Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Tiongkok akan terus meningkatkan kerjasama industri di berbagai bidang. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, saat menerima Delegasi Pengusaha Guangxi yang dipimpin Gubernur Guangxi, Lan Tianli, Kamis (28/11) di Kantor Kementerian Perindustrian.
"Gubernur Guangxi menyampaikan bahwa para pengusaha Guangxi berminat untuk memperbesar investasi Tiongkok di Indonesia di banyak sektor. Perusahaan otomotif wuling yang sudah berinvestasi sejak 2017, akan terus memperbesar kapasitas produksinya dengan tujuan ekspor," jelas Wamenperin yang didampingi sejumlah pejabat eselon I dan II.
Baca Juga
Riza menambahkan bahwa pihak Guangxi juga menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di sektor tekstil, elektronik, kayu dan logam. "Mereka ingin membangun pabrik dan sedang menjajaki kerjasama dengan para penguasaha kawasan industri. Kebetulan para pengusaha kawasan juga hadir dalam pertemuan," tambah Faisol.
Advertisement
Tawaran kerjasama itu tentu disambut baik untuk dilanjutkan nantinya dalam pertemuan antar pengusaha. Namun, Riza menambahkan bahwa pemerintah tetap mengingatkan perlunya mematuhi ketentuan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) dalam setiap produk yang dihasilkan agar bisa mendapatkan insentif dari pemerintah.
"Mereka juga bertanya tentang insentif pajak untuk EV dan HEV. Pemerintah sedang mereview. Apalagi kalau memenuhi TKDN," kata Riza kembali.
Selain itu juga, Wamenperin juga mengingatkan kewajiban untuk terus merekrut tenaga kerja dalam negeri yang telah menjadi komitmen pemerintahan Prabowo Subianto.
Perluasan investasi Tiongkok di Indonesia tampaknya menjadi pilihan setelah gonjang ganjing isu ketidakpastian nasib perdagangan Tiongkok dan Amerika Serikat menyusul terpilihnya Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Prabowo Gelar Sidang Kabinet, Bahas soal Hasil Kunjungan ke China hingga Amerika
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto akan mengumpulkan jajaran kabinet Merah Putih dalam rangka sidang kabinet paripurna, Jumat (29/11/2024). Sidang kabinet paripurna rencananya akan digelar di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat sore.
"Rencananya begitu (sidang kabinet paripurna). Sore," kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi kepada wartawan, Jumat (29/11/2024).
Dia mengatakan salah satu agenda yang akan dibahas dalam sidang kabinet yakni, soal hasil kunjungan Prabowo ke enam negara. Prabowo diketahui melakukan kunjungan kenegaraan ke China, Amerika Serikat, Peru, Brasil, Inggris, hingga Uni Emirate Arab selama dua pekan.
"Ya tentunya selain dari hasil lawatan Bapak Presiden ada pentunjuk lain dari update dari seriap kemenko dan kementerian itu rutin kan ya itu," jelas Prasetyo.
Saat ditanya apakah sidang kabinet nanti akan membaha soal wacana kenaikan PPN 12 persen, Prasetyo menampik. Menurut dia, kenaikan PPN masih dikalkulasi.
"Tunggu tanggal mainnya. Lagi dihitung," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa komitmen investasi senilai total 18,5 miliar dolar AS yang diperoleh dari lawatannya ke sejumlah negara pada 8-21 November 2024, berhasil melampaui ekspektasi.
"Agak-agak melebihi. Jadi, saya pulang bawa komitmen total 18,5 miliar dolar AS, saya kira ini cukup bagus," kata Presiden Prabowo Subianto di Inggris, Kamis (21/11), diikuti via siaran dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta, Jumat pagi.
Advertisement
Kepercayaan Global Terhadap Ekonomi Indonesia
Menurut Presiden, capaian tersebut telah menunjukkan kepercayaan global terhadap stabilitas ekonomi yang menjanjikan di Indonesia.
Untuk merespons hal itu, Presiden Prabowo menyampaikan komitmen kuat Pemerintah Indonesia dalam menciptakan ekosistem investasi yang bersih dari praktik korupsi.
"Jadi, kita ya tentunya harus lebih hati-hati, kita tentunya pemerintah yang bersih dan mereka sangat menghargai itikad kita," katanya.