Sukses

Pengumuman Inflasi AS Pekan Ini Bisa Jadi Katalis Harga Emas?

Beberapa analis pasar mengatakan bahwa mereka perlu melihat katalis harga emas yang lebih besar daripada sekadar inflasi yang stabil.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas masih terjebak dalam pola konsolidasi di kisaran harga USD 2.600 per ons hingga USD 2.700 per ons. Saat ini, harga emas masih menunggu katalis yang bisa mendorong pergerakan selanjutnya.

Logam mulia belum bisa menemukan arah yang jelas pada perdagangan Jumat menyusul laporan ketenagakerjaan bulan November. Ekonomi AS berhasil menciptakan 227.000 pekerjaan bulan lalu, sedikit mengalahkan perkiraan ekonom. Pada saat yang sama, upah tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan.

Namun, penurunan tingkat partisipasi mendorong tingkat pengangguran kembali ke 4,2%.

Menurut ekonom, pasar tenaga kerja tetap cukup tangguh, meski mulai melambat. Mereka tidak memperkirakan data ketenagakerjaan terbaru akan memengaruhi rencana Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) untuk memangkas suku bunga akhir bulan ini.

Namun, ada pertanyaan yang berkembang mengenai jalur kebijakan moneter bank sentral di tahun baru karena inflasi tetap tinggi.

"Mereka kemungkinan akan memperlambat laju pemotongan suku bunga pada 2025," kata Kepala Ekonom Comerica Bank Bill Adams dalam sebuah catatan dikutip dari Kitco, Senin (9/12/2024).

"Setelah keputusan Desember, Fed kemungkinan akan beralih ke laju pemotongan suku bunga triwulanan dengan pemotongan berikutnya pada Maret dan Juni. Jika pemerintah memberlakukan kebijakan yang mempercepat pertumbuhan, menaikkan harga, dan atau memperketat pasar kerja pada saat itu, Fed dapat menghentikan sementara pemotongan suku bunga pada paruh kedua tahun 2025." tambah dia.

 

 

2 dari 4 halaman

Spekulan Ambil Untung

Para ekonom mencatat bahwa bagian berikutnya dari teka-teki ekonomi akan muncul minggu ini adalah data Indeks Harga Konsumen dan Indeks Harga Produsen bulan November. Dataran tinggi yang diharapkan dalam biaya tempat tinggal dapat membantu meringankan harga konsumen inti dan memberi ruang bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga, yang akan mendukung harga emas.

Namun, beberapa analis pasar mengatakan bahwa mereka perlu melihat katalis yang lebih besar daripada sekadar inflasi yang stabil.

Kepala Futures & Forex di Tastylive Christopher Vecchio mengatakan, dia sepenuhnya netral terhadap pasar logam mulia dan dapat melihat skenario di mana harga emas terus naik lebih tinggi atau turun secara signifikan lebih rendah.

"Saya perlu melihat kejelasan teknis sebelum saya bertaruh pada emas," katanya.

Vecchio menambahkan bahwa ada banyak dukungan bullish untuk emas dalam jangka menengah. Namun, ia mencatat bahwa ada risiko penurunan yang meningkat dalam jangka pendek karena posisi spekulatif tetap tinggi.

"Semakin lama emas terus berkonsolidasi, semakin besar kemungkinan pedagang spekulatif mengambil untung," katanya. "Emas naik secara signifikan, jadi keuntungannya cukup menarik."

Vecchio mengatakan bahwa jika emas akan menarik momentum baru, harga harus menembus di atas resistensi awal di USD 2.725 per ons.

 

3 dari 4 halaman

Tren Kenaikan Harga Emas

Analis Logam Mulia Independen dan Pendiri Laporan BubbleBubble, Jesse Colombo mengatakan bahwa meskipun ada risiko penurunan, emas tetap dalam tren naik yang dikonfirmasi.

Ia mencatat bahwa ia melihat aksi harga menciptakan tekanan volatilitas dan menambahkan bahwa hanya masalah waktu sebelum harga menembus. Mengingat tren naik saat ini, ia memperkirakan harga akan menembus ke atas.

Ia menambahkan bahwa harga harus turun di bawah USD 2.500 per ons untuk merusak reli logam mulia selama setahun secara signifikan.

“Permintaan bank sentral dan permintaan institusional menunjukkan adanya dukungan yang kuat untuk emas, jadi saya tidak memperkirakan pasar akan benar-benar runtuh,” katanya.

“Saya sebenarnya tidak berpikir koreksi harga akan menjadi hal yang buruk, karena hal itu akan memungkinkan investor untuk mengakumulasi lebih banyak.” tambah dia.

 

4 dari 4 halaman

Agenda Proteksionis

Analis Pasar Senior di ActivTrades Ricardo Evangelista, mengatakan dalam catatan terbarunya bahwa ia tetap netral terhadap emas karena harga terperangkap dalam tarik-menarik.

“Stabilitas harga ini mencerminkan keseimbangan kekuatan pasar yang saling bertentangan. Di satu sisi, ketidakstabilan geopolitik masih melimpah,” katanya.

“Di sisi lain, prospek pemerintahan AS yang akan datang yang mengejar agenda proteksionis mengubah dinamika pasar. Akibatnya, imbal hasil treasury meningkat, memberikan kekuatan pada dolar dan secara efektif membatasi potensi kenaikan emas.” tutur Ricardo Evangelista.

Meskipun investor harus menunggu hingga 18 Desember untuk keputusan kebijakan moneter Federal Reserve, minggu depan akan disibukkan dengan pengumuman bank sentral lainnya.

Beberapa analis telah mencatat bahwa penurunan suku bunga global membuat emas menjadi aset yang menarik.

Video Terkini