Sukses

Kisah Inspiratif Peter Cancro: Utang ke Pelatih Bola Demi Buka Usaha, Kini Jadi Miliarder

Peter Cancro membuat keputusan yang mengubah hidupnya. Pada tahun 1975, dia membeli sebuah toko sandwich bernama Mike’s Subs di Point Pleasant, New Jersey, seharga USD 125.000.

Liputan6.com, Jakarta Peter Cancro membuat keputusan yang mengubah hidupnya. Pada tahun 1975, dia membeli sebuah toko sandwich bernama Mike’s Subs di Point Pleasant, New Jersey, seharga USD 125.000. Kini dirinya menjadi miliarder.

Dilansir dari CNBC pada Minggu (1/12/2024) uang tersebut dipinjam dari pelatih sepak bolanya, yang kebetulan juga seorang bankir. 

Hal yang menarik, Cancro saat itu bahkan belum cukup umur secara hukum untuk dapat mengiris daging di restoran. Toko yang dibelinya kemudian diubah namanya menjadi Jersey Mike’s Subs, yang kini telah berkembang menjadi jaringan restoran sandwich internasional.

Awal Mula Ide Bisnis Cancro

Ketika duduk di bangku SMA, Cancro tidak pernah bercita-cita jadi  seorang pengusaha melainkan dia ingin kuliah di bidang hukum dan ilmu politik di University of North Carolina.

Di suatu malam, ibunya menyarankan agar dia membeli toko sandwich tempat dia bekerja sejak usia 14 tahun. Cancro awalnya hanya menertawakan ide itu, tetapi dia akhirnya menyadari bahwa itu sebuah peluang besar baginya .

Keesokan harinya, Cancro menghubungi pemilik Mike’s Subs dan diberi waktu seminggu untuk mengumpulkan uang. Dalam situasi yang mendesak, Cancro menghubungi pelatih sepak bolanya yang akhirnya memberi dia pinjaman sebesar USD 125.000.

“Di usia itu, anda tidak berpikir anda bisa gagal,” katanya. Dengan pinjaman itu, Cancro menjadi pemilik tunggal Mike’s Subs bahkan sebelum dia lulus SMA.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Perjalanan Menuju Sukses

Hampir 50 tahun setelah pembelian itu, Jersey Mike’s kini memiliki lebih dari 3.000 cabang di seluruh dunia. Pada 2023, perusahaan menghasilkan penjualan sebesar USD 3,3 miliar dan telah mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 20% per tahun sejak 2019.

Baru-baru ini, perusahaan investasi Blackstone mengumumkan kesepakatan untuk membeli mayoritas saham Jersey Mike’s dengan nilai sekitar USD 8 miliar. Ini membuat kekayaan bersih Cancro melonjak menjadi sekitar USD 7,5 miliar.

Namun, perjalanan Cancro tidak selalu mulus. Dia menghadapi tantangan besar pada tahun 1991 ketika terjadinya resesi. Perusahaan kehabisan uang, dan Cancro terpaksa memecat semua staf, termasuk saudaranya sendiri.

“Itu adalah masa yang sulit,” katanya kepada The Jedburgh Podcast. “1991 adalah resesi terberat saya, bahkan lebih buruk daripada 2008.”

Dia sempat mempertimbangkan untuk menjadikan perusahaan publik atau menjual sebagian sahamnya, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk bertahan. Pada 1994, keadaan mulai membaik, dan perusahaan mulai berkembang ke wilayah baru seperti Carolina Utara.

 

 

3 dari 4 halaman

Keputusan Berani di Tengah Krisis

Pada 2006, Cancro kembali menghadapi tantangan besar ketika perusahaan mengalami stagnasi, sebagian besar karena dampak pecahnya gelembung dot-com pada 2002. Toko-toko mulai terlihat usang, sehingga Cancro memutuskan untuk merenovasi seluruh jaringan dengan biaya sekitar USD 15 juta. Keputusan ini sangat berisiko. “Saya bilang, ‘Saya akan mempertaruhkan segalanya,’” katanya. Ternyata, keputusan itu membuahkan hasil. Pada 2007, perusahaan kembali berkembang pesat.

Masa Depan yang Cerah

Saat ini, hanya sebesar 1% dari pelamar yang disetujui untuk membuka waralaba Jersey Mike’s. Biaya untuk membuka satu toko berkisar antara USD 200.000 hingga USD 1,3 juta.

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Meski begitu, potensi keuntungannya besar, karena rata-rata toko menghasilkan sekitar USD 1,2 juta per tahun. Cancro akan tetap memimpin perusahaan sebagai CEO meskipun kini dia hanya memiliki saham minoritas.

Dengan pertumbuhan yang konsisten, investasi dari Blackstone, dan kepemimpinan Cancro yang terus berlanjut, Jersey Mike’s diperkirakan akan terus berkembang. Kisah Peter Cancro adalah bukti bahwa keberanian, tekad, dan keyakinan dapat mengubah impian sederhana seseorang menjadi kerajaan bisnis bernilai miliaran dolar.