Sukses

Perumnas Mau Bangun Apartemen di Lahan Mangkrak Pulogebang

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menuturkan,titik lahan Perumnas di Blok K Pulogebang ini cukup strategis.

Liputan6.com, Jakarta - Perum Perumnas akan kembali membangun hunian vertikal di sebuah lahan kosong di Pulogebang, Jakarta Timur. Hunian ini akan digunakan dalam mengejar program 3 juta rumah.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait meninjau langsung lokasi yang akan dibangun. Dia melihat peluang pembangunan hunian ditengah lahan mangkrak tersebut.

"Saya meninjau langsung lokasi lahan milik Perumnas yang ada di Pulogebang, Jakarta Timur. Lahan ini selama (ini) idle dan ke depan akan dibangun hunian vertikal untuk rakyat," ujar Ara, sapaan akrabnya, mengutip keterangan resmi, Senin (2/11/2024).

Dia mengatakan, titik lahan Perumnas di Blok K Pulogebang ini cukup strategis. Lantaran, dekat dengan akses transportasi umum antara lain terminal dan stasiun.

"Lahan Blok K ini merupakan pembangunan hunian yang lokasinya strategis, tidak jauh dari Terminal Pulogebang dan Stasiun kereta api seperti Stasiun Cakung dan Stasiun Klender Baru sehingga prospek pembangunan ke depan sangat bagus. Kami juga akan berkoordinasi dengan mitra kerja seperti Pemprov Jakarta dalam pelaksanaan pembangunannya," tuturnya.

Pemanfaatan lahan yang dimiliki BUMN jadi salah satu cara mengejar program 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Pembangunan hunian transit oriented development (TOD) dinilai bisa ikut berkontribusi.

“Program 3 Juta Rumah adalah wujud nyata upaya pemerintah dalam mengatasi backlog perumahan. Kami mengapresiasi langkah strategis yang dilakukan Perumnas, baik melalui proyek TOD maupun pengembangan kawasan lain seperti Blok K Pulogebang," ungkap Ara.

Senada, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mendukung pengembangan lahan strategis di Blok K Pulogebang ini. "Lokasi ini sangat strategis untuk penyediaan hunian karena dekat dengan kampus dan kami siap mendukung penyelenggaraan proyek ini," katanya.

2 dari 5 halaman

Lahan 3,4 Hektare Perumnas

Blok K Pulogebang merupakan aset Perumnas dengan luas ukur 3,4 Ha dan luas efektif 3,1 Ha. Rencananya, lahan ini akan digunakan untuk membangun rumah rakyat.

"Sudah kami buat perencanaan pengembangan di lahan ini, dimana nantinya akan dibangun 6 tower highrise dengan total 5.451 unit hunian. Nantinya hunian tersebut akan diperuntukkan bagi masyarakat pada berbagai segmen, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang sudak kami alokasikan sebanyak setidaknya 20 persen dari jumlah unit terbangun," ungkap Budi.

Sebelumnya, Menteri Maruarar bersama Menteri BUMN, Erick Thohir juga telah meninjau proyek Transit Oriented Development (TOD) yang sedang dikembangkan Perumnas, di Samesta Mahata Margonda Depok dan Samesta Mahata Tanjung Barat Jakarta, 27 November 2024.

Proyek TOD ini hasil kolaborasi antara Perumnas dan PT KAI yang mengusung konsep hunian terintegrasi dengan transportasi.

“Kami berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui pengembangan perumahan yang terjangkau dan berkualitas. Program 3 Juta Rumah adalah tantangan sekaligus kesempatan bagi kami untuk memperkuat peran sebagai pengembang perumahan rakyat,” ujar Budi.

 

3 dari 5 halaman

Maruarar Sirait dan Mendagri Bakal Pindahkan Warga Kolong Jembatan ke Rusun di Bandung

Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait atau Ara akan kembali memindahkan warga kolong jembatan ke rumah susun (rusun). Kali ini, targetnya adalah warga kolong jembatan di Bandung, Jawa Barat.

