Sukses

Menteri Investasi Tawarkan Eropa Potensi 3,6 Ribu GW Energi Terbarukan

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menawarkan akses potensi energi terbarukan di Indonesia kepada investor asal Uni Eropa.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menawarkan akses potensi energi terbarukan di Indonesia kepada investor asal Uni Eropa. Menurut perhitungannya, Indonesia punya potensi energi terbarukan untuk energi transisi mencapai 3.687 gigawatt (GW).

"Kami memiliki energi terbarukan yang sangat melimpah, mendekati 3.700 gigawatt dari tenaga surya, tenaga air, ombak, dan panas bumi, serta angin," kata Rosan dalam acara Indonesia-Europe Investment Summit 2024 di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Senin (9/12/2024).

Pemerintah RI sendiri punya komitmen untuk mencapai target bebas emisi, atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Untuk itu, Rosan menyebut pemerintah membuka segala pintu investasi dan peluang kerjasama terkait pemanfaatan energi terbarukan.

Salah satunya dengan banyak menyederhanakan regulasi, dengan memangkas sektor industri yang sebelumnya tidak bisa dimasuki investasi asing langsung atau foreign direct Investment (FDI).

"Sejak 2021 atau 2022, dari 100 lebih industri yang tidak boleh dimasuki oleh pihak asing, sekarang hanya tinggal enam industri yang tidak boleh dimasuki oleh pihak asing," terang dia.

Ekosistem Mobil Listrik

Salah satunya, pengembangan ekosistem baterai mobil listrik (EV) kini tengah dilakukan di Tanah Air. Rosan berharap Uni Eropa berminat menanamkan modalnya di sektor tersebut.

Pasalnya, sebagian besar investasi EV saat ini datang dari Korea Selatan dan China. "Saya yakin Eropa akan memainkan peran penting bagi kita di masa mendatang," imbuh Rosan Roeslani.

 

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi 8%

Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto juga mencanangkan target mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Menggapai target itu, investasi memainkan peran besar di samping konsumsi domestik.

"Saat ini, konsumsi domestik kita berkontribusi sekitar 53-54 persen dari pertumbuhan ekonomi kita. Dan investasi sekitar 24-25 persen., belanja pemerintah sekitar 8-9 persen, dan ekspor neto hanya 2 persen," jelas Rosan.

Mengutip data milik Kementerian PPN/Bappenas, pemasukan investasi di Indonesia terus bertumbuh selama 5 tahun terakhir, dengan total nilai mencapai Rp 13.528 triliun.

Pemerintah target pemasukan investasi bakal terdongkrak mencapai Rp 2.680 triliun pada 2027. Sehingga turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi 8,3 persen, dan membuka lapangan kerja bagi 3,44 juta orang.

"Ini target yang sangat ambisius. Tapi di saat yang sama bukan hanya investasi, tapi juga hilirisasi sebagai value added, yang ujungnya bisa menciptakan industrialisasi di Indonesia," pungkas Rosan.