Sukses

Dirut InJourney Maya Watono: Saya Sudah Selesai dengan Diri Sendiri, Sekarang Waktunya untuk Negara

Sebagai Direktur Utama perempuan termuda di perusahaan BUMN, Maya Watono harus menujukkan bahwa dirinya memang pilihan tepat untuk posisi tersebut. Maya Watono harus membangun Injourney menjadi sehat dan berdampak.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi menunjuk Maya Watono sebagai Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata, padaKamis 21 November 2024.

Menjadi Direktur Utama perempuan termuda di BUMN, Maya Watono menjadi simbol transformasi yang diusung Menteri BUMN Erick Thohir dalam meningkatkan kepemimpinan perempuan di jajaran BUMN.

Sebenarnya ini bukan hal baru bagi Maya Watono. Sebelumnya perempuan kelahiran Jakarta pada 12 Mei 1982 ini juga menjadi perempuan pertama dan termuda yang menduduki posisi Country CEO Dentsu Indonesia pada 2019.

Di bawah kepemimpinannya, Dentsu berkembang menjadi salah satu perusahaan periklanan terkemuka di Indonesia.

Menduduki posisi pertama di BUMN yang tengah menjalankan transformasi bukanlah hal yang mudah. InJourney adalah gabungan dari berbagai BUMN yang digadang-gadang bisa mendorong kebangkitan sektor pariwisata dan siap mengorkestrasi serta menjadi wadah untuk berkolaborasi dan berintegrasi dalam misi pengembangan wisata Indonesia.

Mendapat mandat untuk mengembangkan lima destinasi pariwisata prioritas bukanlah hal yang murah. Setiap destinasi wisata memiliki keunikan tersendiri. Bali, Labuan Bajo, Toba, Borobudur hingga Likupang harus dibangun dengan keunikan sendiri dan juga wajib menjadi pendorong ekonomi daerah. 

Belum lagi dengan beban sejumlah anak usaha yang masih memiliki rapor merah. Maya Watono diminta untuk segera memperbaikinya dan bisa menorehkan kinerja positif setidaknya pada tahun depan.

Lantas apa yang akan dilakukan Maya Watono untuk mencapai visi dan misi InJourney dalam masa kepemimpinannya Berikut petikan wawancara Maya Watono dengan Ratu Annisaa Suryasumirat dalam program Bincang Liputan6 Top CEO:

2 dari 5 halaman

Bagaimana Menteri BUMN Erick Thohir melamar Anda untuk bergabung InJourney?

Jadi InJourney ini kan didirikan tanggal 13 Januari 2022 atas instigasi Pak Erick Thohir juga. waktu itu ada dua objektif. Satu adalah setelah COVID-19 bagaimana meningkatkan sektor pariwisata dan aviasi post-pandemi. Kedua adalah membangun ekosistem pariwisata yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Aviasi dan pariwisata. Ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Di Indonesia maupun di Asia.

Jadi ini pertama di Asia, holding yang multi-sektor untuk sektor aviasi dan pariwisata. Nah, BUMN kan melakukan holdingisasi untuk mengurangi span of control, untuk meningkatkan kesehatan keuangan setiap perusahaan. Nah, holdingisasi ini untuk InJourney memang yang satu-satunya yang multi-sektor.

Ini diinstigasi juga pastinya untuk meningkatkan sinergi dari semua stakeholder yang ada. Yang mungkin sebelumnya banyak bekerja secara silo, tapi sekarang kita harus menjadi satu sinergi ya. Termasuk dengan kementerian dan lembaga lainnya. Seperti kementerian perhubungan, kementerian pariwisata, kementerian kebudayaan dan lain sebagainya. Jadi ini memang sinergi yang sangat baik untuk Indonesia.

Bagaimana akhirnya bisa menduduki posisi Direktur Utama pada November 2024?

Karena saya juga dari awal InJourney ya bersama Pak Donny Oskaria yang sekarang adalah Wakil Menteri BUMN. Membangun Injourney dari nol ya, sampai sekarang dan saat di kabinet baru, Pak Donny juga dilantik menjadi wakil menteri BUMN. Waktu itu saya diminta untuk menjadi PLT Dirut. Lalu bulan lalu saya dilantik menjadi direktur utama InJourney.

Apa alasan anda menyetujui permintaan tersebut?

