Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia berencana untuk meningkatkan kuota Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari 200 ribu unit menjadi 800 ribu unit.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyambut baik hal tersebut, pasalnya BTN selama ini berperan sebagai salah satu bank pelaksana utama dalam program subsidi perumahan.
Baca Juga
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengatakan pihaknya terus melakukan diskusi intensif dengan pemerintah, khususnya dengan Perumahan Kawasan Pemukiman dan tim terkait untuk mengimplementasikan kebijakan ini.
Advertisement
“Ya, kita kan terus intens diskusi dengan pemerintah ya dalam hal ini kemudian Perumahan Kawasan Pemukimam Pak Ara (Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait) dan Pak Fahri (Wakil Menteri PKP Fahri Hamzah), serta timnya, BTN, asosiasi juga terlibat, kita diskusi dan kita menyambut baik ya ada upaya menaikkan kuota KPR Subsidi dari biasanya 200 ribuan menjadi angka 800 ribuan,” kata Nixon saat ditemui di Menara BTN, Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Menurut Nixon, meskipun belum ada keputusan resmi, model pembiayaan untuk kenaikan kuota FLPP ini direncanakan dengan pola pembagian risiko 50:50 antara pemerintah dan likuiditas bank. Artinya, pemerintah akan menanggung separuh dari pembiayaan, sementara separuhnya lagi akan berasal dari likuiditas yang disediakan oleh bank, termasuk BTN.
“Nah, kan modelnya sih Ini masih belum diputus resmi ya. Modelnya nanti akan 50% pemerintah 50% likuiditasnya,” ujarnya.
Perpanjangan Tenor
Sementara, untun masa tenor, rencana awal adalah perpanjangan hingga 30 tahun, meskipun berdasarkan pengalaman, mayoritas penerima KPR subsidi biasanya melunasi pinjaman mereka dalam waktu 10-11 tahun.
Namun kenyataannya, kata Nixon, banyak masyarakat yang menyelesaikan kewajiban KPR mereka lebih cepat, tetapi tetap akan disiapkan opsi tenor hingga 30 tahun untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
“KPR-nya diminta jadi 30 tahun. 30 tahun diperpanjang. Ya walaupun saya yakin masyarakat sih sepengetahuan saya 10-11 tahun pada lunas. Tapi gak apa-apa tetap ada yang berkebutuhan 30 tahun, nanti kita buat tenor yang panjang sampai 30 tahun,” ujarnya.
Dari sisi anggaran, untuk merealisasikan peningkatan kuota FLPP menjadi 800 ribu unit, pemerintah diperkirakan akan mengalokasikan sekitar Rp 70-72 triliun.
Advertisement
Siapkan Dana Lebih Besar
Namun, BTN dan bank-bank lainnya, sebagai pelaksana, akan menyiapkan sekitar Rp 80 triliun.
Kendati demikian, menurut Nixon perhitungan ini masih dalam tahap perkiraan dan belum ada keputusan final terkait format dan rincian anggaran yang dibutuhkan.
“Ya exercisenya sih, ini belum keputusan ya, tapi exercisenya kurang lebih Rp 70-72 triliun dari sisi pemerintahnya, jadi bank biasanya harus siapin Rp 80 triliun kurang lebih gitu ya. Kalo formatnya masih belum,” pungkasnya.