Sukses

CEO Ini Ungkap Butuh Kegigihan untuk Berinovasi

Pendiri sekaligus CEO Gecko Robotics, Jake Loosararian membagikan pengalaman membangun Gecko Robotics sehingga ciptakan kesuksesan.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri sekaligus CEO Gecko Robotics, Jake Loosararian percaya inovator sejati harus memiliki sifat penting yang tidak dimiliki banyak orang yaitu kegigihan.

"Begitu banyak keberhasilan Gecko hanya karena kami terus bekerja keras, bahkan saat menghadapi tantangan besar,” kata dia.

Dilansir dari CNBC pada Kamis (5/12/2024) Gecko Robotics kini bernilai USD 633 juta membuat robot pemanjat dinding yang dapat bekerja di tempat berbahaya, seperti memeriksa ketel pembangkit listrik atau silo rudal nuklir.

Perusahaan ini lahir dari proyek kuliah Loosararian pada 2013 dan kini diakui sebagai salah satu perusahaan paling inovatif di dunia, menempati posisi ke-42 dalam CNBC Disruptor 50 tahun 2024.

Berani Ambil Risiko di Dunia yang Tidak Dikenal

Loosararian menghabiskan lebih dari satu dekade menguji robot di lingkungan yang ekstrem. Dia tidak pernah takut bekerja di ruang gelap dan kotor, bahkan menyolder papan sirkuit di tengah panasnya ruang ketel. Banyak teman dan penasihatnya menganggap idenya mustahil, tetapi dia tidak menyerah. "Meluncurkan bisnis ini sendiri adalah risiko besar," kata dia.

Dia mengingat saat-saat sulit di awal karier-nya. "Saya pernah berpikir, ‘Saya tidak pantas berada di sini. Saya seorang insinyur berbakat, tetapi malah tidur di lantai rumah teman dan berlumuran jelaga batu bara,"

Namun, daripada menyerah, dia memilih untuk tetap maju.

 

 

2 dari 4 halaman

Kegigihan Lebih Penting dari Kepintaran

Kegigihan adalah kunci utama untuk sukses. Hal ini sejalan dengan pendapat profesor psikologi dari University of Pennsylvania, Angela Duckworth.

"Kegigihan adalah gairah dan ketekunan untuk tujuan jangka panjang. Ini bukan tentang kerja keras selama seminggu atau sebulan, tetapi bertahun-tahun," jelas Duckworth dalam TED Talk-nya 2013.

Pengalaman berat Loosararian kini membentuk suatu budaya kerja di Gecko. Saat ini, lebih dari 300 karyawan perusahaan terinspirasi oleh ketekunan yang sama. "Semua orang di Gecko memahami cara kerja dunia nyata. Dan, kawan, itu luar biasa,” kata dia.

Lingkungan berbahaya yang biasanya dihindari, menurut Loosararian adalah tempat inovasi paling dibutuhkan. "Tempat-tempat yang tidak ramah justru tempat di mana kami, sebagai inovator, paling dibutuhkan,” tambahnya.

Dengan ketekunan dan semangat untuk menghadapi tantangan, Gecko Robotics dapat membuktikan kesuksesan besar bukan datang dari kenyamanan melainkan keberanian untuk terus maju meskipun terdapat banyak rintangan.

 

3 dari 4 halaman

Mau Karyawan Kerja Produktif dan Betah di Kantor? Simak Tips dari CEO Ini

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) perusahaan Asuransi TIAA, Thasunda Brown Duckett miliki tips bagi siapa saja yang ingin menjadi pemimpin lebih baik, dengarkan lebih banyak, bicara lebih sedikit.

Dia secara rutin mengadakan sesi diskusi kecil bersama para karyawan untuk mendengarkan langsung ide, masalah, dan perspektif mereka.  Setiap bulan, dia menyelenggarakan pertemuan yang dinamakan "Coffee and T".

Dilansir dari CNBC, Kamis (24/10/2024), dalam pertemuan ini, hanya ada 10 karyawan diundang dan dikelompokkan berdasarkan kesamaan tertentu, seperti jabatan atau lama bekerja. Tujuannya agar suasana lebih nyaman dan terbuka.

Duckett, yang juga masuk daftar ‘’Changemakers 2024’’ versi CNBC, menggunakan sesi ini untuk mencari tahu apa yang disukai karyawan dari bekerja di TIAA, hal-hal yang sudah berjalan baik, dan masalah-masalah yang perlu diperbaiki.

Pertanyaan Kunci yang Bikin Karyawan Terbuka 

Agar karyawan merasa nyaman berbicara, Duckett selalu mengajukan satu pertanyaan sederhana yakni: “Apa satu hal yang akan kamu ubah jika jadi CEO dan bisa menyelesaikan sesuatu?” 

Dengan pertanyaan ini, Duckett mengaku bisa langsung terhubung dengan pemikiran karyawannya.

“Saya jadi tahu apa yang benar-benar ada di pikiran mereka dan ini membuat saya semakin tajam sebagai pemimpin,” jelasnya.

Dia juga menyebut bahwa sesi ini penting untuk membangun budaya di mana karyawan merasa didengar tanpa rasa takut dihakimi.

 

4 dari 4 halaman

Dampak Positif Mendengarkan Karyawan

Sebelumnya, penelitian dari Wharton School, University of Pennsylvania, menemukan karyawan yang merasa suaranya didengar akan lebih terlibat, bekerja lebih baik, dan lebih betah di perusahaan.

Profesor dari Harvard Business School, Joseph Fuller memuji strategi Duckett. Menurut dia, pemimpin yang baik harus bisa menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa dihargai dan dipercaya.

“Kepercayaan adalah kunci utama untuk membuat tenaga kerja merasa bahagia dan berkembang,” ujar Fuller. 

Dengan pertemuan informal seperti “Coffee and T”, pemimpin jadi lebih mudah didekati. Hal ini juga dapat menyebarkan energi positif di lingkungan kerja, karena karyawan akan bercerita ke rekan-rekannya tentang pengalaman positif tersebut. 

Tantangan dari Strategi Ini 

Namun, Fuller mengingatkan bahwa tidak semua saran karyawan bisa langsung diterapkan. Terkadang masukan bisa kurang realistis atau didasari kepentingan pribadi.

Jadi, pemimpin perlu mendengarkan secara aktif tanpa menjanjikan semua saran akan dijalankan. 

Duckett sendiri percaya strategi ini sangat bermanfaat. Di LinkedIn, dia menulis bahwa kesediaan pemimpin untuk hadir dan mendengarkan bisa membantu menciptakan budaya kerja yang positif dan kuat. 

Menurut dia, ini akan sangat berharga bagi organisasi Anda, ujarnya. anda tidak akan menyesal melakukannya.