Sukses

Prediksi Harga Emas Jelang Ganti Tahun, Bakal Naik?

Volume perdagangan yang rendah selama minggu terakhir 2024 diperkirakan akan menjaga harga emas tetap berada dalam kisaran sempit

Liputan6.com, Jakarta Volume perdagangan yang rendah selama minggu terakhir 2024 diperkirakan akan menjaga harga emas tetap berada dalam kisaran sempit, menurut sejumlah analis pasar.

Dikutip dari Kitco, Senin (29/12/2024), dengan pasar keuangan tutup pada pertengahan pekan, tepatnya pada 1 Januari 2025, sebagian besar pelaku pasar lebih memilih merayakan Tahun Baru daripada memantau perkembangan di pasar keuangan.

Prediksi Pergerakan Harga Emas

Kecuali ada kejutan besar, banyak analis memprediksi harga emas akan tetap berada dalam tarik-ulur antara meningkatnya imbal hasil obligasi dan permintaan safe haven akibat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang terus meningkat.

Pada minggu kemarin, harga emas tertahan di level USD 2.650 per ons, meskipun pasar berhasil bertahan di tengah tekanan besar dari kenaikan imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun yang mencapai 4,64%, tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Harga emas berjangka terakhir tercatat di USD 2.618,30 per ons, turun 0,57% dalam sehari dan turun 0,18% sepanjang pekan ini.

Ketegangan Geopolitik Dorong Permintaan Safe Haven

James Hyerczyk, analis pasar di FX Empire, mencatat bahwa ketahanan emas pekan lalu didukung oleh meningkatnya ketegangan geopolitik.

Investor terus memantau konflik di Eropa Timur dan Timur Tengah,” ungkapnya. Serangan Israel terhadap target Houthi di Yaman dan serangan drone Rusia di Ukraina telah memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Hyerczyk menambahkan bahwa komentar kontroversial Presiden terpilih Donald Trump di media sosial, termasuk niat untuk menganeksasi Kanada, Terusan Panama, dan Greenland, turut meningkatkan ketidakpastian geopolitik.

 

2 dari 2 halaman

Level Penting yang Harus Dipantau

Hyerczyk mencatat bahwa level support kunci untuk emas pekan depan adalah $2.607 per ons. Untuk kembali menguat, emas perlu menembus level $2.665,65. Namun, dengan imbal hasil obligasi yang terus meningkat dan penguatan dolar AS, prospek jangka pendek emas cenderung bearish.

“Dalam jangka pendek, kekuatan imbal hasil dan dolar AS menjadi pendorong utama yang mengalahkan risiko geopolitik,” jelasnya.

“Namun, karena perdagangan berlangsung pada minggu yang secara historis lambat, volume yang tipis dapat membatasi pergerakan harga," tambahnya.

Data Ekonomi yang Akan Diawasi

Pada akhir tahun ini, pasar akan menerima data ekonomi ringan, termasuk angka penjualan rumah dan data manufaktur. Selain itu, pasar akan terus memantau kondisi pasar tenaga kerja AS, terutama data klaim pengangguran mingguan pekan depan.

Data pekan ini menunjukkan klaim pengangguran lanjutan mencapai level tertinggi dalam satu tahun terakhir. Meskipun klaim awal tetap stabil, meningkatnya klaim lanjutan menunjukkan bahwa pekerja yang di-PHK kesulitan mendapatkan pekerjaan baru.

Jeffrey Roach, Kepala Ekonom di LPL Financial, mencatat bahwa tingginya klaim lanjutan mengindikasikan perlambatan pasar tenaga kerja.

Video Terkini