Liputan6.com, Jakarta - Layanan pengiriman surat dan paket tertua di Inggris, Royal Mail, akan dijual kepada perusahaan milik miliarder asal Ceko, Daniel Křetínský.
Namun, kantor berita yang berdiri sejak era kerajaan Henry VIII pada 1500-an itu akan tetap berpusat di Inggris.
Baca Juga
Melansir CNN Business, Selasa (17/12/2024) keterangan pemerintah Inggris mengatakan, EP Group milik Daniel Křetínský telah membuat komitmen yang mengikat secara hukum dengan negara itu sebagai bagian dari proses pembelian layanan pos tersebut dari perusahaan induknya di Inggris, International Distribution Services.
Advertisement
Komitmen ini termasuk meminta persetujuan pemerintah Inggris untuk memindahkan kantor pusat Royal Mail dan tempat tinggal pajaknya di luar negeri, dengan keduanya tetap berada di Inggris setidaknya selama lima tahun.
EP Group juga diharuskan menegakkan "kewajiban layanan universal" layanan pos, yang mengharuskannya mengirimkan surat prioritas enam hari seminggu ke mana pun di Inggris dengan biaya tetap yang sama.
Perusahaan tersebut juga telah setuju untuk mengakui dan "bernegosiasi dengan itikad baik" dengan serikat pekerja terkait.
Di sisi lain, pembelian Royal mail senilai 3,6 miliar Poundsterling (Rp 73,3 triliun) itu menimbulkan kekhawatiran terkait nasib ribuan karyawannya, serta masa depan bagian penting dari infrastruktur nasional, yang memberikan layanan publik.
"Komitmen yang diberikan kepada pemerintah oleh EP Group mengamankan identitas Royal Mail sebagai lembaga Inggris yang ikonik sekaligus memungkinkannya untuk beroperasi sebagai perusahaan swasta sepenuhnya tanpa campur tangan pemerintah sehari-hari," kata Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris dalam pernyataannya.
Penjualan tersebut terjadi setelah beberapa tahun yang sulit bagi Royal Mail, yang diprivatisasi pada tahun 2013. Perusahaan itu juga telah mengalami penurunan tajam dalam permintaan untuk layanannya, dan kerugiannya telah membengkak.
Minggu lalu, Ofcom, regulator Inggris yang mengawasi layanan pos, mendenda Royal Mail sebesar 10,5 juta Poundsterling karena gagal memenuhi target pengirimannya.
Sosok Daniel Křetínský, Miliarder Pembeli Jasa Logistik Tertua di Inggris
Křetínský, dikenal sebagai pemegang saham mayoritas EP Group, mengawasi bisnis besar perusahaan energi, pengecer, dan klub sepak bola Eropa.
Kekayaannya diperkirakan mencapai USD 7 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Menurut situs web EP Group, dia memulai kariernya sebagai pengacara.
Křetínský juga pernah bekerja di J&T, sebuah firma keuangan Eropa, tempat ia menjadi mitra pada tahun 2003.
Ia kemudia mendirikan EP Group pada tahun 2016 bersama mitra bisnisnya, Patrik Tkáč.
Melalui divisi investasinya Vesa Equity Investment, Křetínský telah mengakuisisi saham di merek-merek besar seperti Foot Locker (FL) di Amerika Serikat, FNAC di Prancis, dan supermarket Sainsbury's di Inggris.
Beberapa penggemar sepak bola Inggris sudah tidak asing lagi dengan sang miliarder.
Tiga tahun lalu, pengusaha itu membeli 27% saham di West Ham United Football Club melalui perusahaan investasinya yang lain. Pembelian tersebut menjadikan Křetínský pemegang saham terbesar kedua klub itu, menurut situs webnya.
Advertisement
Miliarder Elon Musk Dikabarkan Beri Donasi ke Partai Reformasi Inggris, Segini Nilainya
Sebelumnya, Pemimpin Partai Reformasi UK, Nigel Farage tanggapi rumor miliarder Elon Musk akan menyumbangkan USD 100 juta atau sekitar Rp 1,59 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.915) untuk partainya.
Farage sebut rumor ini sebagai spekulasi murni dan menegaskan dia tidak tahu soal hal tersebut. "Itu benar-benar berita baru bagi saya," ujarnya kepada BBC.
Rumor ini muncul setelah laporan Sunday Times menyebut pejabat Partai Konservatif khawatir Partai Reformasi bisa mengalahkan mereka di pemilu berikutnya jika didukung oleh dana besar dari Elon Musk. Dilansir dari BBC pada Rabu (4/12/2024).
Menurut ayah Elon Musk, Errol Musk dalam anaknya mungkin bisa mendapatkan kewarganegaraan Inggris untuk menghindari aturan larangan sumbangan asing. "Saya memenuhi syarat menjadi warga negara Inggris, begitu juga dia,” kata Errol. Dia juga menambahkan jika yang menghentikan Farage maju adalah uang, maka dia harus mendapatkan uang itu.
Namun, sebagai warga negara Amerika Serikat (AS), Elon Musk tidak dapat memberikan sumbangan politik pribadi di Inggris. Sunday Times menyebut ada kemungkinan sumbangan dilakukan melalui cabang perusahaan X di Inggris.
Saat diwawancarai di BBC Radio 4, Farage menyatakan, "Bahkan sebagian kecil dari uang itu akan sangat membantu operasi partai kami, tetapi ini hanya teori. Dia juga menegaskan bahwa meskipun dia mengenal Musk dan Musk mendukungnya secara politik, tidak pernah ada pembicaraan soal donasi. Saya tidak pernah meminta sumbangan darinya, dan tidak ada yang pernah menawarkannya," tambahnya.
Keraguan Farage
Farage juga meragukan bahwa X Corp dapat memberikan sumbangan sebesar itu. "Komisi Pemilihan akan menilai sumbangan perusahaan harus proporsional dengan operasi perusahaan di negara tersebut. Ide bahwa X Corp dapat memberikan USD 100 juta adalah omong kosong," tegas Farage.
Ketika ditanya apakah dia akan menerima sumbangan jika ditawarkan, Farage menjawab dengan tegas, "Tentu saja saya akan menerima uang." Namun,d ia juga mengingatkan bahwa dalam pemilu 1997, Partai Referendum milik James Goldsmith menghabiskan 25 juta pound tetapi hanya meraih 3% suara.
Dukungan Musk kepada Trump
Elon Musk, yang lahir di Afrika Selatan, diketahui menyumbangkan USD 75 juta untuk upaya pemilihan kembali Donald Trump, termasuk USD 72 juta kepada komite aksi politik America PAC. Menurut Errol Musk, dukungan serupa bisa saja terjadi di Inggris jika diperlukan.
"Apa yang terjadi di Inggris saat ini tidak mencerminkan budaya Inggris," ujar Errol, mengkritik kondisi politik di bawah kepemimpinan Sir Keir Starmer.
Meski rumor ini menarik perhatian, Farage menegaskan bahwa tidak ada donasi yang ditawarkan atau diterima, dan semua ini masih spekulasi belaka.
Advertisement