Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan lima strategi ekonomi biru, untuk mengoptimalkan peluang dari kekayaan sumber daya laut dalam negeri.
Strategi pertama, seputar aspek ekologi untuk memperluas wilayah konservasi.
Baca Juga
“Karena ada tiga hal di dalamnya (ekologi), yang pertama adalah sebagai tempat pemijahan biota laut atau perikanan, yang kedua produksi oksigen, dan yang ketiga yang paling penting sebagai serapan karbon," kata Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono dalam kegiatan Indonesia Marine & Fisheries Business Forum di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Advertisement
Pentingnya Pengurangan Emisi
Trenggono melanjutkan, bahwa peningkatan populasi yang semakin tinggi, maka pengurangan emisi menjadi penting. Karena itu, serapan karbon yang ada di laut menjadi lima kali lebih tinggi dibandingkan di darat.
"Kedua, penangkapan ikan di laut tidak boleh sembarangan. Jadi penangkapan ikan di laut harus berbasis kepada penangkapan yang berukur dan berdasarkan kuota,” jelas dia.
“Hal ini kita sudah tuangkan dalam sebuah kebijakan namanya peraturan pemerintahan nomor 11 tahun 2023. Ini tinggal pengawasan di dalam proses implementasi," sambungnya.
Strateginya
Trenggono melanjutkan, strategi ketiga adalah penguatan budidaya di seluruh sektor baik laut, pesisir, dan juga perairan darat.
"Keempat termasuk juga yang wilayah ekologi yaitu adalah pulau-pulau dan pesisir, pulau-pulau pesisir dan pesisir. Ini juga harus kita jaga dengan baik. Karena juga tekanan ekonomi yang seperti marine tourism dan lain sebagainya itu juga harus kita jaga dengan baik, apabila tidak maka juga kehancuran ekologi, kehancuran laut itu akan kehancuran semua. Sehingga blue food tidak bisa dijaga dengan baik," imbuhnya.
Kelima, adalah kebijakan terkait pembersihan sampah plastik yang ada di laut.
KKP pun ingin melibatkan masyarakat maupun nelayan agar dapat berpartisipasi untuk menjaga kebersihan laut dan mengambil sampah plastik di laut, tambah Trenggono.
Advertisement