta.Â
Hal itu disampaikannya langsung kepada Menteri BUMN, Erick Thohir saat keduanya menaiki KRL Commuter Line Jabodetabek dari Stasiun Pondok Cina, Depok menuju Stasiun Tanjung Barat di Jakarta, Rabu (27/11/2024).
Baca Juga
Ara mengatakan, saat ini banyak pekerja di Jakarta yang bertempat tinggal di luar ibu kota, harus transit berkali-kali untuk bisa mencapai tempatnya mencari nafkah.Â
Advertisement
"Banyak penumpang kereta punya rumah-rumah yang kecil di luar Jakarta, dari tempat dia sampai Jakarta naik kereta api itu sekitar 12 sampai 10 kali berhenti-berhenti padahal itu ribuan orang. Saya usul bikin kereta ekspres," ujar Ara.Â
Menurut dia, pengadaan kereta ekspres ini bisa dilakukan untuk rute KRL Jabodetabek dengan jarak tempuh jauh. Semisal rute Tanah Abang-Rangkasbitung, yang juga melewati beberapa stasiun semisal Maja dan Dari. Â
"Misalnya, dari Maja ke Tanah Abang ada kereta ekspres jamnya setiap pagi jam 06.00 WIB, sore jam 18.00 atau sampai 19.00 WIB. Jadi pertama buat kereta api lebih efisien karena tidak usah berhenti-berhenti dan buat konsumennya juga lebih senang karena lebih cepat sampai kantor," ungkapnya.
Menerima usulan itu, Erick Thohir terbuka dengan ide tersebut. Dengan catatan, jumlah gerbong KRL yang ada saat ini sudah mencukupi untuk operasional sehari-hari. "Nanti kita lihat gerbongnya cukup atau tidak. Makanya kita mau konsolidasi INKA dan PT KAI," imbuhnya.
Selain itu, Erick Thohir juga harus berkonsultasi terlebih dulu dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi. Lantaran, usulan kereta ekspres ini masuk pengadaan baru untuk jangka panjang.
"Pengadaan baru dan masa depan. Kalau gerbongnya enggak cukup ya kan tidak maksimal. Jumlah gerbong dulu (dipenuhi), baru kita bisa tingkatkan," pungkas Erick Thohir.
Â
Kantongi Tarif Subsidi, Pengguna KRL Commuter Line Tembus 307,8 Juta Orang
Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat jumlah pengguna KRL Commuter Line mencapai 307,8 juta orang. Angka itu didapat dari pengguna KRL Commuter Line di seluruh wilayah operasi hingga Oktober 2024.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan, tingkat okupansi KRL Commuter Line terus bertambah berkat adanya tarif subsidi melalui penugasan Public Service Obligation (PSO).
"Terbukti, total pengguna Commuter Line di seluruh wilayah operasi Commuter Line dari Januari hingga Oktober 2024 mencapai 307.810.140 orang," ujar dia, Jumat (22/11/2024).
Adapun keseluruhan, pengguna tersebut terdiri dari pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek sebanyak 271.806.800 orang, pengguna Commuter Line Merak sebanyak 3.509.387 orang, pengguna Commuter Line di wilayah 2 Bandung sebanyak 13.164.971 orang.
Termasuk pengguna di wilayah 6 Yogyakarta, yakni Commuter Line Yogyakatya-Palur sebanyak 6.513.540 orang, dan Commuter Line Prameks sebanyak 792.094 orang. Sedangkan di wilayah 8 Surabaya, sepanjang 2024 hingga 31 Oktober telah melayani sebanyak 12.023.488 orang.
"Dengan adanya PSO ini, tarif yang dibebankan kepada pengguna menjadi lebih terjangkau. Contohnya tarif Commuter Line Jabodetabek, dengan tarif Rp 3.000 untuk 25 km pertama, dan ditambahkan Rp 1.000 untuk perjalanan setiap 10 kilometer berikutnya. Sedangkan tarif Commuter Line Yogya-Palur sebesar Rp 8.000," jelas Joni.
"Ke depan, KAI Commuter akan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan transportasi publik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekaligus menciptakan ekosistem transportasi terbaik dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia," pungkasnya.
Â
Â
Advertisement
PSO Lain
Tidak hanya jenis KRL, KAI Commuter juga mendapatkan penugasan PSO 2024 pada Kereta Api Perkotaan. Antara lain:
1. Commuter Line Merak (Rangkasbitung-Merak PP) dengan tarif Rp 3.000
2. Commuter Line Walahar (Purwakarta-Cikarang PP) dengan tarif Rp 4.000
3. Commuter Line Jatiluhur (Cikarang-Cikampek PP) dengan tarif Rp 3.000
4. Commuter Line Garut (Purwakarta–Cibatu-Garut PP) dengan tarif Rp 8.000-14.000
5. Commuter Line Bandung Raya (Cicalengka-Padalarang PP) dengan tarif Rp 5.000
6. Commuter Line Prameks (Yogyakarta-Kutoarjo PP) dengan tarif Rp 8.000
7. Commuter Line Dhoho/Penataran (Surabaya-Kertosono-blitar-Malang-Surabaya PP) dengan tarif Rp 10.000-30.000
8. Commuter Line Jenggala (Surabaya-Mojokerto-Sidoarjo PP) dengan tarif Rp 5.000-10.000
9. Commuter Line Supas (Surabaya-Pasuruan PP) dengan tarif Rp 6.000
10. Commuter Line Arjonegoro (Surabaya Pasar Turi-Babat-Bojonegoro PP) dengan tarif Rp 5.000-6.000
11. Commuter Line Blorasura (Surabaya-Cepu PP) dengan tarif Rp 13.000
12. Commuter Line Sindro (Sidoarjo-Surabaya Pasar Turi-Indro PP) dengan tarif Rp 5.000
"Penugasan PSO bukan hanya soal menyediakan aksesibilitas transportasi yang lebih baik, tetapi juga bagian dari upaya mengurangi biaya transportasi masyarakat dan mendorong perubahan gaya bertransportasi ke arah yang lebih efisien dan ramah lingkungan," imbuh Joni.Â
Melalui layanan kereta PSO, Joni menambahkan, KAI Commuter ingin mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik untuk mengurangi kemacetan dan polusi.
Â
Â