Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun tipis pada perdagangan hari Senin karena kekhawatiran tentang surplus pasokan tahun depan dan penguatan dolar. Perdagangan komoditas minyak pada hari senin cukup sepi menjelang liburan Natal.
Mengutip CNBC, Selasa (24/12/2024), harga minyak mentah Brent berjangka turun 0,4% menjadi USD 72,63 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,3% menjadi USD 69,24 per barel.
Baca Juga
Analis Macquarie dalam laporan terbaru di Desember memproyeksikan surplus pasokan minyak yang meningkat untuk tahun depan akan menahan harga minyak mentah Brent pada rata-rata USD 70,50 per barel. Angka ini turun dibanding rata-rata tahun ini yang sebesar USD 79,64 per barel.
Advertisement
Kekhawatiran tentang gangguan pasokan minyak mentah di Eropa mereda setelah laporan jaringan pipa Druzhba, yang mengirimkan minyak Rusia dan Kazakhstan ke Hungaria, Slowakia, Republik Ceko, dan Jerman, telah dimulai kembali.
Jaringan pipa pemasok minyak ini terhenti pada hari Kamis karena masalah teknis di stasiun pompa Rusia.
Dolar AS melayang di sekitar level tertinggi dua tahun pada perdagangan Senin pagi, setelah mencapai tonggak sejarah itu pada hari Jumat.
"Dengan dolar AS yang berubah dari melemah menjadi menguat, harga minyak telah kehilangan keuntungan sebelumnya," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Dolar AS yang menguat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Kekhawatiran Ekonomi Global
Pada hari Jumat, data AS yang menunjukkan inflasi yang mereda membantu meredakan kekhawatiran setelah pemangkasan suku bunga Federal Reserve minggu lalu.
"Dengan Fed mengirimkan sinyal yang beragam dan beberapa data ekonomi ini tidak begitu kuat, pasar menjadi lesu," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.
Harga minyak berjangka Brent turun sekitar 2,1% minggu lalu, sementara harga minyak berjangka WTI turun 2,6%, karena kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak setelah bank sentral AS mengisyaratkan kehati-hatian atas pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.
Riset dari perusahaan penyulingan minyak terkemuka Asia, Sinopec, yang menunjukkan konsumsi minyak Tiongkok mencapai puncaknya pada tahun 2027 juga membebani harga.
Advertisement
Desakan Donald Trump
Presiden terpilih AS Donald Trump pada hari Jumat mendesak Uni Eropa untuk meningkatkan impor minyak dan gas AS atau menghadapi tarif atas ekspor blok tersebut.
Trump juga mengancam akan menegaskan kembali kendali AS atas Terusan Panama pada hari Minggu, menuduh Panama mengenakan tarif yang berlebihan untuk menggunakan jalur Amerika Tengah tersebut dan menuai teguran keras dari Presiden Panama Jose Raul Mulino.