Sukses

Harga Minyak Merangkak Naik Usai China Umumkan Pelonggaran Moneter

Pertumbuhan ekonomi China terhenti karena jatuhnya pasar properti telah memukul kepercayaan dan konsumsi. Segala kebijakan China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi sentimen bagi harga minyak dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik lebih dari 1% pada perdagangan hari Senin karena importir utama minyak dunia yaitu China menandai langkah pertamanya menuju pelonggaran kebijakan moneter sejak 2010 yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Langkah pelonggaran moneter ini dilaporkan oleh media pemerintah yang mengutip pertemuan Politbiro.

Mengutip CNBC, Selasa (10/12/2024), harga minyak mentah Brent naik USD 1,02 atau 1,43% dan ditutup pada USD 72,14 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,17 atau 1,74% dan ditutup pada USD 68,37 per barel.

“Pelonggaran kebijakan moneter China kemungkinan menjadi pendorong kenaikan harga minyak, yang mendukung sentimen risiko,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Pertumbuhan ekonomi China terhenti karena jatuhnya pasar properti telah memukul kepercayaan dan konsumsi.

Perlambatan ekonomi China merupakan faktor di balik keputusan kelompok produsen minyak OPEC+ minggu lalu untuk menunda rencananya untuk meningkatkan produksi hingga April.

Pernyataan resmi dari pertemuan pejabat tinggi Partai Komunis menyebutkan bahwa China akan mengadopsi kebijakan moneter yang cukup longgar. Istilah yang terakhir digunakan pada 2010 ketika berupaya mendukung pemulihan dari krisis keuangan global.

"Namun, pengumuman tersebut kurang rinci," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM, seraya menambahkan dukungan harga yang kredibel dalam bentuk permintaan minyak China yang kembali akan datang hanya jika sentimen konsumen dan pengeluaran membaik.

 

2 dari 3 halaman

Situasi Suriah

Yang juga mendukung harga minyak mentah adalah ketidakpastian setelah jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Pemberontak Suriah mengumumkan di televisi pemerintah pada hari Minggu bahwa mereka telah menggulingkan Assad, mengakhiri dinasti keluarga selama 50 tahun dalam serangan cepat yang menimbulkan kekhawatiran akan gelombang ketidakstabilan baru di wilayah yang telah dicengkeram perang.

"Perkembangan di Suriah telah menambah lapisan baru ketidakpastian politik di Timur Tengah, memberikan sejumlah dukungan bagi pasar," kata ekonom senior Mitsubishi UFJ Research and Consulting Tomomichi Akuta.

"Namun, penurunan harga di Arab Saudi dan perpanjangan pemangkasan produksi OPEC+ minggu lalu menggarisbawahi lemahnya permintaan dari Tiongkok, yang mengindikasikan pasar mungkin melemah menjelang akhir tahun," katanya, seraya mencatat investor tengah mencermati tanda-tanda awal dampak kebijakan energi dan Timur Tengah Presiden terpilih AS Donald Trump terhadap pasar.

 

3 dari 3 halaman

Aramco Pangkas Harga

Secara terpisah, eksportir utama Saudi Aramco pada hari Minggu menurunkan harga Januari 2025 untuk pembeli Asia ke level terendah sejak awal tahun 2021.

Investor juga bersiap menghadapi minggu yang sarat data, termasuk laporan inflasi utama AS pada hari Rabu yang akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai rencana Federal Reserve terkait suku bunga.

Video Terkini