Jadi memang saya cukup lama di sektor, di private sector ya. Saya 17 tahun di private sector. Jadi memang dari agensi periklanan nasional, lalu menjadi agensi periklanan nasional terbesar di Indonesia waktu itu. Dan waktu itu merger dengan multinational company, dengan Densu. Waktu itu saya ditunjuk oleh Densu sebagai CEO.

Waktu Pak Erick dan Pak Tiko (Kartika Wirjoatmodjo) meminta untuk join, pastinya karena saya belum pernah masuk ke BUMN dan ke pemerintahan, pastinya kita ada keraguan, ketakutan. Tapi saya rasa ini adalah opportunity yang sangat luar biasa. Ini kapan lagi kita bisa berkontribusi untuk negara sebagai agent of development.

Tidak bisa kita di private sector melakukan banyak sekali kontribusi untuk bangsa dan negara seperti yang kita bisa lakukan di BUMN ini, dan terutama di InJourney.

Saya lihat juga 3 tahun terakhir transformasi yang kita lakukan di berbagai sektor. Dari sektor aviasi, dari bandara, lalu juga aviation service, destination development, heritage management, retail, hospitality, hotel.

Ini sangat luar biasa impact-nya untuk Indonesia, dan kontribusi economic impact yang bisa di-generate dari pariwisata dan aviasi ini sangat luar biasa. Dan saya yakin ini akan menjadi backbone engine economic growth Indonesia ke depan.

Selama belasan tahun di di sektor swasta dan kemudian masuk ke BUMN, apa tantangan terbesar yang Anda hadapi?

Pastinya kita harus banyak bersinergi ya, dengan berbagai kementerian, lembaga, maupun private sector, juga berbagai stakeholder.

Nah ini memang suatu challenge, tapi saya rasa ini adalah suatu keunikan Indonesia. Kita itu negara kepulauan 17 ribu pulau, 280 juta penduduk, dan Bhinneka Tunggal Ika dan bagaimana memang diversity in unity ini kita bisa achieve dengan sinergi yang luar biasa, saya rasa kita bisa menjadi negara yang sangat kuat.

Sebagai direktur perempuan termuda BUMN, bagaimana Anda melihat peran kepemimpinan dalam transformasi?

Mungkin kita bicara sedikit mengenai DEI, diversity equality and inclusion, dan juga beberapa ESG yang kita lakukan di Injourney. Kalau untuk ESG sendiri, kita sangat spesifik. Kita spesifik kepada environment, green, dan kita spesifik kepada poverty.

Karena kita percaya bahwa pariwisata dan aviasi ini bisa meningkatkan roda perekonomian. Dimana lapangan kerja juga bisa meningkat, kita berharap ada 25 persen tenaga kerja, or 30 million, equivalent to 30 million workers yang bisa dari sektor pariwisata, dan juga roda perekonomian di tempat-tempat masyarakat di sekitar aset-aset kami.

Lalu juga mengenai DEI. DEI kita terus mendorong pastinya peningkatan wanita, perempuan, dan young people, millennial, diversity, equality, and inclusion di Injourney.

Karyawan kami sekarang 45.452 orang. Dan rasio pastinya perempuan, dan DEI, dan ini kita tingkatkan terus. Tapi memang yang terpenting adalah empowerment.

Empowerment untuk wanita karena banyak sekali wanita sebenarnya untuk naik ke pucuk kepemimpinan itu banyak yang berguguran. Karena environment, empowerment, dan facility yang mungkin kurang mendukung wanita untuk naik.

Nah ini yang kita usahakan untuk terus dorong. Jadi memang memfasilitasi banyak hal agar perempuan bisa berkarir lebih tinggi lagi, dan juga bisa menjagel berbagai aspek kehidupan yang memang sebagai kodrat wanita harus kita jagel.

3 dari 5 halaman

Apa tantangan terbesar pemimpin muda BUMN dan bagaimana mengatasinya?

Saya rasa kita, kalau dari saya sendiri, saya believe in the vision. Kalau vision kita clear, dan niat kita baik, itu kita pasti bisa memimpin dengan baik.

Satu, vision kita kalau mungkin tadi sudah lihat di kantor kita juga, vision kita adalah leaving a legacy. Leaving a legacy for our nation, untuk Indonesia. Jadi ingin meninggalkan apa yang terbaik untuk bangsa. Dan juga kita ada satu moto lagi yaitu preserving Indonesian culture. Kita adalah penjaga budaya.

