Sukses

Pertamina Salurkan 39,7 Juta KL BBM Subsidi hingga Oktober 2024

Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro menyampaikan target penyaluran BBM Subsidi hingga akhir 2024 mencapai 48,6 juta KL.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) sudah menyalurkan BBM subsidi sebanyak 39,7 juta kiloliter (KL) hingga Oktober 2024. Angka ini diprediksi bertambah hingga tutup tahun nanti.

Biosolar menjadi menjadi BBM Subsidi yang disalurkan Pertamina. Ditambah lagi dengan Pertalite yang sebagiannya dikompensasi pemerintah.

Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro menyampaikan target penyaluran BBM Subsidi hingga akhir 2024 mencapai 48,6 juta KL.

"Sampai dengan Oktober kita sudah menyalurkan BBM-PSO 39,7 (juta KL) dan kita harapkan di akhir tahun 48,6 juta kiloliter," ujar Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (3/12/2024).

Sementara itu, untuk LPG Bersubsidi 3 kilogram telah tersalurkan sebanyak 6,9 juta ton pada periode Januari-Oktober 2024. Targetnya, ada 8,3 juta ton yang disalurkan hingga akhir 2024.

Wiko juga menerangkan, produk BBM non subsidi seperti Pertamax hingga Pertamax Turbo terjual hingga 37,2 juta KL. Targetnya, hingha akhir 2024 mencapai 39,1 juta KL.

"Demikian juga dengan yang PSO baik LPG maupun non-PSO. Yang PSO LPG akhir tahun akan 8,3 juta ton, sementara untuk non-PSO sales lainnya ini BBM 39,1 juta kiloliter," ujar dia.

Pertamina Untung Rp 42 Triliun

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar USD 2,66 miliar atau setara Rp 42,1 triliun (kurs Rp 15.833) hingga Oktober 2024. Ini jadi tren positif yang dicatat BUMN minyak dan gas bumi tersebut.

Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro menyampaikan, besaran laba bersih itu disumbang dari tingginya pendapatan perusahaan. Pertamina mencatatkan pendapatan sebesar USD 62,5 miliar pada periode Januari-Oktober 2024.

"Sampai dengan Oktober 2024 ini kita telah membukakan labahbersih USD 2,6 miliar dengan revenue USD 62,5 (miliar)," ucap Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa, 3 Desember 2024.

Adapun, laba bersih perusahaan pada 2022 lalu tercatat sebesar USD 3,81 miliar dengan pendapatan USD 84,9 miliar. Keuntungan bersih itu meningkat jadi USD 4,4 miliar di 2023 meski ada penurunan dari pendapatan sebesar USD 75,8 miliar.

2 dari 4 halaman

Kinerja Akhir Tahun Bakal Positif

Wiko memaparkan turunnya pendapatan Pertamina imbas dari harga komoditas migas dunia yang juga menurun. Alhasil, perusahaan memanfaatkan bisnis hilir yang lebih menguntungkan.

"Revenue menurun ini karena didominasi oleh turunnya harga komoditi dunia, sehingga kita bisa memaksimalkan posisi-posisi di downstream lebih profitable.  Sementara di hulu memang terkoreksi karena harga minyak dunia juga menurun," jelas dia.

Wiko optimistis capaian positif tadi bisa dilanjutkan hingga tutup tahun 2024 ini. Setidaknya dia mematok target pendapatan Pertamina bisa menyamai angka 2023 lalu.

"Kami optimis di akhir tahun kita bisa menyamai revenue tahun lalu," tegasnya.

 

3 dari 4 halaman

Pertamina Hulu Rokan Serahkan Hak PI 10% dari PHE Ogan Komering ke BUMD Sumsel

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Sumatera Subholding Upstream Pertamina melakukan penandatanganan perjanjian Participating Interest (PI) 10% pada Wilayah Kerja (WK) Pertamina Hulu Energi (PHE) Ogan Komering.

Perjanjian ini ditandatangani oleh Direktur PHE Ogan Komering, Ruby Mulyawan, dan Direktur PT Sumsel Energi Ogan Komering, Bob Olopan Samosir, disaksikan oleh Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi, SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), Safei Syafrie, Direktur Pengembangan Usaha PT Sumsel Energi Gemilang, Wahyu Setiaji, di Jakarta, pada Selasa, 26 November 2024.

Hak PI 10% untuk Sumatera Selatan tersebut diserahkan melalui PT Sumsel Energi Ogan Komering sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan selaku Perusahaan Perseroan Daerah (PPD) yang ditunjuk Provinsi Sumatera Selatan untuk mengelola PI di WK PHE Ogan Komering. Penandatanganan perjanjian ini membuat Sumatera Selatan kini, segera mengelola pendapatan baru melalui PI tersebut untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat Bumi Sriwijaya.

Direktur PHE Ogan Komering, Ruby Mulyawan menuturkan, pengalihan PI ini adalah wujud kepatuhan PHR Regional 1 Sumatera dalam pemenuhan regulasi Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 37 Tahun 2016 tentang Ketentuan Penawaran Participating Interest 10% kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja sama yang baik dan koordinasi erat antara PHR Regional 1 Sumatera, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, SKK Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta BUMD yang terlibat.

4 dari 4 halaman

PHE Ogan Komering

Ruby berharap, sinergi antara PT PHE Ogan Komering, Pemerintah Daerah, dan seluruh pemangku kepentingan dapat senantiasa terjalin dengan baik, seraya memohon dukungan dari seluruh elemen masyarakat, khususnya Pemerintah Daerah, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota agar seluruh target yang ditetapkan dapat diraih demi upaya peningkatkan produksi migas nasional dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan kerja.

“Tentunya PI ini akan menjadi pendapatan baru baik tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten di Sumatera Selatan. Kami yakin pengelolaan PI oleh Sumatera Selatan ini akan memberikan dampak yang positif, baik itu infrastruktur maupun kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan,” ungkap Ruby.

Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi, SKK Migas Perwakilan Sumbagsel, Safei Syafrie, menyampaikan harapannya bahwa dengan perolehan PI 10% ini BUMD dapat menberikan kontribusi secara aktif dalam peningkatan produksi nasional sekaligus mendukung kegiatan industri hulu migas di Sumatera Bagian Selatan.