Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia merosot lebih dari 1 persen pada perdagangan Kamis, 12 Desember 2024. Koreksi harga emas terjadi seiring investor membukukan keuntungan setelah mencapai level tertinggi dalam lima minggu pada awal sesi dan jelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada pekan depan.
Mengutip CNBC, Jumat (13/12/2024), harga emas di pasar spot turun 1,2 persen menjadi USD 2.684,32 per ounce pada pukul 12.36 ET, sementara harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) turun 1,7 persen menjadi USD 2.709,70. Harga emas batangan naik ke level tertinggi sejak 6 November pada awal sesi perdagangan.
Baca Juga
"Harga bullion tetap tinggi dalam jangka pendek, meskipun pullback mungkin terjadi menjelang pertemuan the Federal Reserve karena investor mencari keuntungan,” ujar Analis OANDA, Zain Vawda.
Advertisement
Ia menambahkan, fokus akan beralih pada Januari setelah pertemuan the Fed. "Dan arah kebijakan masa depan, yang akan sangat penting dalam menentukan keberlanjutan kenaikan pasar lebih lanjut,” ia menambahkan.
Adapun alat FedWatch CME menempatkan kemungkinan penurunan suku bunga the Fed pada Desember sebesar 98 persen. Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian menuturkan, meski ada peningkatan peluang penurunan suku bunga pada pekan depan, the Fed benar-benar dalam kesulitan.
Harga produsen AS naik lebih dari yang diharapkan pada November di tengah lonjakan biaya pangan. Hal ini diikuti oleh data inflasi pada Rabu pekan ini yang menunjukkan harga konsumen meningkat paling tinggi dalam tujuh bulan pada November.
Klaim pengangguran juga meningkat pada minggu terakhir yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang mereda sehingga lebih mungkin the Fed akan memangkas suku bunga pada pekan depan untuk ketiga kalinya.
Bank Sentral Eropa Pangkas Suku Bunga
Potensi penurunan suku bunga the Fed di tengah sedikit kemajuan dalam menurunkan inflasi ke target 2 persen dalam beberapa bulan terakhir.
"Posisi dana masih agak membengkak dibandingkan dengan harapan pasar untuk FOMC menuju pekan depan. Jadi kita bisa melihat beberapa posisi yang sesuai dengan risiko peristiwa itu,” ujar Commodity Strategist TD Securities, Daniel Ghali.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga untuk keempat kalinya pada 2024 sebesar 0,25 persen dan tetap membuka peluang untuk lebih banyak lagi.
Di sisi lain, harga perak spot turun 2,6 persen menjadi USD 30,07 per ounce, platinum melemah 1,4 persen menjadi USD 926,20 dan palladium terpangkas 0,9 persen menjadi USD 972,92.
Advertisement
Harga Emas Diramal Makin Perkasa Pekan Ini, Tembus Level Segini
Sebelumnya, harga emas spot global memulai perdagangan pekan pertama Desember 2024 pada level USD 2.648,65 per ons sebelum merosot tajam ke USD 2.623 level terendah yang bertahan beberapa hari.
Harga emas dunia spot sempat mencapai USD 2.650 per ons untuk pertama kalinya. Namun, puncak itu terbukti berumur pendek, karena logam kuning itu kemudian memantul dari USD 2.635 per ons beberapa kali.
Lantas bagaimana prediksi harga emas pada pekan kedua Desember 2024? Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan para pakar industri kembali terbagi rata antara optimisme dan konsolidasi, sementara pedagang ritel kembali ke sentimen dasar optimistis mereka.
Direktur pelaksana di Bannockburn Global Forex, Marc Chandler mengatakan emas berpotensi menguat pada pekan kedua Desember 2024 selama bertahan di level USD 2.600.
"Garis tren turun dari rekor tertinggi pada akhir Oktober mendekati USD 2.680 dan turun menjadi sekitar USD 2,660 pada akhir minggu depan," kata Chandler dikutip dari Kitco, Minggu (8/12/2024).
Ada Risiko Aksi Ambil Untung
Senada dengan Chandler, Colin Cieszynski, kepala strategi pasar di SIA Wealth Management, yang beralih dari posisi netralnya minggu lalu dan memilih optimis dengan gerak emas pekan depan.
Di sisi lain Christopher Vecchio, kepala strategi berjangka dan valas di Tastylive.com, bersikap pesimis terhadap emas dalam jangka pendek karena posisi spekulatif tetap tinggi.
Vecchio menambahkan ia masih melihat risiko karena aksi ambil untung setelah tahun yang sangat kuat bagi logam kuning tersebut.
Rich Checkan, presiden dan COO Asset Strategies International, mengatakan angka NFP seharusnya mendukung pemangkasan suku bunga yang diharapkan dari Fed, yang positif untuk emas.
"Mengingat angka tenaga kerja yang agak positif hari ini, pasar akan mengharapkan pemangkasan suku bunga 25 basis poin lebih lanjut saat FOMC bertemu pada tanggal 17 dan 18. Oleh karena itu, saya berharap harga emas akan sedikit meningkat selama minggu depan untuk mengantisipasi 'kabar baik' ini untuk logam mulia,” jelasnya.
Advertisement
Hasil Survei Kitco
Minggu ini, 12 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dengan sentimen Wall Street sekali lagi terbagi antara sikap optimis dan sikap menunggu dan melihat.
Lima pakar, atau 42 persen, memperkirakan harga emas akan naik selama minggu depan, sementara lima lainnya, atau 42 persen, memperkirakan konsolidasi lebih lanjut untuk emas. Dua pakar lainnya, yang mewakili 17 persen dari total, memperkirakan harga logam mulia akan turun.
Sementara itu, 116 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco, dengan Main Street kembali menghangat terhadap logam kuning setelah kinerja tangguh minggu ini.
Sebanyak 70 pedagang eceran, atau 60 persen, memperkirakan harga emas akan naik minggu depan, sementara 23 lainnya, atau 20 persen, memperkirakan logam kuning akan diperdagangkan lebih rendah. 23 investor lainnya, yang mewakili 20 persen dari total, memperkirakan tren emas akan terus berlanjut dalam waktu dekat.
Sentimen Harga Emas
Sentimen pekan depan yang dapat dicermati adalah berita ekonomi AS minggu depan akan berkisar pada data inflasi domestik utama di AS dan keputusan suku bunga bank sentral di luar Amerika Serikat.
Pada Senin, Reserve Bank of Australia akan menyampaikan keputusan kebijakan moneter mereka, sementara keputusan kebijakan moneter Bank of Canada akan disampaikan pada Rabu, diikuti oleh pengumuman suku bunga oleh European Central Bank dan Swiss National Bank pada Kamis.
Namun, para pedagang di Amerika Utara akan fokus pada rilis data inflasi dengan dirilisnya CPI AS pada hari Rabu dan PPI pada Kamis, keduanya untuk bulan November, dengan pengumuman suku bunga oleh Federal Reserve pada minggu berikutnya.
Advertisement