Liputan6.com, Jakarta Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau harga emas Antam turun pada Jumat, 29 November 2024. Sebelumnya, harga emas Antam telah naik dua hari berturut-turut.
Harga emas Antam hari ini lebih murah Rp 5.000 menjadi Rp 1.508.000 per gram. Kemarin, harga emas antam dipatok Rp 1.513.000 per gram.
Baca Juga
Sementara harga buyback emas Antam berada di level Rp 1.356.000 per gram. Harga tersebut juga turun Rp 5.000. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.356.000 per gram.
Advertisement
Perubahan harga emas Antam dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Pemahaman mengenai faktor-faktor ini sangat penting bagi mereka yang berencana untuk berinvestasi dalam emas Antam.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hingga pukul 08.30 WIB sebagian besar kepingan emas Antam tersedia di Gedung Antam.
Daftar Harga Emas Antam
Berikut rincian harga emas Antam hari ini di butik emas Gedung Antam, melansir laman logammulia.com:
- Harga emas 0,5 gram: Rp 804.000
- Harga emas 1 gram: Rp 1.508.000
- Harga emas 2 gram: Rp 2.956.000
- Harga emas 3 gram: Rp 4.409.000
- Harga emas 5 gram: Rp 7.315.000
- Harga emas 10 gram: Rp 14.575.000
- Harga emas 25 gram: Rp 36.312.000
- Harga emas 50 gram: Rp 72.545.000
- Harga emas 100 gram: Rp 145.012.000
- Harga emas 250 gram: Rp 362.265.500
- Harga emas 500 gram: Rp 724.320.000
- Harga emas 1.000 gram: Rp 1.448.600.000
Harga Emas Menguat di Tengah Kekhawatiran Inflasi
Sebelumnya, harga emas dan perak alami kenaikan moderat dalam sesi perdagangan liburan yang tenang seiring pasar Amerika Serikat (AS) tutup untuk merayakan Thanksgiving.
Mengutip Kitco, Jumat (29/11/2024), harga emas di pasar spot terakhir diperdagangkan USD 2.643,80 per ounce. Sementara itu, harga perak di pasar spot diperdagangkan naik 0,53 persen ke posisi USD 30,20 per ounce.
Sementara logam mulia terus pulih dari aksi jual tajam pada perdagangan Senin, 25 November 2024, beberapa analis memperingatkan investor untuk tidak terlalu banyak membaca pergerakan harga pada Kamis ini seiring likuiditas pasar sangat tipis.
Kepada Kitco, Analis Senior OANDA, Kelvin Wong menuturkan, meski tren harga emas naik dalam jangka panjang, logam mulia itu terperangkap dalam siklus koreksi jangka menengah.
Wong mencatat, pergerakan harga dipengaruhi harapan seputar kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve. Hal ini menjadi hambatan besar bagi emas. Pasar meski terus berharap bank sentral AS memangkas suku bunga pada Desember 2024, ada kekhawatiran yang berkembang kalau inflasi terus meningkat dan memperpendek siklus pelonggaran saat ini.
Pada Rabu, indeks inti pengeluaran konsumsi pribadi atau Personal Consumption Expenditures (PCE) yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif merupakan pengukur inflasi pilihan bank sentral AS menunjukkan harga naik 2,8 persen dalam 12 bulan hingga Oktober. Inflasi tetap jauh di atas target bank sentral sebesar 2 persen.
Data inflasi meski sulit diprediksi, CME FedWatch Tool menunjukkan pasar melihat peluang 70 persen untuk penurunan suku bunga 25 basis poin pada Desember 2024.
Wong menuturkan, kekhawatiran inflasi meski bebani emas, ada faktor pendukung lainnya di pasar.
Advertisement
Cermati Level Support
“Secara keseluruhan, fase tren naik utama emas tetap utuh,didukung oleh defisit anhggaran AS yang lebih tinggi karena pemotongan pajak perusahaan yang tajam oleh Trump dan risiko stagflasi dari potensi perang dagang antara AS dan seluruh dunia,” ujar dia.
Namun, Wong juga memperingatkan kalau harga dapat terus bergerak turun dalam waktu dekat.
“Zona support utama yang perlu diperhatikan adalah USD 2.484,2.415 karena siklus koreksi jangka menengah yang potensial ini terjadi pada emas dalam fase tren naik,” ujar dia.
Analis Trade Nation, David Morrison menuturkan, emas meski mengalami beberapa momentum bullish jangka pendek, pasar tampak rentan karena harga tetap di bawah USD 2.660 per ounce.
Ia menambahkan, kuncinya adalah melihat apakah level USD 2.600 dapat bertahan sebagai support.
"Penembusan di bawah sini dapat menyebabkan emas turun kembali ke USD 2.500, level yang terakhir terlihat pada awal September. Penurunan seperti ini akan mendorong sentimen bullish,” kata dia.
Harga perak juga diperdagangkan dalam posisi genting karena berhasil mempertahankan level support penting di atas USD 30 per ounce. Namun, Analis FXEmpire, Christopher Lewis menuturkan, level kunci yang perlu diperhatikan adalah USD 31,20 per ounce yang dekati exponential moving average (EMA) 50 hari pasar.
Seiring kebijakan moneter the Fed, analis juga mencatat kekuatan dolar AS yang tangguh tetap menjadi hambatan yang signifikan bagi emas dan perak.
Banyak analis tetap optimistis terhadap dolar AS dan melihat setiap koreksi sebagai peluang pembelian. Indeks dolar AS berhasil pertahankan dukungan awal di 106.