Liputan6.com, Jakarta PLN (Persero) memastikan listrik tetap menyala selama perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan seluruh rumah ibadah menjadi objek vital.
Status tersebut disematkan sebagai fokus keandalan listrik selama perayaan Natal 2024. Dengan demikian, para jemaat bisa lebih tenang dengan kepastian listrik menyala tersebut.
Baca Juga
"Kami ingin memastikan bahwa sodara-sodara kita yang menjalankan ibadah Natal bisa menjalankan ibadahnya dengan hikmat, dengan tenang, seluruh rumah ibadah adalah menjadi objek vital," kata Darmawan dalam Apel Siaga Kelistrikan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (16/12/2024).
Advertisement
Dia turut mengerahkan seluruh petugas PLN untuk siaga di titik-titik vital tersebut. Kesiagaan dipersiapkan selama 24 jam non stop.
"Kami mengarahkan seluruh tim kami memastikan bahwa pasokan listrik selama ibadah Natal dan juga perayaan tahun baru ini bisa berjalan dengan baik," kata Darmo, sapaan akrabnya.
Bagi para pemudik di masa libur Nataru ini, dia turut memberikan imbauan. Dia meminta para pemudik tak lupa mematikan listrik rumah sebelum ditinggalkan. Tujuannya, menghindari potensi kerusakan hingga korsleting listrik yang jadi penyebab kebakaran.
"Kami juga ingin menghimbau bagi saudara-saudara kita yang mudik, sebelum mudik mematikan listriknya," pintanya.
Beban Puncak Listrik Tembus 39 GW
Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memastikan kelistrikan andal selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Dia memprediksi beban puncak listrik sebesar 39 gigawatt (GW).
Dia mengatakan beban puncak listrik ini naik sebesar 5-8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Adapun masa siaga kelistrikan Nataru dimulai sejak 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025.
"Beban puncak pada saat Nataru adalah sekitar 39 gigawatt, dan itu dibanding dengan tahun lalu naik sekitar 5-8 persen," kata Darmo, sapaan akrabnya, dalam Apel Siaga Nataru di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (16/12/2024).
Dia menerangkan, beban puncak listrik itu lebih rendah ketimbang periode masa normal. Penurunannya tercatat sebesar 16 persen.
Â
Pasokan Cukup
Darmo juga memastikan daya pasok listrik mencapai 53 GW. Dengan begitu, masih ada daya cadangan sebesar 14 GW.
"Tetapi diabanding dengan beban puncak di hari biasa turun sekitar 16 persen dan daya mampu pasok yang kita siapkan adalah 53 GW artinya ada reserve margin sebesar 14 GW," tuturnya.
Dia turut memastikan pasokan energi primer bagi pembangkit dalam kondisi yang cukup. Baik batu bara, BBM, hingga gas. Termasuk proses transmisi dan distribusi listrik ke pengguna.
"Dan dalam hal ini kami emmaatikan dari bahan bakarnya baik itu batu bara maupun itu gas, maupun BBM nya dan juga pembangkitan transmisi, distribusi, pelayanan pelanggannya kami pastikan dalam kondisi yang siap," pungkas Darmawan Prasodjo.
Advertisement