Jadi di Injourney kita semua ini penjaga budaya, dan kita ingin meninggalkan legacy yang baik untuk negara.

Vision itu jelas. Dan bagaimana kita bisa mengubah culture di dalam corporate culture, yang cascade down ke semua layer, melalui change management, asal visinya sama. Nah itu yang saya rasa terpenting.

Lalu saya juga percaya satu hal. “Ing Ngarso Sung Tulodo”  Pemimpin itu harus memberi contoh. Jadi kalau kita memberi contoh yang baik, pasti kita juga tahu bahwa semua akan mengikuti dengan culture change, dan juga change management yang tepat.

Apa momen yang paling berkesan dalam perjalanan karier Anda?

Untuk saya, Injourney ini sangat luar biasa. Saya memiliki kesempatan untuk berkontribusi untuk negara, menurut saya ini suatu privilege yang luar biasa. Saya selama ini berkarier, pastinya di sektor, di private sector ya memang itu memberi roda perekonomian juga, tapi kita berkarir itu egosentrik. Itu untuk professional development. Saya sudah selesai dengan diri saya. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk negara.

Jadi untuk saya, saat Pak Erick meminta, Pak Tiko meminta, ini adalah opportunity yang luar biasa, yang saya tidak ingin sia-siakan. Karena saya masih muda, saya punya energi, saya bisa berkontribusi, dan saya harap saya bisa memberikan yang terbaik untuk negara ini.

Siapa tokoh yang paling menginspirasi Anda dalam membangun karier?

Ayah saya sangat menginspirasi. Ayah saya itu pekerja keras. Ayah saya itu legend di dunia advertising ya. Saya rasa banyak yang tahu ya Pak Adji Watono. Ayah saya personality wise sangat berbeda dengan saya, tapi he is my mentor and my hero dan juga saya belajar banyak sekali mengenai hard work dari ayah saya, dan juga about building things to last.

Jadi bagaimana kita harus membangun apa yang kita bangun ini untuk kembali seperti tadi, untuk leave legacy. Kita tahu bahwa orang bekerja ada as a time teller atau a clock builder. Kalau clock builder itu akan membangun clock to tell time that last a lifetimeTime teller will tell you the time today. Mungkin besok sudah hilang.

So what we want to do is to build something that lastAs a clock builder that last a lifetime.

Jadi itu yang saya pelajari, harapannya saya juga bisa mengikuti jejak beliau.

Apa prioritas utama mengembangkan pariwisata melalui Injourney?

Prioritas kami yang pertama pastinya karena kami adalah Badan Usaha Milik Negara, pastinya first and foremost kesehatan keuangan itu penting. Jadi good corporate governance dan juga accountability terhadap profitabilitas dan juga kesehatan keuangan perusahaan itu kami jaga.

Masing-masing anak perusahaan di bawah Injourney, kami melakukan transformasi untuk penyehatan keuangan, itu yang pertama.

Lalu yang kedua adalah sebagai role sebagai agent of development. Nah, Ini juga sangat penting karena BUMN itu kita adalah badan usaha milik negara untuk negara. Jadi untuk masyarakat kita harus menjadi agent of development. Banyak hal yang kita lakukan, economic impact-nya itu luar biasa untuk masyarakat sekitar.

Apa yang kita bangun di Borobudur, year on year economic growth di daerah Magelang itu naik 5%-6% karena kita membangun Borobudur.

Apa yang kita bangun di Mandalika itu ada Rp 4,5 triliun sustainable economic impact yang kita bangun di Mandalika. Yang kita bangun di Toba hampir Rp 2 triliun sustainable economic impact.

Kita lihat bahwa roda perekonomian yang dihasilkan oleh aviasi dan pariwisata ini sangat besar dan multiplier effect ini sangat nyata dan sangat cepat.

Karena Indonesia ini juga adalah populasinya besar dan on the go market-nya sangat besar. Jadi dengan on the go market-nya sangat besar, pariwisata aviasi ini memberikan multiplier effect yang sangat cepat ke masyarakat, impact yang bisa dirasakan.

Jadi apa yang kita lakukan adalah investment for the people surrounding our community.

Beberapa anggota Injourney tercatat rugi, Bagaimana strategi memperbaikinya?

Jadi memang dari 6 member kita, kita memfokuskan untuk menyehatkan keuangan dari semua 6 member tersebut. By the end of this year atau beginning of next year, semua member Injourney akan sehat, mencatatkan profit. Jadi memang itu adalah salah satu fokus Injourney selama 3 tahun berdiri.

