Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi dan Kepala BKPM Rosan Roeslani, mengatakan melalui sistem Online Single Submission (OSS), UMKM kini dapat memperoleh izin usaha dalam waktu yang sangat singkat, hanya sekitar 30 menit.
Kemudahan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
Baca Juga
"Kita memberikan kemudahan kepada UMKM itu untuk mendaftar secara elektronik. Jadi tidak perlu datang ke kami dan itu izinnya langsung keluar pada saat itu," kata Rosan dalam Forum Kemitraan Investasi 2024, di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Advertisement
Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyederhanakan prosedur birokrasi yang selama ini dianggap menjadi hambatan bagi para pelaku UMKM. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong investasi di sektor UMKM, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Karena kami melihat itu kita ingin mendorong UMKM ini kalau mau usaha aja berbelit-belit kan susah gitu ya tapi jika kita melakukan skrifikasi mereka terdaftar dan itu semua dilakukan secara elektronik dan tidak lebih dari 30 menit sudah bisa dipastikan izinnya keluar khusus untuk UMKM," ujarnya.
Menurut Menteri Investasi Rosan, pemerintah tidak hanya ingin menarik investasi, tetapi juga memastikan UMKM dapat berkolaborasi dengan para investor dalam bentuk kemitraan yang saling menguntungkan.
Model kemitraan ini diharapkan dapat mengembangkan UMKM secara berkelanjutan, bukan hanya sebagai program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) semata.
Ingin Ada Kerja Sama dengan UMKM
"Industri ini sejalan dengan tadi mungkin menyambung, sejalan dengan target investasi kami karena kami juga ingin adanya kerjasama antara UMKM dan para investor yang masuk ke Indonesia baik dalam atau luar negeri dan kita minta memang bentuknya adalah bentuk kemitraan bukan suatu CSR," katanya.
Menurut dia, dengan sistem OSS yang terus disempurnakan, diharapkan UMKM bisa lebih mudah untuk berkembang, berinovasi, dan berkolaborasi dengan sektor industri yang lebih besar. Hal ini penting untuk menciptakan ekosistem bisnis yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan perusahaan besar tetapi juga memberdayakan UMKM agar turut tumbuh bersama.
"Kita harapkan mereka jadi perusahaannya ikut berkembang UMKMnya juga ikut tumbuh dan berkembang, sehingga ini menjadi suatu hal yang berkesinambungan tidak sifatnya hanya one time saja tapi bisa berkesinambungan itu yang kami harapkan ke depannya," pungkasnya.
Advertisement
Penerbitan Nomor Induk Berusaha 99% Didominasi UMKM, Ini Buktinya
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P. Roeslani mengatakan berdasarkan data terbaru per 10 Desember 2024, lebih dari 99% dari total penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) di Indonesia didominasi oleh UMKM. Dari total 11.370.330 NIB yang tercatat, UMKM menjadi penyokong utama dalam struktur ekonomi Indonesia.
“Berdasarkan penerbitan nomor induk berusaha atau NIB sebagai legalitas usaha itu didominasi oleh pelaku UMKM. Jadi, sejak OSS tertanggal 10 Desember 2024 jumlah NIB yang tercatat sebanyak 11.370.330 yang di mana lebih dari 99% merupakan usaha UMKM,” kata Rosan dalam Forum Kemitraan Investasi 2024, di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Menurutnya, UMKM tidak hanya menjadi penggerak ekonomi, tetapi juga menyumbang hampir 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyediakan lapangan pekerjaan untuk sekitar 97% dari total tenaga kerja yang ada, yang jumlahnya mencapai 141 juta orang. Keberadaan UMKM juga memperlihatkan ketahanan ekonomi nasional, karena mereka berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Oleh sebab itu, kami melihat bahwa investasi yang masuk dalam negeri yang dibawah koordinasi kami, ini juga harus memberikan kontribusi kepada perkembangan UMKM di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Namun, meskipun kontribusi UMKM terhadap ekspor masih terbilang rendah sekitar 16%, Kementerian Investasi terus berupaya mendorong agar sektor ini dapat berkontribusi lebih besar di pasar global.
“Oleh sebab itu, di dalam kebijakan dari Kementerian Investasi, kita selalu mengutamakan dan juga mengupayakan bagaimana peran UMKM ini ke depannya makin besar, makin berjalan, makin meningkat,” ujarnya.
Sinergi 2 Kementerian
Dalam upaya tersebut, sinergi antara Kementerian Investasi dan Kementerian UMKM menjadi sangat penting. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat peran UMKM, baik dalam meningkatkan daya saing domestik maupun global. Salah satu fokus utama adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) UMKM untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompetitif.
“Tentinya kehadiran dari pak Wamen UMKM jadi sangat penting, karena kita harapkan kolaborasi sinergi antara Kementerian Investasi dan Hilirisaai bersama-sama dengan Kementerian UMKM ini jadi hal-hal yang penting dalam rangka kita meningkatkan peran UMKM ke depannya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Rosan juga menyampaikan realisasi investasi Indonesia hingga kuartal III yang telah mencapai sekitar 76% dari target investasi yang ditetapkan, dengan total investasi mencapai Rp 1.261,43 triliun. Investasi ini juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja, di mana lebih dari 1,87 juta orang berhasil terserap atau pertumbuhan hampir 18%.
Advertisement