Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan penguatan terbatas di awal perdagangan hari ini. Rupiah dibuka menguat 17 poin atau 0,10 persen ke posisi 16.180 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di 16.197 per dolar AS.
Lukman Leong, analis mata uang dari Doo Financial Futures, memperkirakan penguatan rupiah akan tetap terbatas karena perdagangan yang lebih sepi menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Baca Juga
“Rupiah diperkirakan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS di tengah perdagangan yang lebih tenang menjelang liburan Natal-Tahun Baru,” ujarnya dikutip dari ANTARA di Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Advertisement
Pelemahan Dolar AS Mendukung Penguatan Rupiah
Faktor utama yang mendukung penguatan rupiah hari ini adalah pelemahan dolar AS. Mata uang Negeri Paman Sam terkoreksi setelah data ekonomi AS, khususnya data pemesanan barang tahan lama (durable goods), menunjukkan hasil yang lebih lemah dari perkiraan.
Data terbaru menunjukkan pemesanan barang tahan lama AS turun 1,1 persen, jauh di bawah proyeksi pasar sebesar 0,4 persen. Kondisi ini memberikan tekanan terhadap dolar AS, yang sebelumnya cukup kuat didukung oleh kebijakan moneter ketat The Fed.
Untuk perdagangan hari ini, Lukman memprediksi kurs nilai tukar rupiah berada dalam rentang 16.150-16.250 per dolar AS.
Proyeksi Rupiah 2025
Meski saat ini rupiah menunjukkan tanda-tanda penguatan, tantangan besar masih menanti di tahun 2025. Lukman menyatakan bahwa dominasi dolar AS kemungkinan akan tetap kuat, yang berpotensi memberikan tekanan lebih lanjut pada nilai tukar rupiah.
“Pada kuartal I 2025, rupiah diperkirakan berada di kisaran 16.300-16.500 per dolar AS, didorong oleh data ekonomi AS yang masih solid dan potensi inflasi akibat kebijakan proteksionisme Trump,” jelas Lukman.
Selain itu, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed juga akan menjadi faktor utama yang memengaruhi pelemahan mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.
Kesimpulan
Meski menghadapi tekanan dari penguatan dolar AS secara global, pelemahan data ekonomi Amerika memberikan sedikit ruang bagi rupiah untuk menguat. Namun, tantangan besar di awal 2025 menuntut perhatian lebih, terutama terkait kebijakan moneter global yang dapat memengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang domestik.
Untuk saat ini, rupiah berhasil memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS, namun penguatan ini diperkirakan akan tetap terbatas menjelang akhir tahun.
Advertisement