Sukses

Pernah Terlilit Utang Miliaran Rupiah, Pengusaha Ini Sukses Bangkit hingga Ekspansi ke Pasar Asia

Feby Eki Prasetyo (Fepto), pengusaha muda asal Indonesia yang memulai perjalanannya dari bangku SMK, mengumumkan ekspansi bisnisnya ke pasar Asia melalui Fepto Group.

Liputan6.com, Jakarta Feby Eki Prasetyo (Fepto), pengusaha muda asal Indonesia yang memulai perjalanannya dari bangku SMK, mengumumkan ekspansi bisnisnya ke pasar Asia melalui Fepto Group. Fokus ekspansi mencakup sektor payment gateway, cryptocurrency, digital gaming, dan pengembangan teknologi AI.

"November 2024 menjadi momentum penting bagi kami dengan dibukanya ekspansi di sektor digital game dan payment system yang dirancang untuk memudahkan transaksi bagi pengusaha dari berbagai skala," ungkap CEO Fepto Group, Fepto.

Perusahaan juga sedang menjalin kerjasama dengan broker terkemuka untuk mengembangkan sistem trading yang lebih aman dan user-friendly.

Perjalanan pria kelahiran 23 Februari 2000 di industri digital dimulai dari keterpurukan finansial. "Tahun 2020 menjadi titik balik ketika saya terlilit hutang miliaran rupiah. Namun dalam waktu tiga bulan, semua bisa dilunasi berkat keterbukaan terhadap setiap peluang yang ada," kenangnya.

Kesuksesan ini berlanjut dengan peluncuran aplikasi game yang mencapai 1 juta unduhan tanpa mengandalkan iklan digital.

Inovasi Fepto Group saat ini berfokus pada empat pilar utama yaitu Trading System, Security System, Payment System, dan Game Development. "Kami yakin tahun 2030 akan menjadi era cashless. Pengembangan sistem pembayaran digital kami antisipasi sejak dini untuk menghadapi kelangkaan bahan baku kertas di masa depan," jelas pria yang mempunyai user IG mr.fepto ini.

Menariknya, strategi pengembangan bisnis Fepto tidak mengandalkan modal besar. "Tak selamanya berbisnis dimulai dengan Rp100 juta. Bahkan Rp100 ribu pun bisa asal ada kemauan dan tekad," tegasnya. Strategi pemasarannya memanfaatkan komunitas, forum, dan titik ramai sosial media untuk mencapai pertumbuhan organik yang signifikan.

 

2 dari 4 halaman

Ekspansi Pasar Asia

Ekspansi Fepto Group kini telah mencakup Jakarta, Bandung, Lampung, dan Bali, dengan rencana perluasan ke berbagai kota di Asia. "Visi kami adalah mengembangkan teknologi yang inklusif sambil mendukung inovasi anak muda Indonesia. Mereka butuh dukungan nyata, baik dalam bentuk dana maupun fasilitas," tutup pria.

Fepto Group adalah perusahaan teknologi yang berfokus pada pengembangan solusi pembayaran digital, cryptocurrency, keamanan digital, dan hiburan digital. Didirikan oleh Feby Eki Prasetyo, perusahaan ini berkomitmen menghadirkan inovasi teknologi yang mudah diakses dan aman bagi pengguna di seluruh Asia.

3 dari 4 halaman

Indonesia Mau Jadi Negara Maju, Kejar Dulu Jumlah Pengusaha 4 Persen Total Penduduk

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap syarat Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 mendatang. Salah satunya adalah jumlah rasio pengusaha atau wirausaha yang harus semakin banyak.

Dari hitungannya, jika Indonesia ingin menjadi negara maju, harus memiliki rasio entrepreneur, pengusaha, maupun wirausaha minimal sebesar 4 persen dari total populasi penduduk.

“Salah satu prasyarat menjadi negara maju adalah entrepreneur-nya. Jadi bukan sekadar infrastruktur, pembangunan SDM tapi juga kita harus menyiapkan pengusaha-pengusaha yang unggul yang inovatif,” kata dia mengutip keterangan resmi, Jumat (10/3/2023).

Saat ini Indonesia baru mencapai rasio kewirausahaan sebesar 3,47 persen. Jika dibandingkan dengan Singapura yang jumlah penduduknya 5 jutaan, pengusahanya sudah mencapai 8,6 persen dari total penduduknya.

 

4 dari 4 halaman

Malaysia dan Thailand

Sedangkan Malaysia maupun Thailand sudah di atas 4 persen, bahkan di negara maju rata-rata sudah 10-12 persen.

Dia menyebut, pada 2045 di usia 100 tahun, Indonesia akan menjadi empat kekuatan ekonomi besar dunia setelah Amerika, China, dan India.

Di mana saat ini, seluruh proses pembangunan yang sekarang dijalankan oleh Pemerintahan disiapkan sebagai road to Indonesia Maju di 2045.

Fakta tersebut sambung MenKopUKM, menjadi alasan penting bagi perguruan tinggi dalam menyiapkan anak-anak muda, sarjana-sarjana Indonesia adalah untuk menjadi entrepreneur.

“Entrepreneur itu apa, yaitu menciptakan lapangan kerja, bukan lagi nanti kita mencetak mahasiswa yang mencari kerja,” katanya.

Oleh karena itu, MenKopUKM Teten Masduki mengajak seluruh kampus untuk menjalin kerja sama untuk mencetak anak-anak muda Indonesia menjadi entrepreneur. Termasuk mendorong keterlibatan BMWI untuk mendongkrak rasio kewirausahaan dalam negeri.

 

Video Terkini