Fokus kita adalah banyak sekali corporate action dan juga membereskan fundamental perusahaan sehingga perusahaan ini bisa last, tadi seperti saya bilang, build to last. Bisa sustainable secara finansial maupun sebagai agent of change, agent of development.

Jadi pastinya memang ini proses yang harus dilalui. Tapi kami yakin by next year, tahun keempat ini semua akan sehat dan juga secara consolidated Injeni juga sudah mencetak net income maupun EBITDA yang cukup baik di tahun ini.

Danau Toba dan Mandalika jadi ikon sport tourism international, apa target yang ingin dicapai?

Kita dari pemerintah mencanangkan 5 destinasi super prioritas. Mandalika salah satunya, Toba, lalu ada Likupang, ada Borobudur, dan ada Labuan Bajo. Dari 5 itu, kita ada 4 aset, yaitu Mandalika, Labuan Bajo, Toba, dan Borobudur.

Impact-nya adalah dampak ekonomi untuk Masyarakat sekitar. di Borobudur, year on year growth-nya 5%, lalu di Mandalika, besar sekali, 4,5 triliun di Toba. Nah, ini adalah sustainable effort yang harus kita lakukan.

Membangun suatu destinasi ini tidak semudah membalikkan sebelah tangan. Tidak bisa terjadi dalam 1-2 tahun. Ini butuh selama 5-10 tahun untuk membangun destinasi.

Bali itu dibangun sudah lebih dari 40-50 tahun. Untuk membangun destinasi ini butuh kesabaran, sustainable effort dan juga strategic inisiatif yang tepat. Jadi, dari sisi amenities, dari sisi connectivity accessibility, dari sisi investment yang diberikan, lalu dari sisi attraction.

Jadi, dari banyak lini termasuk marketing juga, dari banyak lini ini harus concerted effort untuk membangun suatu destinasi dan akhirnya memberanding dan memberikan awareness terhadap destinasi tersebut.

4 dari 5 halaman

Apakah 5 Destinasi Prioritas bakal jadi The Next Bali?

Harus menjadi the next destination. Nah, memang tidak the next Bali, kenapa? Karena setiap destinasi ini punya keunikan sendiri dan harus memiliki targeting, segmentation, positioning yang tepat untuk masing-masing destinasi tersebut.

Misalnya Borobudur atau Jawa Tengah. Targeting, segmentation, walaupun positioning-nya ini harus heritage, culture, and art. Jadi, agak berbeda dengan Bali yang ada pantai, tapi ini kita bicara mengenai temple, culture, heritage, spiritual.

Lalu, kalau kita bicara Labuan Bajo, kita bicara mengenai ecoturism. Ada komodo di situ, ada island hopping, ada underwater. Jadi, memang setiap destinasi ini punya keunikan dan keindahan sendiri yang harus meng-attract different targeting and segmentation of consumer.

MotoGP Mandalika menarik perhatian tapi ada isu beban biaya tinggi, strategi apa yang bisa dilakukan?

Untuk event ini kan sebenarnya memang kita kalau bicara CAPEX dan OPEX ya, kita kalau membangun suatu destinasi itu, kita butuh attraction. Untuk sebagai demand generation, sebagai pooler. Nah, attraction ini harus dibangun dengan catalyst-nya adalah event-event internasional.

Jadi, pastinya ini ada kebutuhan fee untuk meng-host suatu event internasional. Lalu, setelah itu event-event tersebut bisa akan ripple effect-nya menjadi event-event yang lain. Sebagai contoh di Mandalika, dari 365 hari, 250 hari sirkuit kita sudah terisi.

Memang bukan seperti MotoGP, tapi kita ada GT Series, kita ada Porsche Challenge, kita ada Ducati, kita ada banyak dan bahkan kita ada walk, ada defable walk. Jadi, ini tapi teraktifasi dalam 365 hari, 250 hari teraktifasi. Jadi, itu adalah goal kita kan.

Goal kita adalah memiliki satu catalyst event yang bisa membangun ekonomi daerah itu sehingga bisa sustainable ke depan.

KEK Sanur akan jadi ikon pariwisata baru, ada bocoran kapan diresmikan?

KEK sanur ini memang akan menjadi jewel kita ya, salah satu jewel. Karena ini adalah medical tourism complex pertama di Indonesia yang integrated.

