Sukses

Ada Diskon Tarif Listrik Januari-Februari 2025, PLN: Bakal Turunkan Pendapatan hingga Rp 5 Triliun

PLN akan terus menjaga stabilitas keuangan dengan melakukan koordinasi yang baik dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian BUMN dan instansi terkait lainnya

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Keuangan PT PLN (Persero), Sinthya Roesly mengatakan, PLN berhasil melewati 2024 dengan baik, tetapi di sisi lain juga menyadari potensi dampak dari kebijakan penurunan tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga dengan daya di bawah 2.200 VA pada Januari dan Februari 2025.

Sinthya menyebut, penurunan tarif listrik untuk pelanggan dengan daya di bawah 2.200 VA diproyeksikan akan menurunkan pendapatan PLN sekitar Rp 5 triliun per bulan pada Januari dan Februari. Ini tentu menjadi tantangan besar yang harus diantisipasi secara hati-hati.

"Ini kami sikapi karena ada penurunan pendapatan dari pelanggan sebesar Rp 5 triliun per bulan di Januari dan Februari. Tentu kami harus mengantisipasi," kata Sinthya saat ditemui di PLN Unit Induk Pengatur Beban Jawa, Madura, dan Bali (UIP2B JAMALI) di Cinere, Kota Depok, Jumat (27/12/2024).

Kendati demikian, ia menegaskan, pihaknya akan terus menjaga stabilitas keuangan dengan melakukan koordinasi yang baik dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian BUMN dan instansi terkait lainnya, guna mengatasi dampak dari kebijakan tersebut.

Meskipun tantangan ini cukup besar, ia optimistis PLN dapat tetap menjaga kinerja dan pelayanan kepada masyarakat. PLN akan terus berupaya untuk mengelola keuangan perusahaan dengan bijak dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan efisiensi agar tetap dapat menjalankan operasional dengan baik meskipun ada penurunan pendapatan.

"Tadi arahan dari Pak Wamen BUMN (Kartika WirjoAtmodjo) bagaimana di PLN aspek keuangannya terus dijaga dan ini dikoordinasikan dengan stakeholder terkait untuk menyikapi kebijakan-kebijakan yang ada dengan sebaik-baiknya," ujar dia.

 

2 dari 4 halaman

Kondisi Keuangan PLN

Adapun kata Sinthya, kondisi keuangan PLN telah mampu melewati 2024 dengan baik. Hal ini berkat pengawasan ketat dari Kementerian BUMN dan pengelolaan keuangan yang hati-hati.

"Alhamdulillah di 2024 kita dapat lalui dengan sangat baik. Jadi kita dengan pengawasan dari Kementerian BUMN juga bisa mengelola keuangan dan insya Allah kinerjanya juga dapat terjaga dengan baik," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sinthya juga menyinggung tantangan yang akan dihadapi PLN di tahun 2025, terutama terkait kebijakan penurunan tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga dengan daya di bawah 2.200 VA pada Januari dan Februari 2025 mendatang.

"Dan untuk tahun 2025 nanti ada beberapa tantangan dan barangkali aspirasi yang sudah kita sama-sama dengar, bahwa di tahun 2025 akan ada diskon tarif untuk pelanggan di bawah 2.200 di bulan Januari dan Februari," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Tinjau UIP2B JAMALI

Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo meninjau ke Posko Siaga Kelistrikan Natal dan Tahun Baru 2024/2025 PLN Unit Induk Pengatur Beban Jawa, Madura, dan Bali (UIP2B JAMALI) di Cinere, Kota Depok, Jumat (27/12/2024).

Pria yang akrab disapa Tiko tersebut ditemani oleh Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi dan Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly.

"Siang ini saya dan Haryadi Direktur Transmisi PLN, dan Ibu Sintia dan Terkeuangan PLN, melakukan kunjungan ke pengatur Beban Gandul. Gandul ini sebenarnya adalah pusat untuk mengontrol dispatching listrik di Jawa Bali,," kata Tiko.

Dalam peninjauannya, Tiko memastikan bahwa ketersediaan pasokan listrik untuk Nataru terjaga. Meskipun biasanya memasuki libur nataru kebutuhan listrik justru menurun, namun PLN tetap menjaga ketersediaan stok kelistrikan.

"Sebenarnya kalau di PLN itu justru kalau Nataru malah turun kebutuhannya, karena banyak orang libur ya. Jadi kita yakinkan bahwa riset margin untuk memenuhi kapasitas listrik baik," ujarnya.

Selain itu, dalam peninjauannya kali ini, Tiko mengatakan pihaknya dengan PLN juga membahas mengenai rencana ke depan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk pembangunan EBT ke depan.

"Dan juga membicarakan mengenai berbagai isu, termasuk isu keuangan di PLN," katanya.

 

4 dari 4 halaman

Terdapat 2 Unit PLN

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi, menyampaikan di PLN UIP2B JAMALI terdapat dua unit PLN, yaitu unit pengatur beban, dan unit transmisi.

Unit pengatur beban adalah unit yang memastikan bahwa penyaluran tenaga listrik, baik itu dari pembangunan dan transmisi khususnya, sudah sampai ke distribusi dengan baik.

"Jadi saat ini kita menyiapkan sistem untuk Jawa-Bali, di mana di sini ada sistem 500 KV yang dipastikan penyalurannya sampai dengan transmisi 150 dan 70 KV dengan baik," ujarnya. Kata Evy, untuk Nataru, sistem kelistrikan PLN khususnya di Jawa-Bali cukup, sehingga cadangan kelistrikan PLN mencapai 40 persen lebih karena beban turun. "Jadi, beban puncak kita perkirakan hanya 26.000 (KV) nanti di Natal dan Tahun Baru. Dan cadangannya mencapai sekitar 46.000 (KV). Jadi, sangat cukup untuk itu," pungkas Evy.

Video Terkini