Sukses

Harga Telur Ayam Makin Mahal di Akhir Tahun, Ini Penyebabnya

Kepala Badan Pangan Nasional mengungkapkan kenaikan harga telur disebabkan oleh fluktuasi harga jagung pakan, yang memiliki dampak langsung pada produksi telur dan daging ayam.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengungkap alasan di balik lonjakan harga telur ayam yang menjadi keluhan masyarakat menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Menurut Arief, kenaikan harga telur disebabkan oleh fluktuasi harga jagung pakan, yang memiliki dampak langsung pada produksi telur dan daging ayam.

"Semalam saya berdiskusi dengan para peternak layer telur. Mereka hanya membutuhkan pasokan jagung pakan yang stabil," jelas Arief, Minggu (29/12/2024).

Upaya Pemerintah Menstabilkan Harga Telur dan Daging Ayam

Untuk menekan harga telur dan daging ayam, pemerintah berencana memaksimalkan stok jagung pakan yang tersedia di Bulog.

Arief menegaskan bahwa keterjangkauan harga pakan sangat penting untuk mendukung peternak unggas sekaligus menjaga daya beli konsumen. "Peternak harus dapat membeli jagung pakan dengan harga yang wajar," tegasnya.

Penyaluran terakhir Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) dilakukan oleh Perum Bulog pada 30 April 2024. Sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 23 Tahun 2022, masa simpan CJP minimal adalah tiga bulan.

Hingga 27 Desember 2024, stok jagung di Bulog mencapai 114 ribu ton, terdiri dari 96 ribu ton CJP dan 18 ribu ton jagung komersial. Sepanjang tahun 2024, Bulog berhasil menyerap 84 ribu ton jagung hasil panen dalam negeri.

Rata-rata harga jagung di tingkat peternak per 27 Desember tercatat sebesar Rp6.437 per kilogram. Pemerintah diminta segera melakukan intervensi agar peternak unggas mendapatkan jagung pakan dengan harga yang lebih terjangkau.

 

2 dari 2 halaman

Harga Telur Ayam Naik hingga Rp30.000 per Kilogram

Sejumlah harga bahan pangan mengalami kenaikan sejak awal pekan hingga menjelang Tahun Baru 2025. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga telur ayam ras naik menjadi Rp30.710 per kilogram (kg) di tingkat pedagang eceran secara nasional.

Selain telur ayam, beberapa komoditas lain juga mengalami kenaikan. Beras premium naik 0,58 persen atau Rp90 menjadi Rp15.490 per kg.

Harga cabai merah keriting naik 1,05 persen atau Rp480 menjadi Rp46.280 per kg, sementara cabai rawit merah naik 0,88 persen atau Rp490 menjadi Rp56.130 per kg.

Sebaliknya, beberapa harga komoditas justru mengalami penurunan. Harga daging sapi murni turun 0,95 persen atau Rp1.290 menjadi Rp133.930 per kg, dan beras medium turun 0,59 persen atau Rp80 menjadi Rp13.390 per kg.

Dengan adanya fluktuasi harga ini, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan agar tetap terjangkau bagi masyarakat.

 

 

 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Video Terkini