Jadi, di dalam KEK Sanur ini ada Bali International Hospital. Lalu, kita ada lima klinik. Satu adalah Korean Aesthetic Clinic, jadi enggak perlu lagi surgery ke Korea.

Lalu, ada Stem Cell, kita ada dari Jerman, dari Amerika. Kita ada Eye Center, Fertility Clinic, kita ada Retirement Home. Jadi, kita ada banyak sekali.

Kita ada dua hotel, salah satunya Heritage Hotel, Bali Beach Hotel. Kita ada Convention Center, dan kita ada Ethno Botanical Garden. Ini di daerah 40 hektare yang dulu dibangun oleh Bung Karno sebagai pusat wisata di Sanur.

Nah, ini menjadi jewel karena ini adalah quantum leap tidak hanya dari sisi pariwisata Indonesia, tapi dari sisi medical. Tiga juta masyarakat Indonesia travel ke luar untuk merobat setiap tahunnya. Dan itu equivalent to Rp 97 triliun.

Nah, kalau kita bisa meng-curb devisa outflow dari Rp 97 triliun itu, let's say setengahnya aja, Rp 40 triliun itu bisa stay di Indonesia. Sehingga juga kita bisa, devisa ini bisa kita masuk ke Indonesia sekitar Rp 40 triliun. Jadi, memang misinya sangat besar.

Dan ini akan menjadi jewel karena belum pernah dilakukan di Indonesia maupun di Asia. Ini tidak ada benchmark di Asia. Satu integrated complex yang fokus in health and wellness seperti ini.

Kapan resminya? Kita harapannya adalah di Q2 2025.

Injourney airport jadi anak baru, apa nilai plusnya?

Jadi, Injourney Airport ini sebenarnya adalah merger antara Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II. Menjadi Angkasa Pura Indonesia.

Jadi, sebenarnya masuk ke holding Ingeni itu sudah dari awal, dari 2022. Tapi, merger ini baru terjadi secara oficcialy September kemarin di September 2024.

Jadi, dalam beberapa bulan ini kita banyak sekali melakukan transformasi di bandara. Satu di Denpasar, lalu juga di Cengkareng.

Kenapa dua bandara ini? Karena kita total dari setahun itu 157 juta penumpang. Di mana 88% itu di Jakarta dan Bali.

Di Jakarta dan Bali ini flow dari sirkulasi trafik kita harus atur. Karena kita harus mengoptimalisasi terminal yang sudah ada. Nah, ini kita lakukan berbagai perbaikan dari sisi beautifikasi premis maupun juga proses operation dan juga people.

Jadi, ada tiga pilar transformasi yang kita lakukan di bandara. Dan ini cukup rumit karena proses operation, bagasi, check-in semua kita harus rapikan semua. Termasuk merapikan beautifikasi fisik dari bandara tersebut.

Karena kita tahu bahwa bandara itu adalah gateway to the nation. Wajah pertama yang dilihat orang saat datang, wajah terakhir yang dilihat orang saat keluar dari suatu negara. Jadi, memang kita ingin membangun bandara kita ini sebagai face and pride of our nation.

Menteri BUMN juga mendorong penataan bandara, pa aja yang jadi prioritas?

Ya, penataan bandara ini kita lakukan dengan optimalisasi terminal. Di Jakarta sendiri kita saat ini dari 60 juta kapacity kita bisa mencapai 96 juta dengan optimalisasi terminal. Dengan efisiensi operation and process.

Di bandara di Denpasar dari 24 juta bisa menjadi 34 juta dengan optimalisasi. Itu satu. Kedua adalah dengan juga berbagai perubahan fisik.

Seperti di Denpasar kita melakukan perluasan. Perluasan jalur jalanan yang tadinya dua jalur menjadi empat jalur. Kita membangun JPO, bridge, sky bridge sehingga drop off yang tadinya messy dan membuat macet itu sekarang sudah tidak ada lagi.

Jadi, penumpang bisa langsung pergi ke parkir atau turun ke drop off dan taksi juga tidak crowded seperti sebelumnya. Jadi, berbagai upaya kita lakukan tidak hanya sekedar beautifikasi, tapi mengembalikan funnctionya untuk consumer journey yang lebih baik untuk para penumpang.

Kemarin ada kostum baru untuk Avsec dan CS, boleh tahu siapa yang mendesain serta akan berlaku dimana saja?

