Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, lima tahun terakhir merupakan periode transformasi besar bagi PLN.
Transformasi tersebut fokus pada empat pilar utama, yakni Going Green, Clean, Efisiensi, dan Inovasi, serta Customer Focus.
Baca Juga
Transformasi ini dimulai dengan penguatan aspek internal organisasi, menyederhanakan proses bisnis yang sebelumnya kompleks, serta mendigitalisasi berbagai aspek operasional seperti pembayaran, penagihan, kontrol sistem, hingga sistem perencanaan.
Advertisement
"Lima tahun lalu program transformasi kami bersifat operasional karena banyak sekali tantangan operasional yang harus kami koreksi. Etape pertama dari transformasi selama 5 tahun ini sudah berhasil dituntaskan dengan paripurna, ini lebih banyak penguatan dari internal organisasi," kata Darmawan dalam RDP dengan Komisi XII DPR RI, Senin (2/12/2024).
Salah satu pencapaian penting dari transformasi ini adalah peningkatan signifikan dalam kinerja keuangan. Sejak dimulainya transformasi, PT PLN berhasil meningkatkan pendapatan dan mengendalikan biaya dengan lebih baik. Sebagai contoh, laba bersih perusahaan meningkat pesat dari Rp 5,9 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 22,1 triliun pada 2023.
Keberhasilan ini menunjukkan PLN tidak hanya sehat secara finansial, tetapi juga siap untuk terus menjalankan tugas penting sebagai penyedia listrik bagi negara.
"Dalam proses ini transformasi selama 5 tahun ini semakin memperkuat sustainability and strength dari financial of PT PLN persero, ini terlihat sekali net income atau net profit kami meningkat dari tahun ke tahun," ujarnya.
Keberhasilan Transformasi
Dia menuturkan, dengan hasil yang membanggakan ini, PT PLN menunjukkan, perusahaan listrik negara ini tidak hanya berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dengan fokus pada energi hijau dan efisiensi operasional.
Keberhasilan transformasi ini juga memperkuat kemampuan perusahaan dalam mendukung program-program pemerintah dan pembangunan negara di masa depan.
"Jadi, PLN sendiri sebagai perusahaan termasuk perusahaan yang sehat secara kondisi keuangan. Kenapa ini penting? karena kami tidak mungkin menjalankan tugas dari negara jika kondisi keuangan kami dalam kondisi yang ringkih dan rapuh. Maka, ini adalah fondasi agar kami bisa menjalankan tugas dari Pemerintah dan negara," pungkasnya.
Advertisement
PLN Bakal Wujudkan Kapasitas Listrik 100 GW di Era Prabowo, Caranya?
Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia bergerak menuju transformasi besar dalam sektor energi.
Salah satu caranya yakni beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil (fossil-based development) ke pengembangan energi terbarukan (renewable-based development).
Darmawan menyebut, kebijakan ini mencerminkan tekad untuk menciptakan sistem energi yang lebih bersih, terjangkau, dan berkelanjutan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia berencana untuk menambah kapasitas pembangkit listrik hingga 100 gigawatt (GW) pada tahun 2040.
Dari total tersebut, 75 GW akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT), yang mencakup energi matahari, angin, hidro, dan biomassa. Selain itu, 5 GW akan berbasis nuklir, sementara sisanya, sekitar 20 GW, masih akan mengandalkan energi gas.
“Jadi, ke depan dari hari ini sampai 2040 kita akan membangun tambahan kapasitas pembangkit 100 gigawatt. Dan 75 gigawattnya adalah berbasis pada energi baru terbarukan, 5 gigawattnya itu berbasis pada nuklir, dan hanya 20 gigawattnya itu pun berbasis pada gas,” kata Darmawan dalam Dialog Interaktif seri kedua Program 3 Juta Rumah, di Menara BTN, Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Kurangi Emisi Karbon
Menurut dia, langkah besar ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang selama ini menjadi penyumbang utama emisi karbon.
Dengan demikian, Indonesia tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga berperan aktif dalam upaya global mengurangi dampak perubahan iklim.
Penyediaan Energi yang Terjangkau
Selain itu, melalui kebijakan energi ini juga menekankan pada penyediaan energi yang tidak hanya bersih, tetapi juga terjangkau bagi masyarakat.
Dalam visi Presiden Prabowo Subianto, "affordable clean energy" menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Penyediaan energi yang terjangkau dan ramah lingkungan ini diyakini akan menarik investasi hijau (green investment) yang signifikan.
Investasi tersebut berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus memberikan kontribusi pada pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Dari kepemimpinan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto, kita harus bisa menyediakan affordable tetapi juga clean energy, affordable clean energy. Kenapa? Karena dari sini akan ada banyak sekali investasi yang berbasis pada green investment,” ujarnya.
Maka sebagai hasilnya diharapkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh dengan angka 8% per tahun, sesuai dengan janji yang telah disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Dari adanya green investment ini akan tentu saja akan create more jobs, and of course in the process to bring down poverty, to give prosperity to the people and deliver 8% economic growth as promised by Presiden Prabowo Subianto,” pungkasnya.
Advertisement