Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait menyatakan, dukungan pembangunan rumah untuk masyarakat dari Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dalam program 3 juta rumah sangat diperlukan.Â
"Kami berharap Apersi terus membangun rumah untuk masyarakat guna mendukung program 3 juta rumah," ujar Maruarar dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/12/2024).
Baca Juga
Pria yang akrab disapa Ara ini secara terbuka menyatakan siap menerima berbagai saran dan masukan dari para pengembang, terkait berbagai permasalahan yang ada di sektor perumahan.
Advertisement
Hal itu diperlukan agar program dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah bisa berjalan dengan baik dan mempermudah iklim investasi di sektor perumahan.
Apalagi anggaran pemerintah, dalam hal ini Kementerian PKP di sektor perumahan tahun depan sangat minim, hanya Rp 5,27 triliun. Sehingga diperlukan kolaborasi dan gotong royong dari semua pihak dan mitra.
"Gotong royong di sektor perumahan ini sangat penting mengingat anggaran Kementerian PKP tahun depan Rp 5,27 triliun, sedangkan target pembangunan rumah cukup besar," ungkap Ara.
Ara bakal menjadwalkan pertemuan dengan berbagai asosiasi pengembang lainnya agar berbagai masukan yang sama dapat dikumpulkan menjadi satu. Apalagi setiap asosiasi pengembang memiliki unit Litbang sehingga berbagai kajian serta inovasi skema pembangunan dan pembiayaan dapat didetilkan dan diusulkan kepada pemerintah.
"Silakan beri masukan kepada kami secara tertulis mengenai berbagai masalah yang dihadapi oleh pengembang di lapangan. Tentunya kami akan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga serta instansi terkait agar berbagai peraturan dan kebijakan di sektor perumahan bisa dipermudah dan disinergikan," tuturnya.
Â
Â
Apersi Siap Koordinasi
Ketua Umum Apersi Junaidi Abdillah menjelaskan, pihaknya siap berkoordinasi dengan Kementerian PKP dalam hal pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat. Apalagi dengan dibentuknya Kementerian PKP menjadi wadah bagi para pengembang untuk berkoordinasi tentang masalah perumahan.
"Selama ini APERSI juga fokus pada pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," kata Junaidi.
Saat ini, tercatat anggota Apersi sebanyak 5.120 pengembang dengan anggota aktif sebanyak 3.691 pengembang dan terdiri dari 29 DPD 29 provinsi di seluruh Indonesia.
"Total realisasi pembangunan rumah oleh pengembang aktif Apersi mulai 2020 hingga 2024 yang tersebar di 6.521 seluruh Indonesia adalah 669.149 unit rumah. Kami juga siap bergotong royong dengan Kementerian PKP melalui hibah sejumlah lahan milik anggota Apersi untuk rumah rakyat," terang Junaidi.
Advertisement
Bangun Program 3 Juta Rumah, Maruarar Incar Lahan KAI di Sekitar Stasiun Manggarai
Sebelumnya, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman menargetkan lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang berada di kawasan Stasiun Manggarai, Jakarta menajdi calon lokasi program 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait."Kami berharap PT KAI terlebih dulu bisa melakukan survey dan pendataan hunian yang ada di lahan negara yang ada di sekitar kawasan Stasiun Manggarai," tutur Menteri Ara panggilan akrabnya saat melakukan kunjungan kerja ke Stasiun Manggarai, Jakarta, ditulis Kamis (28/11/2024).
Menteri Ara menilai, lahan negara yang menjadi aset PTÂ KAIÂ bisa menjadi lokasi pembangunan rumah rakyat. Hal ini mengingat lokasinya berada di kawasan strategis di perkotaan sehingga bisa menjadi hunian yang layak bagi masyarakat.
Pihaknya menyatakan akan berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyusun perencanaan program penataan kawasan permukiman di sekitar Stasiun Manggarai.Â
Hal tersebut untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan negara yang ada di kawasan perkotaan sehingga dapat menjadi lokasi pembangunan hunian bagi rakyat sekaligus mendukung pelaksanaan Program 3 Juta Rumah.
"Kami berharap PT KAI terlebih dulu bisa melakukan survei dan pendataan hunian yang ada di lahan negara yang ada di sekitar kawasan Stasiun Manggarai," tutur diaÂ
Berdasarkan data yang ada, PT KAI saat ini juga telah bekerja sama dengan Perum Perumnas membangun 4 hunian berbasis TOD di sejumlah titik stasiun yang ada. Lokasinya antara lain di Semesta Mahata Serpong, Semesta Mahata Margonda, Semesta Mahata Tanjung Barat dan Semesta Parayasa.
Pengembangan TOD
Untuk pengembangan TOD ke depan, PT KAI juga telah menetapkan lima lahan prioritas seluas 17 hektar yang siap untuk hunian terintegrasi. Beberapa lokasi yang tengah disiapkan antara lain di Kota Solo yakni di sekitar Stasiun Purwosari dan Stasiun Solo Balapan, Stasiun Surabaya Gubeng di Kota Surabaya, Stasiun Cicayur di BSD, Tangerang dan Stasiun Sudimara di Bintaro, Tangerang.
Pada kunjungannya ke Stasiun Manggarai, Menteri PKP Maruarar bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menaiki kereta rel listrik (KRL) guna meninjau kawasan hunian yang ada di pinggiran Stasiun Manggarai. Adanya koordinasi yang intens antara Kementerian PKP dan Kementerian BUMN diharapkan memperoleh data lahan disertai potensi pemanfaatan untuk perumahan.
"Untuk pembangunan rumah di sekitar stasiun milik PT KAI bisa mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) atau kawasan hunian terintegrasi. Jadi hunian vertikal yang dekat dengan moda transportasi kereta api sehingga mempermudah mobilisasi masyarakat saat bekerja," ujar Menteri BUMN Erick Thohir.
Â
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement