Liputan6.com, Jakarta Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) wilayah Banyuwangi dan Jawa Timur, Nanang Triatmoko, mengungkapkan keluhan terkait penurunan harga cabai di tingkat petani yang terjadi selama empat bulan terakhir.
Nanang menyebut harga cabai merah keriting (CMK) di wilayah Blitar dan sekitarnya sempat anjlok hingga Rp1.500 per kilogram, jauh di bawah harga normal Rp15.000 per kilogram.
Baca Juga
"Kemarin harga CMK sempat turun drastis hingga Rp1.500 per kilogram," ujar Nanang kepada media di Kantor Pusat Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Advertisement
Harga Cabai Masih Belum Stabil
Saat ini, harga cabai merah keriting di tingkat petani wilayah Blitar dan Kediri berkisar antara Rp6.000 hingga Rp7.000 per kilogram. Sementara itu, harga cabai merah besar juga sempat turun menjadi Rp3.000–Rp4.000 per kilogram, meskipun kini mulai membaik ke level Rp13.000–Rp16.000 per kilogram per Rabu (4/12) malam.
Nanang menjelaskan, anjloknya harga cabai disebabkan oleh meningkatnya produksi akibat kondisi cuaca yang mendukung, sementara permintaan pasar justru menurun.
"Cuaca yang baik membuat produksi meningkat signifikan, tetapi penyerapan pasar menurun, sehingga terjadi kelebihan pasokan," jelasnya.
Harapan Petani untuk Intervensi Pemerintah
Nanang berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk membantu menyerap produksi cabai petani guna menstabilkan harga. Ia mengaku telah mengirimkan surat kepada Presiden Prabowo Subianto untuk meminta perhatian terhadap masalah ini.
"Kami berharap pemerintah hadir saat harga anjlok untuk melindungi petani, dan hadir saat harga tinggi untuk melindungi konsumen. Perlu ada keseimbangan antara produsen dan konsumen," tandasnya.
Harga Rata-Rata Nasional Masih TinggiBerdasarkan data dari Panel Harga Bapanas, rata-rata nasional harga cabai merah keriting hari ini tercatat sebesar Rp30.180 per kilogram. Meskipun harga di tingkat konsumen terlihat stabil, disparitas harga dengan tingkat petani menjadi isu yang perlu segera diatasi.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement