Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memproyeksikan kebutuhan Gasoline (BBM) selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) meningkat sekitar 5% dibanding rerata normal, sedangkan Gasoil (solar) diprediksi turun sekitar 3,3%, karena adanya pembatasan operasional kendaraan angkutan barang atau truk.
Sementara kebutuhan LPG untuk konsumsi rumah tangga selama periode Nataru diprediksikan mengalami kenaikan sekitar 2,7% dibanding rerata normal.
Baca Juga
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengatakan Pertamina juga telah menyiagakan 7.786 SPBU, 6.802 Pertashop, 414 SPBUN, 55 SPBB, 6.478 Agen LPG, 754 SPBE dan 156 Agen Minyak Tanah untuk memastikan distribusi lancar dan aman.
Advertisement
"Pertamina telah melakukan antisipasi dan proyeksi peningkatan kebutuhan energi, termasuk peningkatan cadangan stok BBM, LPG dan Avtur dijaga di level aman, seluruh infrastruktur disiagakan," ujar Simon dalam konferensi pers Kesiapan PLN dan Pertamina dalam rangka Nataru, di Kementerian BUMN, Senin (9/12/2024).
Simon mengatakan, selama masa Satgas, Pertamina juga melakukan peningkatan layanan di jalur potensial meliputi jalur tol, jalur wisata, dan jalur lintas utama. Fasilitas yang disiapkan meliputi SPBU Siaga, Agen LPG Siaga, Agen Mitan Siaga, Kiosk Pertamina Siaga, Motorist, Mobil tangki stand by, dan Serambi MyPertamina.
"Pertamina juga telah melakukan antisipasi terhadap terjadinya bencana dengan mempersiapkan Tim Tanggap Darurat Bencana di masing-masing Regional,” ujar dia.
Sejalan dengan itu,Pertamina juga melakukan optimalisasi pemanfaatan digitalisasi supply chain melalui command center bernama Pertamina Digital Hub.
Langkah Strategis Lain
"Sistem ini dapat monitoring penyaluran BBM dan LPG seluruh Pertamina Group yang terintegrasi selama masa Nataru, sehingga kebutuhan energi dapat dijangkau masyarakat, kualitas dan kuantitas BBM dan LPG yang disalurkan dipastikan tepat kuantiti dan kualitas sesuai standar yang berlaku,” ujar Simon.
Selain itu, dukungan dari Pertamina Group untuk menghadapi Nataru 2024 juga disiapkan langkah-langkah strategis lain. Diantaranya pada sektor transportasi udara, Simon mengatakan sesuai yang diamanahkan pemerintah, Pertamina menurunkan harga Avtur selama periode Desember di 19 bandara.
“Pertamina berkontribusi menurunkan harga Avtur di 19 lokasi Bandar Udara prioritas. Pelita Air juga akan menyediakan 200,952 kapasitas kursi penerbangan atau naik 44% untuk melayani 16 rute penerbangan domestik, untuk mendukung kebutuhan Nataru," pungkas Simon.
Advertisement
Pertamina Salurkan 39,7 Juta KL BBM Subsidi hingga Oktober 2024
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) sudah menyalurkan BBM subsidi sebanyak 39,7 juta kiloliter (KL) hingga Oktober 2024. Angka ini diprediksi bertambah hingga tutup tahun nanti.
Biosolar menjadi menjadi BBM Subsidi yang disalurkan Pertamina. Ditambah lagi dengan Pertalite yang sebagiannya dikompensasi pemerintah.
Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro menyampaikan target penyaluran BBM Subsidi hingga akhir 2024 mencapai 48,6 juta KL.
"Sampai dengan Oktober kita sudah menyalurkan BBM-PSO 39,7 (juta KL) dan kita harapkan di akhir tahun 48,6 juta kiloliter," ujar Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (3/12/2024).
Sementara itu, untuk LPG Bersubsidi 3 kilogram telah tersalurkan sebanyak 6,9 juta ton pada periode Januari-Oktober 2024. Targetnya, ada 8,3 juta ton yang disalurkan hingga akhir 2024.
Wiko juga menerangkan, produk BBM non subsidi seperti Pertamax hingga Pertamax Turbo terjual hingga 37,2 juta KL. Targetnya, hingha akhir 2024 mencapai 39,1 juta KL.
"Demikian juga dengan yang PSO baik LPG maupun non-PSO. Yang PSO LPG akhir tahun akan 8,3 juta ton, sementara untuk non-PSO sales lainnya ini BBM 39,1 juta kiloliter," ujar dia.
Kinerja Akhir Tahun Bakal Positif
Pertamina Untung Rp 42 Triliun
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar USD 2,66 miliar atau setara Rp 42,1 triliun (kurs Rp 15.833) hingga Oktober 2024. Ini jadi tren positif yang dicatat BUMN minyak dan gas bumi tersebut.
Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro menyampaikan, besaran laba bersih itu disumbang dari tingginya pendapatan perusahaan. Pertamina mencatatkan pendapatan sebesar USD 62,5 miliar pada periode Januari-Oktober 2024.
"Sampai dengan Oktober 2024 ini kita telah membukakan labahbersih USD 2,6 miliar dengan revenue USD 62,5 (miliar)," ucap Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa, 3 Desember 2024.
Adapun, laba bersih perusahaan pada 2022 lalu tercatat sebesar USD 3,81 miliar dengan pendapatan USD 84,9 miliar. Keuntungan bersih itu meningkat jadi USD 4,4 miliar di 2023 meski ada penurunan dari pendapatan sebesar USD 75,8 miliar.
Wiko memaparkan turunnya pendapatan Pertamina imbas dari harga komoditas migas dunia yang juga menurun. Alhasil, perusahaan memanfaatkan bisnis hilir yang lebih menguntungkan.
"Revenue menurun ini karena didominasi oleh turunnya harga komoditi dunia, sehingga kita bisa memaksimalkan posisi-posisi di downstream lebih profitable. Sementara di hulu memang terkoreksi karena harga minyak dunia juga menurun," jelas dia.
Wiko optimistis capaian positif tadi bisa dilanjutkan hingga tutup tahun 2024 ini. Setidaknya dia mematok target pendapatan Pertamina bisa menyamai angka 2023 lalu.
"Kami optimis di akhir tahun kita bisa menyamai revenue tahun lalu," tegasnya.
Advertisement