Liputan6.com, Jakarta AirNav Indonesia menambah petugas yang mengatur lalu lintas udara di Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta). Hal tersebut untuk mengantisipasi ramainya pergerakan pesawat yang ada di bandara tersebut saat periode Natal dan Tahun Baru (Nataru)
"Karena memang Jakarta ini peningkatan yang memang terkait traffic termasuk juga tadi yang terbang di Singapura itu mengontrolnya dari Jakarta bukan dari Tanjung Pinang atau Batam," kata Kepala Divisi Pengendalian Pelayanan Navigasi Penerbangan, Moeji Subagyo, Minggu (22/12/2024).
Baca Juga
Moeji mengungkapkan, secara total, akan ada 456 personel baru yang akan direkrut oleh AirNav Indonesia untuk menambah petugas di JATSC. Namun, untuk saat ini telah ada 21 orang yang ditambah sampai dengan Januari 2024.
Advertisement
"Sekarang 21 personel sudah berproses, harusnya Januari ini sudah masuk ke Jakarta," katanya.
Moeji juga mengungkapkan, penambahan tersebut juga untuk mengganti petugas yang dimutasi agar tidak ada kekosongan yang bertugas di JATSC. Sehingga, penambahan tersebut akan melengkapi rotasi tersebut.
"Sehingga itu akan melengkapi rekan-rekan yang ada karena memang mutasi lokasi kan ada orang kok saya rumahnya Medan Pak. Saya pingin mutasi ke Medan, tapi Medan ada personilnya juga bisa, maka di sini harus kita ganti orang," jelasnya.
Seperti diketahui, penerbangan pada periode Nataru 2024/2025 pada Lokasi Bandara Monitoring Nataru, diproyeksikan sejumlah 76.340 pergerakan. Artinya, jumlah ini naik 2,56 persen jika dibandingkan dengan realisasi periode Nataru 2023/2024.
Â
Airnav Keluarkan Sekitar 8.000 Notam untuk Penerbangan di Indonesia pada 2024
Sebelumnya, Airnav Indonesia mencatat, bila terdapat sekitar 8.000 Notice to Airmen atau Notam yang sudah dikeluarkan pihaknya selama tahun 2024. Hal ini berkaitan dengan pemberitahuan informasi penting terkait kondisi atau perubahan prosedur atau adanya bahaya bagi operasional penerbangan.
"Untuk di tahun 2024 saja, sampai ada 8.000, ini hanya sampai dengan November saja,"ujar Kepala Divisi Pengadilan Operasi Layanan Navigasi Penerbangan Airnav Indonesia, Muji Subagyo, Sabtu (21/12/2024).
Notam ini biasanya dikeluarkan Airnav Indonesia kepada maskapai dan juga operasional bandara. Notam ini dikeluarkan karena adanya bencana alam yang mengakibatkan ketidakmungkinan maskapai untuk tetap terbang. Hal ini dilakukan untuk keselamatan penerbangan.
Muji juga mengungkapkan, per 20 Desember 2024 saja, banyak maskapai yang mengalihkan penerbangan karena bandaranya mengalami cuaca buruk. Bisa karena badai, hujan deras yang disertai petir, hingga letusan gunung berapi yang mengakibatkan deburan abu vulkanik.
"Termasuk di Kupang, Papua di Wamena,dan lainnya,"ujar Muji.
Â
Advertisement
Mitigasi
Airnav Indonesia pun melakukan mitigasi dengan berkoodinasi bersama BMKG untuk memastikan dan memperbarui informasi mengenai prediksi cuaca buruk yang akan terjadi.
"Kita koordinasi dengan BMKG, jadi nanti akan kita sinkronkan dengan perkembangan BMKG, memberikan informasi atau aduan peringatan, baik soal arah angin, hujan, dan juga petir," ujarnya.
Begitu juga dengan kondisi bencana seperti gunung merapi. Pihaknya turut bekerjasama dengan BMKG dan Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin, serta Layanan prakiraan cuaca di Australia.
"Bukan hanya dengan BMKG, untuk bencana tersebut kita juga kerjasama dengan VAAC. Jadi begitu,gunung erupsi, langsung keluar prediksi abu vulkanik selama 6 jam, seperti dimana sebarannya, dibawa kemana, angin arah kemana dan bandara mana yang terdampak, dan itu yang kami publikasi," ungkapnya.