Kita akan mulai di 15 Desember di Soekarno-Hatta. Lalu juga nanti di Denpasar, lalu di beberapa airport lainnya. Nanti mungkin kita reveal di 15 Desember ya ini nya apa seragamnya dan siapa desainernya di 15 Desember. 

5 dari 5 halaman

5 Destinasi Pariwisata Prioritas, seberapa besar dampak ekonomi wilayah tersebut?

Kalau untuk Bali, kita fokusnya saat ini kita ada aset di Nusa Dua lewat ITDC dan juga kita ada di Sanur. Di Nusa dua kita kembangkan pastinya, kita sudah 40 tahun mengembangkan Nusa Dua. Dan juga kalau di Sanur ini kita membangun dengan harapan di 2025 kita akan bisa meresmikan dan me-launch kawasan ekonomi khusus Sanur ini dengan impact ekonomi yang cukup luar biasa yang tadi saya sampaikan.

Kita bisa meng-curb sekitar sampai Rp 40-45 triliun devisa outflow.

Lalu juga untuk Danau Toba kita ada beberapa aset, kita ada hotel yang akan kita renovasi di Parapat. Lalu juga kita ada beberapa event internasional dengan dampak sekitar Rp 2 triliun sustainable economic impact untuk masyarakat di Danau Toba.

Lalu untuk Borobudur sendiri kita lihat bahwa on year economic growth itu di 5-6% kita mengelola kawasan Borobudur. Ada beberapa zonasi di mana kita akan menata ulang zonasi Borobudur ini agar lebih baik untuk pengunjung dan juga untuk para UMKM di Borobudur.

Lalu Labuan Bajo kita ada beberapa aset juga seperti hotel dan di Golomori kita kembangkan dan itu akan kita kembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus ekoturism di Golomori.

Kabarnya Sarinah berencana untuk melakukan ekspansi ke luar negeri?

Sarinah ini memang kita posisioning kan untuk mengelevate craftmanship Indonesia di Indonesia maupun ke tingkat dunia. Jadi memang goalnya adalah kita ingin Sarinah ini juga mendunia.

Kita sekarang sudah membuka di beberapa bandara di luar negeri, di Australia kita sudah buka di bandara, tapi kita ingin membuka beberapa store tidak hanya di Australia tapi di beberapa negara lain.

Saya belum bisa reveal negaranya tapi kita juga bekerja sama dengan Kemenlu untuk membuka Sarinah di Amsterdam.

Injourney mampu membalikkan dari rugi jadi untung, bagaimana Anda menjaga kinerja ini?  

Jadi memang dua tahun terakhir ini kami fokus waktu itu dengan pastinya bapak Dirut Dony Oskaria yang sekarang menjadi wamen BUMN untuk merapikan dan menyehatkan semua kinerja keuangan semua anak perusahaan dengan berbagai corporate action, merger dan juga memperbaiki fundamental masing-masing member InJourney agar bisa sustainable ke depan.

Nah itu sudah kita lakukan dalam dua tahun terakhir ini dan ke depannya kita harus melakukan transformasi bisnis model. Transformasi bisnis model ini akan kita lakukan agar apa?

Untuk ke depannya setelah kita melakukan berbagai corporate action, ke depannya ini yang sudah kita jaga kita bisa sustainable ke depan. Jadi bisnis modelnya harus kita tepat untuk setiap member sehingga saat kita konsolidasi, kita juga bisa mendapatkan keuntungan dan accountability untuk profitability seluruh in journey group ya.

Apa satu hal yang ingin anda capai dalam lima tahun ke depan di Injourney?

Saya berharap in journey bisa menjadi agent of development untuk engine economic growth di aviasi dan pariwisata. Saya sangat percaya bahwa aviasi dan pariwisata itu adalah suatu sektor yang sangat berguna untuk bangsa dan ini adalah future proving untuk bangsa. Karena tenaga kerja yang dapat dihasilkan dari sektor aviasi dan pariwisata ini sangat besar.

25% saya percaya 30 juta itu bisa terjadi, economic impact yang dihasilkan sangat besar dan GDP contribution saat ini kita di 4,1% saya percaya ini bisa mencapai 6% kalau kita melakukan berbagai strategic initiative key drivers yang tepat di bidang aviasi dan pariwisata.

Mimpi saya adalah pastinya InJourney bisa membantu untuk berkontribusi di bidang di sektor ini dan juga at the end of the day economic impact yang dihasilkan masyarakat Indonesia.