Sukses

Harga Emas Terdongkrak Tipis di Tengah Serbuan Data Ekonomi

JP Morgan memperkirakan harga emas dapat naik hingga USD 3.000 per ons pada 2025 karena permintaan fisik dan posisi berjangka yang kurang akan menjadi landasan bagi kenaikan harga lebih lanjut pada tahun 2025.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis pada perdagangan Selasa setelah laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) dirilis. Pada pekan ini akan ada sejumlah data lain yang bakal diumumkan.

Harga emas naik tipis pada perdagangan hari Selasa setelah laporan ketenagakerjaan AS yang kuat, sementara dolar AS yang melemah dan imbal hasil obligasi yang juga turun membatasi kerugian.

Pelaku pasar menunggu lebih banyak data ekonomi untuk mengukur jalur suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed).

Mengutip CNBC, Rabu (4/12/2024), harga emas spot naik tipis 0,2% menjadi USD 2.665 per ons. Harga naik sebanyak 0,7% sebelum data lowongan kerja AS. Harga emas berjangka AS juga hanya naik 0,1% menjadi USD 2.642,45 per ons.

Analis komoditas TD Securities Daniel Ghali menjelaskan, kenaikan harga emas batangan terpangkas sebelumnya karena data JOLTS mengonfirmasi ekspektasi akan rebound di pasar kerja.

"Ini meredakan kekhawatiran perlambatan signifikan di pasar tenaga kerja menjelang laporan non-farm payrolls hari Jumat nanti," kata dia.

Laporan ketenagakerjaan yang kuat dapat menyebabkan Fed mengambil sikap hati-hati dalam memangkas suku bunga. Fokus investor beralih ke laporan ketenagakerjaan ADP dan pidato Ketua Fed Jerome Powell pada hari Rabu.

Data selanjutnya yang bakal dirilis adalah laporan penggajian hari Jumat.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember sebesar 69%.

Imbal hasil surat utang 10 tahun turun ke level terendah dalam lebih dari sebulan, dan dolar juga turun 0,2%, sehingga membatasi kerugian pada emas batangan.

 

2 dari 3 halaman

Bisa Tembus USD 3.000

Analis di JPMorgan dan HSBC menyoroti peran emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik, dengan mencatat bahwa meningkatnya ketegangan dan konflik global telah meningkatkan daya tariknya.

Mereka menekankan bahwa kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dapat semakin meningkatkan risiko geopolitik, yang berpotensi menguntungkan emas sebagai aset safe haven menjelang tahun 2025.

"Kami percaya aksi jual emas pasca-pemilu merupakan hambatan yang disebabkan oleh posisi, bukan perubahan besar," catat JP Morgan.

Bank investasi ini memperkirakan harga dapat naik hingga USD 3.000 per ons pada 2025 karena permintaan fisik dan posisi berjangka yang tidak terlalu bergejolak akan menjadi landasan bagi kenaikan harga lebih lanjut pada 2025.

Emas, yang tidak memberikan keuntungan bunga apa pun, secara historis berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama periode ketidakpastian geopolitik.

3 dari 3 halaman

Logam Lainnya

Sedangkan harga logam lainnya, untuk perak di pasar spot naik 1,2% menjadi USD 30,89 per ons.

Platinum naik 0,9% menjadi USD 955,25 per ons dan paladium turun 0,8% menjadi USD 973,50 per ons.

Video Terkini