Sukses

Tenang! Harga Beras Stabil Jelang Nataru

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo mengungkapkan 2024 menjadi salah satu tahun di mana harga beras biasanya tinggi pada akhir tahun, tetapi saat ini relatif stabil.

 

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo mengungkapkan 2024 menjadi salah satu tahun di mana harga beras biasanya tinggi pada akhir tahun, tetapi saat ini relatif stabil. Arief menjelaskan hal ini disebabkan oleh cadangan pangan pemerintah ada.

“Walaupun kondisi biasanya di Desember dan Januari produksi di bawah karena memang kita masih banyak hujan sawahnya tapi kita bisa stabilkan harga khususnya beras. Harganya baik relatif stabil karena cadangan pangan pemerintah ada,” kata Arief kepada wartawan usai menghadiri konferensi pers, Paket Kebijakan Ekonomi di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (16/12/2024). 

Arief menjelaskan saat ini cadangan pangan pemerintah yang ada di Bulog mencapai 2 juta ton. Arief menambahkan untuk komitmen produksi dari Kementerian Pertanian 32 juta ton [ada 2025. 

“Tahun ini 30 juta ton, untuk tahun depan 32 juta ton cadangan pangan pemerintah yang ada di bulog ada 2 juta ton. Pak Prabowo juga menyampaikan ini merupakan cadangan pangan terbesar selama ini dalam beberapa tahun terakhir,” jelas Arief.

Imbauan ke Pemda

Arief menambahkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk mengimbau pemerintah daerah harus punya neraca pangan daerah masing-masing.

Ini akan menunjukkan mana saja daerah yang menjadi daerah konsumen dan produsen. Jakarta misalnya, menurut Arief yang merupakan daerah konsumen. 

“Jadi BUMD pangannya sudah tahu kebutuhan berasnya berapa, kemudian berapa yang diambil dari daerah mana, berapa yang dicadangkan. Jadi masing-masing pemerintah daerah bertanggung jawab atas pangan di daerahnya masing-masing,” pungkasnya.

2 dari 3 halaman

Harga Beras Alami Deflasi 0,45% di November 2024

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, harga beras mengalami penurunan atau deflasi sebesar 0,45 persen pada November 2024.

"Komoditas beras mengalami deflasi sebesar 0,45 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen pada November 2024," jelas Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Senin (2/12/2024).

Adapun deflasi harga beras ini terjadi serentak di 26 provinsi. Dengan penurunan terdalam terjadi di Papua Pegunungan, yang mengalami deflasi beras hingga sebesar 4,64 persen.

 

3 dari 3 halaman

Inflasi di 8 Provinsi

Sementara inflasi beras masih terjadi di 8 provinsi, dengan inflasi tertinggi berada di Jambi sebesar 1,17 persen.

Jika dilihat dalam tiga tahun terakhir, harga beras memasuki periode November memang kerap mengalami penurunan dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Namun, deflasi beras baru tercatat pada November 2024 ini. Sebelumnya, komoditas beras masih mengalami inflasi 0,37 persen pada November 2022, dan sebesar 0,43 persen di November 2023.

"Secara historis tekanan inflasi komoditas beras di bulan November menunjukan penurunan dibandingkan dengan kondisi Oktober. Hal ini terjadi pada 3 tahun terakhir, 2022-2024," turut Amalia.

Video Terkini