Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney, Maya Watono turut memberikan perhatian terhadap pemimpin perempuan. Dia ingin ekosistem kerja di perusahaannya bisa inklusif.
Maya menaruh perhatian serius pada aspek diversity, equality, dan inclusion. Ketiga aspek ini yang masih terus dipegangnya untuk dijalankan di seluruh lini bisnis InJourney.
Baca Juga
"Kita terus mendorong pastinya peningkatan wanita, perempuan, dan young people, millennial, diversity equality and inclusion di InJourney. Karyawan kami sekarang 45.452 (orang) dan rasio pastinya perempuan dan DEI ini kita tingkatkan terus," ungkap Maya dalam wawancara eksklusif dengan Liputan6.com.
Advertisement
Guna menjawab target tadi, Maya menitikberatkan pada adanya pemberdayaan bagi para perempuan di dalam sebuah perusahaan. Hal ini diperlukan untuk mendukung agar perempuan berada pada posisi yang penting.
Maya melihat, terkadang aspek pemberdayaan maupun fasilitas di perusahaan tak mendukung perempuan untuk bisa menjadi pemimpin.
"Memang yang terpenting adalah empowerment, empowerment untuk wanita, karena banyak sekali wanita sebenarnya untuk naik ke pucuk kepemimpinan itu banyak yang berguguran, karena environment dan empowerment dan facility yang mungkin kurang mendukung wanita untuk naik," tuturnya.
Sebagai salah satu pemimpin perempuan termuda dalam Holding BUMN Industri Pariwisata dan Pendukung, Maya turut berkomitmen untuk memberikan ruang lebih kepada para perempuan.
"Nah ini yang kita usahakan untuk terus dorong, jadi memang memfasilitasi banyak hal agar perempuan bisa berkarier lebih tinggi lagi," pungkasnya.
Maya Watono Buka-bukaan Dampak Ekonomi Wisata InJourney, Capai Triliunan
Sebelumnya, PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney mencatatkan perluasan dampak ekonomi di setiap destinasi wisata yang dikelola. Tak tanggung, nilainya mencapai Rp 2-5 triliun di setiap titik wisata.
Direktur Utama InJourney Maya Watono mengatakan peran utama BUMN adalah memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat. Ini jadi amanat negara untuk memberikan kesejahteraan di sekitar wilayah operasi.
"Kita adalah Badan Usaha Milik Negara, untuk negara, jadi untuk masyarakat kita harus menjadi agent of development, banyak hal yang kita lakukan, economic impact-nya itu luar biasa untuk masyarakat sekitar," ungkap Maya dalam wawancara eksklusif dengan Liputan6.com, ditulis Kamis (12/12/2024).
Setidaknya ada 3 titik kelolaan perusahaan yang memberikan dampak ekonomi jumbo. Mulai dari Candi Borobudur yang dikelola oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko sebagai InJourney Destination Management. Maya bilang, ekonomi daerah naik konsisten sebedar 5-6 persen setiap tahunnya.
"Apa yang kita bangun di Borobudur itu year on year economic growth di daerah Magelang itu naik 5-6 persen karena kita membangun (pariwisata) Borobudur," ujarnya.
Â
Advertisement
Mandalika hingga Danau Toba
Kemudian, kawasan Mandalika sebagai rumah dari balap motor bergengsi MotoGP juga mencatatkan dampak ekonomi yang tidak sembarangan. Angka yang dikantongi Maya mencapai Rp 4,5 triliun setiap tahun.
Berikutnya, Maya juga menyoroti penataan kawasan Danau Toba. Termasuk dengan memboyong gelaran balap jetski dan perahu cepat berskala internasional. Pada tahun-tahun pertama, gelaran ini mampu mengerek dampak ekonomi hingga Rp 2 triliun.
"Apa yang kita bangun di Mandalika itu ada Rp 4,5 triliun sustainable economic impact yang kita bangun di Mandalika, yang kita bangun di Toba hampir Rp 2 triliun sustainable economic impact," ucap Maya Watono.
Dampak Ekonomi
Maya menilai, beberapa capaian tadi menunjukkan dampak ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar.
"Kita lihat bahwa roda perekonomian yang dihasilkan oleh aviasi dan pariwisata ini sangat besar dan multiplier effect ini sangat nyata dan sangat cepat," sambung Maya.
Menurutnya, pengembangan daerah wisata yang dilakukan oleh InJourney bertujuan untuk memberikan dampak seluas-luasnya ke masyarakat.
"Karena Indonesia ini juga adalah populasinya besar dan on the go marketnya sangat besar. Jadi dengan on the go market-nya sangat besar, pariwisata aviasi ini memberikan multiplier effect yang sangat cepat ke masyarakat, impact yang bisa dirasakan. Jadi apa yang kita lakukan adalah investment for the people surrounding our community," pungkas dia.
Â
Advertisement