Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Indonesia Power menggandeng investor asal Arab Saudi membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). Nilai investasi pembangunan PLTS itu mencapai Rp 50 triliun.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (7/12/2024).
Baca Juga
"PLN Indonesia Power bersama investor Arab Saudi akan bekerja sama membangun PLTS terapung di Danau Singkarak," ujar Andre Rosiade, di Padang, Sabtu.
Advertisement
Andre menuturkan, Komisi VI DPR yang salah satu ruang lingkup kerjanya membidangi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah melakukan rapat dengar pendapat bersama PLN untuk menindaklanjuti pembangunan PLTS terapung tersebut.
Andre mengatakan kerja sama pembangunan PLTS terapung tersebut berangkat dari keberhasilan PLTS di Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. PLN bersama mitra terkait yakni Komisi VI DPR telah membahas rencana itu dan segera merealisasikannya.
"Jadi, keberhasilan pembangunan PLTS di Cirata ini akan kita adopsi di Danau Singkarak," kata dia.
Dalam waktu dekat Komisi VI DPR bersama PLN dan Kabupaten Tanah Datar terlebih dahulu menyosialisasikan rencana pembangunan PLTS terapung tersebut. Tujuannya agar proyek di bidang energi ini didukung serta membawa manfaat bagi masyarakat di Ranah Minang terutama di sekitar Danau Singkarak, Sumatera Barat.
"Pembangunan PLTS ini harus menguntungkan masyarakat, tidak merusak lingkungan dan ekosistem Danau Singkarak serta membuka lapangan pekerjaan," ujar dia.
Pemerintah Bakal Bangun 2 PLTS
Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah akan membangun dua PLTS terapung yakni di Danau Singkarak dan Waduk Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
Untuk PLTS terapung di Danau Singkarak diketahui berkapasitas 90 megawatt (MW). Sementara, PLTS di Waduk Saguling berkapasitas 60 MW. Pengembangan kedua PLTS ini merupakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi bersih, dan mempercepat transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
Â
Advertisement
Kejar 14 GW Potensi PLTS Terapung di Bendungan, Kementerian PUPR Beri Lampu Hijau
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) sebagai pengelola bendungan telah menyetujui peningkatan kapasitas PLTS terapung di beberapa bendungan.
Direktur Konservasi Energi EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hendra Iswahyudi mengatakan, pihaknya bakal mengakselerasi potensi pengembangan PLTS terapung di atas permukaan waduk, yang punya kapasitas hingga 14 GW. Dengan memanfaatkan floating PV pada beberapa permukaan bendungan yang dimiliki Kementerian PUPR.
"Kementerian ESDM sudah menerima persetujuan dari Menteri PUPR untuk meningkatkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang memanfaatkan waduk milik Kementerian PUPR," ujar Hendra dalam keterangan tertulis, Jumat (13/9/2024).
Ia menilai, persetujuan dari Kementerian PUPR membuka peluang besar untuk pemanfaatan permukaan waduk guna menghasilkan energi terbarukan.Â
"Menteri Basuki (Hadimuljono) sudah bersurat ke Kementerian ESDM bahwa beliau sepakat untuk memperbesar cakupan persentase luasan danau atau waduk yang bisa dimanfaatkan, dari yang sebelumnya hanya 5 persen menjadi 25 persen," ujar Hendra.
Hendra juga menjelaskan, potensi 14,7 GW dari 257 waduk tersebar di berbagai wilayah, seperti Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.Â
"Ini tentu saja mesti diinventarisasi ya. Karena antara potensi, kesiapan jaringan listrik, dan kapan masuk RUPTL sesuai dengan COD, sudah dikomunikasikan dengan Gatrik (Ditjen Ketenagalistrikan) dan PLN. Jadi, nanti tinggal melihat kapan masuk dalam rencana," ia menambahkan.
"Hingga bulan Juli 2024, kapasitas terpasang PLTS terapung ini telah mencapai 193,01 MW," pungkas Hendra.
Â
Potensi 14,7 GW
Berdasarkan catatan yang ada, potensi dari permukaan waduk milik Kementerian PUPR untuk pemasangan PLTS terapung mencapai 89,37 GW, yang tersebar di 293 lokasi. Dari jumlah itu, 257 lokasi dengan potensi 14,7 GW merupakan properti milik Kementerian PUPR.
Sebaran waduk tersebut sebagai berikut:
-Â Jawa-Bali: 9.076,95 MW (114 lokasi)
- Sumatera: 1.967,56 MW (17 lokasi)
- Kalimantan: 690,22 MW (11 lokasi)
- Sulawesi: 1.646,84 MW (15 lokasi)
- Maluku-Nusa Tenggara: 1.320,14 MW (100 lokasi)
Sementara itu, potensi di 36 lokasi danau sebesar 74,66 GW terbagi sebagai berikut:
- Jawa-Bali: 641,3 MW (2 lokasi)
- Sumatera: 34.867,9 MW (12 lokasi)
- Kalimantan: 2.437,9 MW (3 lokasi)
- Sulawesi: 24.415,6 MW (6 lokasi)
- Maluku-Papua-Nusa Tenggara: 12.302,4 MW (13 lokasi)
Â
Advertisement