Sukses

Ingin Sukses pada Tahun Baru 2025? Simak Nasihat dari Miliarder Teknologi Ini

Miliarder teknologi dan salah satu pendiri Infosys, Nandan Nilekani memiliki nasihat sederhana untuk sukses di tengah perubahan besar di dunia kerja akibat teknologi dan kecerdasan buatan (AI).

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder teknologi dan salah satu pendiri Infosys, Nandan Nilekani memiliki nasihat sederhana untuk sukses di tengah perubahan besar di dunia kerja akibat teknologi dan kecerdasan buatan (AI).

“Saya bangun setiap pagi dengan keinginan untuk mempelajari hal-hal baru, dan saya menjaga pikiran saya tetap terbuka,” kata Nilekani dalam wawancaranya bersama CEO LinkedIn, Ryan Roslansky, dalam episode buletin The Path. Dikutip dari CNBC pada Rabu (1/1/2025).

Pria yang kini berusia 69 tahun ini memiliki perjalanan karier yang luar biasa. Setelah lulus dari IIT Bombay pada 1978, kemudian dia bekerja di perusahaan teknologi dan kemudian mendirikan Infosys pada 1981 bersama N.R. Narayana Murthy. Infosys menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di India. Ketika 2009, Nilekani menciptakan Aadhaar, sistem identifikasi biometrik terbesar di dunia.

Namun, menurut Nilekani, keberhasilannya bukan hanya karena kepiawaian bisnis, tetapi rasa ingin tahunya yang besar.

“Saya seorang pengusaha yang tidak disengaja. Bukan karena saya ingin menjadi pengusaha, tetapi setelah melakukannya, saya menyadari bahwa inilah panggilan hidup saya,” ungkapnya.

Soft Skill Lebih Penting dari Sebelumnya

Seiring teknologi dan AI yang semakin berkembang, banyak pekerjaan yang berisiko digantikan oleh otomatisasi. Namun, Nilekani yakin soft skill seperti rasa ingin tahu, empati, dan kemampuan untuk beradaptasi adalah kunci sukses di masa depan.

“Masa depan adalah tentang apa yang hanya dapat dilakukan manusia,” ujar Nilekani.

"Empati, kasih sayang, menghubungkan titik-titik, tetaplah ingin tahu, terhubung, dan relevan," ia menambahkan.

 

2 dari 4 halaman

Pandangan ini didukung oleh Miliader Lainnya

Pandangan ini juga didukung oleh miliarder lain seperti Mark Cuban dan CEO Amazon Andy Jassy. “Saya tidak tahu pasti ke mana AI akan membawa kita, tetapi saya tahu saya harus tetap memperhatikan, tangkas, ingin tahu, dan mampu beradaptasi,” kata Cuban pada bulan Oktober.

Andy Jassy menambahkan orang yang tidak mau belajar keterampilan baru dan memahami dunia di sekitar mereka akan menjadi “stagnan.”

Data dari Pew Research Center menunjukkan pada 2022, sekitar 19% profesional di Amerika bekerja di sektor yang paling terdampak AI, dan jumlah itu kemungkinan akan meningkat.

Untuk itu, Nilekani menegaskan bersemangat untuk belajar adalah investasi terbaik untuk masa depan.

 

3 dari 4 halaman

Miliarder Muda ini Bagikan Filosofi Dasar Investasi

Sebelumnya, miliarder muda Tess Waresmith telah membangun portofolio investasi senilai USD 1 juta atau kurang lebih Rp 16,18 miliar (estiumasi kurs Rp 16185 per USD) dengan strategi yang sederhana tetapi efektif.

Setelah memulai perjalanan investasinya di usia pertengahan 20-an, Tess Waresmith belajar dari kesalahan awal, termasuk mempercayakan uangnya kepada penasihat keuangan dengan biaya tinggi dan strategi yang tidak efektif.

Dikutip dari CNBC pada Minggu (29/12/2024), kini sebagian besar aset milik Tess Waresmith tersebar di berbagai instrumen, seperti saham, real estat, dan kripto. Filosofinya sederhana: belajar, diversifikasi, dan mulai dari dasar.

“Filosofi investasi nomor 1 saya adalah belajar sebanyak mungkin tentang apa pun yang Anda minati dan melakukan diversifikasi,” katanya.

Tess Waresmith merekomendasikan untuk memulai dengan investasi pada resa dana saham dan ETF (Exchange-Traded Funds). Instrumen ini populer karena dua alasan utama:

Biaya Rendah: Reksa dana saham tidak memerlukan manajemen aktif, sehingga biaya tahunan yang dikenakan sangat kecil, seringkali hanya 0,03%.

Diversifikasi Otomatis: Dengan membeli satu dana indeks yang mencakup pasar secara luas, seperti "total market fund," investor dapat mendapatkan eksposur hingga 95% pasar saham AS.

"Dana indeks merupakan cara yang bagus untuk memulai dan memahami dasar-dasar pasar saham serta menginvestasikan uang Anda dengan cara yang benar-benar terdiversifikasi dan berbiaya rendah,” jelas Tess Waresmith.

Bereksperimen dengan Investasi Lain

Setelah memahami dasar-dasar investasi, Tess Waresmith menyarankan untuk bereksperimen dengan instrumen lain, seperti real estat atau saham spesifik, tetapi dengan tetap memperhatikan risiko.

“Jika Anda memiliki portofolio yang bagus dan ingin belajar lebih jauh, ada begitu banyak kekuatan dalam pengetahuan,” katanya. Namun, ia mengingatkan, "Anda hanya perlu mengetahui risikonya."

4 dari 4 halaman

Batasi yang Berisiko Tinggi

Tess Waresmith juga menyarankan untuk membatasi alokasi pada investasi yang berisiko tinggi, seperti kripto, sesuai dengan jumlah yang rela anda kehilangan.

“Sebagian besar investasi saya ada di dana indeks, tetapi saya juga punya sebagian kecil di kripto, dan saya membeli beberapa saham tunggal atau ETF khusus pasar,” ungkapnya. Contohnya, Tess Waresmith  tertarik pada ETF di sektor kesehatan wanita atau ganja, dan ia mengalokasikan sebagian kecil dananya di sana.

Fokus pada Pendidikan dan Fondasi yang Kuat

Menurut Tess, kunci keberhasilan adalah terus mendidik diri sendiri tentang berbagai jenis investasi dan memahami cara kerjanya sebelum mencoba sesuatu yang lebih berisiko.

"Melakukan ekspansi ke investasi yang lebih berisiko bukan sesuatu yang akan saya sarankan kepada seseorang yang baru memulai,” katanya.

Untuk Pemula

Dengan strategi sederhana namun terarah ini, Tess Waresmith telah membuktikan bahwa investasi bukan hanya soal keberuntungan, tetapi juga pengetahuan dan ketekunan.

Bagi pemula, memulai dengan reksa dana saham dan fokus pada diversifikasi adalah langkah awal yang ideal.

Video Terkini