Liputan6.com, Jakarta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberikan sejumlah catatan penting untuk mengantisipasi potensi kejahatan keuangan di sektor jasa keuangan menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Konsumen diingatkan agar lebih berhati-hati selama periode yang rawan ini.
Advertisement
Kabid Pengaduan dan Hukum YLKI, Rio Priambodo, menyampaikan empat poin utama yang perlu diperhatikan konsumen demi menghindari risiko kejahatan keuangan selama Nataru 2024/2025.
1. Menjaga Kerahasiaan Data Pribadi
Konsumen diminta untuk tidak membagikan informasi pribadi, terutama melalui modus penipuan seperti permintaan kode OTP (One-Time Password) atau bentuk lainnya oleh oknum yang mengatasnamakan pelaku usaha jasa keuangan.
“Perlindungan data pribadi sangat penting untuk mencegah jatuhnya informasi ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar Rio.
2. Waspada Penipuan via Telepon
YLKI mengingatkan konsumen agar tidak mudah percaya pada panggilan dari nomor telepon yang tidak dikenal. Jika menerima telepon mencurigakan, segera hubungi perusahaan terkait melalui nomor hotline resmi yang tertera di situs atau dokumen resmi perusahaan.
“Jika mendapat telepon dari oknum yang tidak dikenal, segera hubungi pelaku usaha di hotline resmi perusahaan,” tambah Rio.
3. Kesiapsiagaan Pelaku Usaha Jasa Keuangan
YLKI juga menekankan pentingnya kesiapan pelaku usaha jasa keuangan dalam menghadapi lonjakan transaksi selama periode Nataru. Mereka diminta untuk meningkatkan pengamanan data konsumen guna mengantisipasi penyalahgunaan informasi.
“Dengan tingginya aktivitas transaksi, potensi ancaman kejahatan keuangan juga meningkat. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga keamanan data konsumen,” jelas Rio.
4. Usulan Pembentukan Kanal Pengaduan Khusus
Untuk memitigasi risiko kejahatan keuangan selama liburan, YLKI mengusulkan pemerintah membuka kanal pengaduan khusus dan membentuk tim Satgas khusus Nataru di sektor jasa keuangan. Hal ini diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat dan meningkatkan kepercayaan konsumen.
“Kalau perlu, pemerintah membuat tim Satgas khusus Nataru di sektor jasa keuangan,” tegasnya.
Pentingnya Kewaspadaan di Momen Libur Nataru
Dengan langkah-langkah antisipasi yang tepat, YLKI berharap konsumen lebih berhati-hati dan pelaku usaha jasa keuangan meningkatkan perlindungan keamanan.
Momen liburan seperti Nataru sering kali menjadi target oknum kejahatan, sehingga semua pihak perlu bekerja sama untuk menjaga keamanan transaksi keuangan.
Uang Beredar di Indonesia per Oktober 2024 Tembus Rp 9.078 Triliun
Bank Indonesia mencatat Uang Beredar (M2) tetap tumbuh pada Oktober 2024. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat sebesar Rp 9.078,6 triliun, atau tumbuh sebesar 6,7% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya uang beredar ini tumbuh 7,2% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan berdasarkan komponen, perkembangan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1% (yoy) dan uang kuasi sebesar 4,2% (yoy).
“Komponen M12 dengan pangsa 55,3% dari M2, pada Oktober 2024 sebesar Rp5.022,2 triliun atau tumbuh sebesar 7,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9% (yoy),” kata Ramdan dalam laporan Analisis Perkembangan Uang Beredar Oktober 2024 Bank Indonesia, Jumat (22/11/2024).
Advertisement
Uang Kartal
Untuk perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta tabungan rupiah dapat ditarik sewaktu-waktu.
Uang kartal yang beredar di masyarakat pada Oktober 2024 sebesar Rp970,1 triliun, atau tumbuh 12,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada September 2024 sebesar 10,6% (yoy).
Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,3% terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.324,5 triliun pada Oktober 2024 atau tumbuh sebesar 6,0% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.
Giro rupiah tercatat sebesar Rp1.727,6 triliun, atau tumbuh sebesar 5,7% (yoy), setelah tumbuh sebesar 6,1% (yoy) pada bulan sebelumnya.