Sukses

Kejar Swasembada Pangan di 2025, Pemerintah Sudah Lakukan Apa Saja?

Mentan terus melakukan peningkatan koordinasi dan kolaborasi percepatan pelaksanaan program swasembada pangan oleh Presiden Prabowo Subianto di 2025.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menggelar rapat bersama Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI Tandyo Budi Revita. Dalam rangka peningkatan koordinasi dan kolaborasi percepatan pelaksanaan program swasembada pangan oleh Presiden Prabowo Subianto di 2025.

"Hari ini kami Kementerian PU sebagai supporting unit program swasembada pangan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian selaku leading sector, melaporkan apa saja yang sudah kami kerjakan dan apa yang akan kita kerjakan pada beberapa bulan ke depan, agar arahan Presiden untuk swasembada pangan bisa segera tercapai," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (30/12/2024).

Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS/BWS) telah melakukan survei dan verifikasi lapangan bersama Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), Dinas Pertanian dan TNI.

Penyusunan Rencana Kerja

Kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana pekerjaan fisik (saluran, bangunan air, pintu air, pompa drainase), pengadaan pompa dan pipa (pompanisasi), serta rencana tanam padi dan pengadaan sarana prasarana produksi (saprodi).

"Dari hasil verifikasi lapangan, terdapat total penambahan luas tanam 2.087.602 ha yang meliputi irigasi seluas 537.855 ha, OPLAH seluas 665.485 ha, dan pompanisasi seluas 884.261 ha," jelas Dody.

Selain itu, Kementerian PU juga akan memberikan dukungan optimalisasi lahan (OPLAH) melalui normalisasi/pemeliharaan saluran 2.600 km, pembangunan/rehabilitasi bangunan/pintu air 2.490 unit, serta pengadaan dan pemasangan pompa prain 10 unit. Untuk pompanisasi juga disediakan pompa 30.400 unit dan pipa 1.801 km.

Sementara Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan pasokan benih, pupuk, pestisida, serta alat dan mesin pertanian juga sudah disiapkan di seluruh wilayah Indonesia. Jika semua berjalan sesuai rencana bersama,

"Semua sudah siap mulai dari irigasi, benih, pupuk sudah kita bahas dan menunjukkan hasil yang positif, Insya Allah lebih bagus daripada tahun 2024. Kalau berjalan dengan baik 1 Januari sudah bisa running, Alhamdulillah persiapannya cukup matang berkat kerja keras PU dan TNI," tutur Mentan.

2 dari 3 halaman

Topang Swasembada Pangan, Bendungan Jlantah Diresmikan Januari 2025

PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah mempercepat pengerjaan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Progres pengerjaannya sudah mencapai 98,54 persen, dan target bisa diresmikan oleh pemerintah pada Januari 2025.

Proyek Bendungan Jlantah dikerjakan melalui skema Kerja Sama Operasional (KSO) dua BUMN Karya, antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk-PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Total nilai kontrak Bendungan Jlantah sebesar Rp 1,025 triliun.

Direktur Operasi II Waskita Karya Dhetik Ariyanto mengatakan, keberadaan Bendungan Jlantah akan mendatangkan manfaat besar. Terutama bagi kepentingan irigasi guna mendorong ketahanan pangan dan target swasembada pangan 2027.

"Pemerintah bertekad memastikan produksi pangan nasional supaya mampu memenuhi kebutuhan rakyat tanpa harus impor. Maka keberadaan Bendungan Jlantah, dapat mendorong tujuan tersebut, karena mampu meningkatkan produktivitas pertanian," tutur Dhetik dalam keterangan resmi, Selasa (24/12/2024).

Nantinya, bendungan ini dapat mengairi lahan persawahan seluas 1.494 hektar (ha) di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo. Ia menjelaskan, sebelumnya pengairan sawah di sekitar Kabupaten Karanganyar mengandalkan tadah hujan.

"Melalui saluran irigasi dari Bendungan Jlantah, ke depannya panen bisa dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun. Tidak lagi bergantung pada musim," jelas Dhetik.

Kemudian bisa meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 172 persen menjadi 272 persen pada lahan seluas 806 ha. IP pada lahan seluas 688 ha pun berpotensi mencapai 272 persen.

 

3 dari 3 halaman

Desain Bendungan

Dhetik menjelaskan, bendungan yang didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter tersebut memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3).

Kemudian, air baku yang bisa disuplai mencapai 150 liter per detik untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.

"Bendungan Jlantah pun mampu mereduksi banjir di persawahan di Desa Bendosari, Kabupaten Sukorharjo, hingga 87 ha," imbuh dia. Adapun bendungan ini juga mampu mendukung ketahanan energi, lantaran berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sebesar 0,625 Megawatt (MW).   

Video Terkini