Sukses

Harga Minyak Merangkak Naik jelang Pertemuan OPEC+

OPEC+, yang menyumbang sekitar setengah dari produksi minyak dunia, telah berupaya untuk secara bertahap menghentikan pemangkasan produksi hingga 2025.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik lebih dari 2% pada perdagangan Selasa. Investor saat ini tengah mencermati hasil pertemuan organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) bersama sekutunya atau biasa disebut dengan OPEC+ pada akhir pekan ini.

Mengutip CNBC, Rabu (4/12/2024), harga minyak mentah Brent naik USD 1,79 atau 2,49% dan ditutup pada USD 73,62 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,84 atau 2,7% ditutup pada USD 69,94 per barel.

OPEC+ kemungkinan akan mengadakan pertemuan pada hari Kamis untuk membahas perpanjangan putaran terakhir pemangkasan produksi minyak hingga akhir kuartal pertama 2025. Hal ini diungkap oleh empat sumber OPEC+ kepada salah satu media internasional.

Dengan adanya perpanjangan pemangkasan produksi ini memberikan dukungan tambahan bagi pasar minyak.

"Harga minyak mentah tampak benar-benar macet, dengan para pedagang yang enggan terlibat menjelang pertemuan OPEC+ hari Kamis, yang hasilnya dapat menentukan arah menjelang akhir tahun," jelas analis Saxo Bank Ole Hansen.

OPEC+, yang menyumbang sekitar setengah dari produksi minyak dunia, telah berupaya untuk secara bertahap menghentikan pemangkasan produksi hingga 2025.

Namun, prospek surplus pasar minyak telah memberikan tekanan ke bawah pada harga, dengan harga minyak Brent diperdagangkan hampir 6% di bawah rata-ratanya untuk Desember 2023.

“Mengingat peningkatan kepatuhan terhadap pemangkasan produksi dari Rusia, Kazakhstan, dan Irak, tingkat harga Brent yang lebih rendah, dan indikasi dalam laporan pers, kami berasumsi pemangkasan produksi OPEC+ akan diperpanjang hingga April,” kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

“Saya pikir tidak ada pilihan lain selain menundanya,” kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova.

 

2 dari 2 halaman

Membatasi Perpanjangan Pemangkasan Produksi

Ia melanjutkan, meningkatnya tekanan dari negara-negara peserta untuk meningkatkan produksi dapat membatasi perpanjangan hanya dalam beberapa bulan.

Para peneliti dan analis mengatakan, prospek permintaan minyak global tetap lemah, dengan impor minyak mentah Tiongkok kemungkinan akan mencapai puncaknya paling cepat tahun depan, karena permintaan bahan bakar transportasi mulai menurun.

Arab Saudi, eksportir terbesar dunia, diperkirakan akan memangkas harga minyak mentah untuk pembeli Asia ke level terendah dalam setidaknya empat tahun, menurut para pedagang.

Kekhawatiran bahwa Federal Reserve AS mungkin tidak memangkas suku bunga pada pertemuannya di bulan Desember juga telah membatasi harga minyak.

Video Terkini