Rencana itu akan dilakukan bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono. Pemindahan warga kolong jembatan di Bandung tersebut akan dilakukan pada Desember 2024, bulan depan.

"Tanggal 18 (Desember), Pak Tito, Wamensos, dan saya akan bergerak ke Bandung untuk supaya seperti ini (memindahkan warga dari kolong jembatan)," ujar Maruarar Sirait di Rusun Rawa Buaya, Jakarta Barat, Sabtu (30/11/2024).

Dia berharap tidak ada lagi warga Bandung yang tinggal di tempat yang kurang layak tersebut. Ini menjadi upaya penataan agar warga dapat menempati hunian yang layak.

"Mudah-mudahan di Bandung secara bertahap tidak ada lagi warga Bandung yang tinggal di bawah jembatan seperti di Jakarta ini. Mohon doa restunya dari semua," kata Ara.

Seperti diketahui, Ara dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih (KMP) mulai memindahkan warga kolong jembatan dan kolong tol di Jalan Inspeksi Banjir Kanal Barat, Jelambar, Jakarta Barat. Sebanyak 44 keluarga dipindahkan ke Rusun Rawa Buaya.

Seluruh keluarga tersebut digratiskan dari biaya sewa dalam 6 bulan pertama. Pada saat yang sama, mereka diberikan pelatihan agar dapat meningkatkan kemampuan dan menunjang ekonomi keluarga mereka.

 

4 dari 5 halaman

Ada Keluarga Sudah 40 Tahun Hidup di Kolong Tol

Sebelumnya diberitakan, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait mengungkap ada sebuah keluarga yang sudah menghuni kolong tol selama 40 tahun. Bahkan, sudah ada 3 generasi yang hidup di rumah yang kurang layak tersebut.

Temuan itu bermula ketika Ara, sapaan akrabnya, meninjau langsung kolong tol di Jalan Inspeksi Banjir Kanal Barat, Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Ada satu keluarga yang turun-temurun menghuni kolong tol tersebut.

"Tadi malam, Pak AHY, saya ditemani sampai sekitar setengah 2 pagi. Masuk ke jembatan, di bawahnya itu ada yang lahir di situ, Pak. Ada yang punya anak lagi di situ. Dia sudah lahir di situ, dia punya anak lagi di situ," ucap Ara di Rumah Susun Lokbin Rawa Buaya, Jakarta Barat, Sabtu (30/11/2024).

"Jadi, ada yang paling lama berapa puluh tahun, Pak? Empat puluh tahun ada di bawah kolong jembatan," imbuhnya.

 

 

5 dari 5 halaman

Pindahkan Warga ke Rusun Rawa Buaya

Ara langsung bergerak cepat, yakni dengan memindahkan sekitar 44 keluarga atau sekitar 139 orang ke Rusun Rawa Buaya. Menurutnya, ini merupakan perintah Presiden Prabowo Subianto.

"Dan hari ini, berkat Pak Prabowo, mereka pindah ke rumah susun. Sesudah empat puluh tahun ada di bawah jembatan," ujar Ara.

Politisi Partai Gerindra ini sempat berbincang dengan Liza, warga yang sudah turun-temurun hidup di kolong jembatan dan kolong tol. Perempuan berusia 23 tahun itu telah menghabiskan hidupnya tinggal di kolong tol.

Dia mengaku dilahirkan oleh orang tuanya di kolong tol. Bahkan, dia sudah kembali melahirkan anak di lokasi yang sama.

"Bayangin, Pak AHY, Bapak hari ini berbuat kebaikan yang luar biasa. Pak Tito, Pak Agus, hari ini ada keluarga kita, saudara kita, yang berarti kurang lebih umur berapa, deh? 23 tahun. 23 tahun lahir di kolong dan anaknya juga di kolong. Per hari ini tidak di kolong lagi," tutur Ara.