Sukses

Polemik Dualisme Kadin, Iklim Dunia Usaha Sangat Terganggu

Polemik Kadin Indonesia yang berkepanjangan, telah menimbulkan kegelisahan di kalangan pengusaha dan asosiasi yang merasa terjebak dalam situasi ketidakpastian yang berlarut-larut.

Liputan6.com, Jakarta - Polemik mengenai dualisme kepemimpinan di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia masih terus berlanjut. Terbaru, keresahan dari berbagai asosiasi dan himpunan pengusaha di Indonesia mendorong mereka untuk mengadakan forum independen yang dihadiri oleh lebih dari 250 asosiasi dan himpunan di Jakarta, pada Kamis (12/12/2024).

Forum ini diinisiasi oleh Ketua Umum Asosiasi Kontraktor Pengerukan dan Reklamasi Indonesia (AKPERINDO), Wisnu W. Pettalolo, yang juga merupakan Ketua Indonesian Dredging and Reclamation Association (IDRA).

Wisnu W. Pettalolo, menjelaskan bahwa forum ini digelar bukan karena situasi yang baik, melainkan karena kebutuhan mendesak untuk mencari solusi atas polemik yang terjadi di Kadin. Menurutnya, bila keadaan Kadin berjalan dengan baik, tidak akan ada urgensi untuk mengadakan pertemuan semacam ini.

"Sebenarnya begini, kalau situasi kondisi baik-baik saja kita semua tidak akan bertemu disini. Ini karena satu kebutuhan," kata Wisnu.

Polemik yang berkepanjangan, menurut Wisnu, telah menimbulkan kegelisahan di kalangan pengusaha dan asosiasi yang merasa terjebak dalam situasi ketidakpastian yang berlarut-larut.

Wisnu menekankan bahwa perpecahan di Kadin tidak hanya mencoreng citra organisasi, tetapi juga merugikan dunia usaha Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.

 

2 dari 3 halaman

Memalukan

Ia menyebutkan, pada pertemuan AFTA di Kamboja, kedua pihak yang bertikai dalam Kadin Indonesia hadir tanpa menunjukkan kesatuan. Hal ini, menurut Wisnu, memalukan bagi pengusaha Indonesia yang seharusnya bisa menunjukkan kekuatan dan soliditas dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

"Perlu diketahui prahara institusi atau yang diundang-undangkan ini oleh negara, ini bukan kali pertama, Pak. Dan sekarang, jadi pertanyaan Indonesia Chamber of Commerce, di setiap negara ada. Nah, bagaimana kemarin kepertemuan AFTA di Kamboja, itu dua-duanya ada di situ. Kan ini kami asosiasi dan himpunan merasa malu," ujarnya.

Sebagai wadah yang diundang-undangkan oleh negara, Kadin seharusnya menjadi representasi yang kuat bagi pengusaha Indonesia. Namun, ketidakmampuan Kadin untuk menyelesaikan permasalahan internalnya justru menciptakan ketidakpercayaan di kalangan pelaku dunia usaha, yang pada akhirnya berdampak pada iklim investasi dan perdagangan.

Wisnu menegaskan bahwa dunia usaha sangat bergantung pada rasa saling percaya (trust), yang saat ini semakin terkikis akibat perpecahan di dalam Kadin.

 

3 dari 3 halaman

Berikan Rasa Aman dan Nyaman

Intinya, kata Wisnu, para pengusaha yang hadir dalam forum ini merasa prihatin karena Kadin sebagai wadah yang seharusnya memberikan rasa aman dan nyaman, justru tidak mampu memberikan iklim yang mendukung bagi dunia usaha. Dualisme ini menjadi penghalang bagi terciptanya kebijakan yang adil dan menguntungkan bagi semua sektor industri.

 

Para pengusaha berharap agar Kadin segera menyelesaikan masalah internalnya, agar kepercayaan terhadap organisasi ini dapat dipulihkan dan dunia usaha Indonesia bisa bergerak maju dengan lebih solid.

 

"Di mana wadah ini tidak bisa membuat kita nyaman di dalam dan mengurangi rasa kepercayaan. Nah ini yang menjadikan kami ini sebuah pengusaha yang di Asosiasi merasa prihatin," pungkasnya.

Â