Sukses

OUE REIT Milik Mochtar Riady Jual Properti di China Senilai Rp 4,27 Triliun

Setelah penjualan menara kantor di Shanghai selesai, portofolio OUE REIT akan sepenuhnya berlokasi di Singapura.

Liputan6.com, Jakarta - OUE REIT, yang didukung oleh miliarder Indonesia Mochtar Riady telah menjual menara kantor di Shanghai kepada pembeli yang tidak disebutkan namanya senilai 357,4 juta dolar Singapura atau USD 264 juta. Nilai penjualan itu setara Rp 4,27 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.208).

Mengutip Figure-Asia.com, ditulis Selasa (24/12/2024), perusahaan investasi real estate itu mengumumkan pada Jumat akan menjual seluruh sahamnya di Lippo Properties (Shanghai) yang memiliki 91,2 persen saham di Lippo Plaza, kompleks perkantoran 36 lantai di distrik bisnis Huangpu di Puxi, Shanghai dan gedung pencakar langit komersial.

“Karena kami tidak memiliki rencana untuk memperluas bisnis kami lebih lanjut di China, divestasi ini memberikan kesempatan untuk memonetisasi aset,” ujar CEO Han Kim Siew.

Ia menambahkan hasil divestasi itu  juga untuk penggunaan yang lebih strategis, sehingga memperkuat neraca OUE REIT dan meningkatkan fleksibilitas keuangan untuk mewujudkan peluang pertumbuhan pada masa mendatang.

OUE REIT berharap menerima 318,2 juta dolar Singapura atau sekitar Rp 3,79 triliun dari penjualan itu dan diharapkan selesai pada akhir 2024.

Setelah penjualan selesai, portofolio OUE REIT (bernilai 6,3 miliar dolar Singapura pada akhir 2023) akan sepenuhnya berlokasi di Singapura.

Portofolio ini meliputi OUE Bayfront, One Raffles Place dan OUE Downton di kawasan pusat bisnis Raffles Place serta Mandarin Gallery di kawasan perbelanjaan Orchard Road. Perusahaan ini juga memiliki Hilton Singapore Orchard dan Crowne Plaza Changi Airport.

 

2 dari 4 halaman

OUE REIT

OUE REIT adalah unit manajemen properti Singapura milik keluarga Riady OUE Ltd yang dijalankan oleh putra Mochtar Riady, Stephen.

Grup Lippo milik keluarga ini memiliki kekayaan bersih langsung sebesar USD 1,9 miliar dan bergerak di bidang real estate, ritel, media, perawatan kesehatan dan pendidikan.

Grup ini telah menjual beberapa aset dalam beberapa bulan terakhir untuk memperkuat neraca perusahaan. Bulan lalu, Lippo Karawaci menjual tambahan 45 persen saham di Siloam Hospitals kepada perusahaan ekuitas swasta Luksembur CVC Capital Partners seharga USD 1 miliar. Sebelumnya, pada Mei 2024, CVC pertama kali menjual 10,4 persen sahamnya di jaringan rumah sakit itu kepada CVC seharga USD 240 juta yang memungkinan perusahaan real estate Indonesia itu melunasi sebagian utangnya.

3 dari 4 halaman

Pangkas Utang, LPKR Jual 18,57% Saham Siloam

Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah berpartisipasi dalam penawaran tender sukarela atas saham PT Siloam Hospitals Tbk. (SILO). Dari aksi korporasi tersebut LPKR telah menjual 18,57% kepemilikannya di SILO. Dengan demikian, kepemilikan Perseroan di SILO turun menjadi 29,09%.

Transaksi strategis ini memungkinkan Perseroan untuk mengurangi tingkat hutang, memperkuat fokusnya pada bisnis real estat dengan tetap mempertahankan kepentingan strategis pada SILO sebagai penyedia layanan kesehatan terkemuka di Indonesia.

Sejak pendirian rumah sakit pertamanya di Lippo Village pada 1992, LPKR telah membangun SILO menjadi jaringan layanan kesehatan terkemuka dengan 41 rumah sakit dan lebih dari 70 klinik di seluruh Indonesia.

Keputusan untuk mengurangi kepemilikan saham SILO tersebut merupakan bagian dari strategi LPKR yang lebih luas untuk berkonsentrasi pada bisnis operasional kawasan yang terintegrasi penuh; dimana meliputi land banking, pengembangan kota mandiri, perumahan, lahan industri, perhotelan, mal gaya hidup, dan taman pemakaman.

 

4 dari 4 halaman

Utang Bakal Turun

Perseroan menerima dana tunai sebesar Rp 6,9 triliun dari transaksi ini, setelah dikurangi pajak. Sekitar Rp 3,9 triliun akan digunakan untuk membayar utang, termasuk obligasi dolar perseroan dan pinjaman lainnya. Sisanya akan digunakan untuk investasi lebih lanjut, penyelesaian proyek, modal kerja dan tujuan korporasi lainnya.

Dari transaksi ini, utang bersih LPKR diproyeksikan akan turun menjadi Rp 4,3 triliun.

"Transaksi ini menandai sebuah langkah maju dalam penyelarasan strategis perseroan terhadap bisnis utama kami di bidang real estat. Meskipun kami mengurangi kepemilikan saham di SILO, kami tetap berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan SILO sebagai pemegang saham strategis.” kata Presiden Direktur LPKR Marlo Budiman dalam keterangan tertulis, Kamis (19/9/2024).

LPKR tetap optimistis tetapi tetap berhati-hati terhadap masa depan bisnis Perseroan, dengan keyakinan bahwa langkah ini akan meningkatkan fleksibilitas keuangan dan memperkuat posisi Perseroan di industri real estate.

 

Video Terkini